Meski
sudah terlambat saya tetap ingin merespon mengenai kebijakan pemerintah dalam
mengendalikan jumlah sampah plastik yang
semakin menngkat. Kebijakan tersebut berlaku di supermarket maupun minimarket
seperti alfarmart dan indomart. Kejadian pun saya alami saat berbelanja di Indomaret
waktu itu hanya membeli suplemen iseng-iseng mencoba pemberlakuan kebijakan
tersebut, pilihan saya pun masuk ke Indomaret.
“Selamat
datang di Indomart”, sambil senyum centil khas keramah tamahan, aku masih
terkaget dengan slogan pembeli langsung disambut kekompakan tim Indomaret.
“Mbak
Omeproz 1”
“Seratus
empat puluh lima ribu rupiah” senyum Mbak Kasir dengan muka sumringah. Saya pun akhirnya memberikan
uang lima puluh ribuan tiga lembar.
“Uangnya
seratus lima puluh ribu rupiah, mau nambah pulsanya sekalian mas? Tersenyum
lagi menawarkan pulsa
“Ndak
usah mbak....”masih berlaga gak butuh
“Ini
suplemennya ya mas...” sambil menyodorkan omeproz ke tangan saya, ada yang
tidak seperti biasanya dan begitu janggal. Mungkin karena ia melihat bahasa
tubuh saya kemudian nyeletuk.
“Mas
kalau mau diberi plastik nambah Rp. 200”, sedikit terkaget dalam hati ternyata
memang sudah diberlakukan.
“Oh
yaa...mbak tapi aneh ya Mbak kebijakan pemerintah, yang dilarang kok bungkus
plastiknya gak bungkus barang
belanjaannya. Padahal orang belanja itu yang mengandung plastik dan botol adalah barang belanjaanya bukan plastik
pembungkusnya, Mbak kasir pun juga sempat bengong,
(gak begitu pasti bengong mikir apa memang baru nyadar)...ah,...sudah lah mbak gak usah dipikirin...makasih yaa” sambil
nyelonong keluar.
Saya
sangat setuju sekali atas pengurangan jumlah plastik dalam berbelanja. Apabila
tidak menggunakan plastik pun juga saya tidak dirugikan. Menilik lebih lanjut
bahwa jenis plastik di Indomaret akan lebih mudah terurai tanah sesuai dengan
icon yang tertera meskipun saya belum meneliti sendiri makna yang tercetak
dalam plastik tersebut.
Saya
juga berfikir bahwa jumlah plastik barang belanjaan lebih banyak jenisnya dari
makanan, kebersihan dan sebagainya. Hampir semua barang dibungkus plastik yang
tidak teridentifikasi jenisnya, mudah terurai atapun tidak. Belum lagi bahan
kebersihan diri misalkan shampo yang rata-rata menggunakan botol plastik secara
pandangan saya, botol plastik lebih susah terurai dengan tanah dibandingkan
dengan plastik biasa.
Kebijakan
yang sangat nyata apabila dilihat dari akar sebuah sampah yang dihasilkan oleh
industri. Limbah barang produksi tidak hanya menyangkut dari proses barang
melainkan pemanfaatan barang setelah diterima konsumen. Akan lebih menarik
apabila semua yang berhubungan dengan wadah sebisa mungkin diminimalisir,
Apabila bisa diganti dengan bahan lain misalkan diganti dengan kertas itu lebih
baik.Teknik isi ulang juga akan mengurangi sampah berbentuk botol yang sekarang
sudah diberlakukan oleh cairan anti nyamuk, pelembut setrika dan lainnya. Saya
menunggu kebijakan diperuntukan kepada produsen yang masih menggunakan botol
untuk menyediakan isi ulang dalam bentuk lain selain menggunakan botol.
No comments:
Post a Comment