Monday, 6 June 2016

Aktor dan Akting

Aktor dan Akting

Gemercik air jatuh dari belakang rumah Dharma terdengar Yatmi berjalan kearah depan pintu rumah. Langkahnya semakin cepat sesaat setelah salam diucapkannya Dharma. Dua buah tangan Dharma membawa dua utas tali bambu yang beranyam didalamnya timun suri ia bawakan dari pasar. Ditaruhlah topi di atas meja makan yang tak ada satupun makanan yang tersaji disana. Yatmi menanggapi buah tangan yang diberikan oleh suaminya dengan mengatakan, “Sudah ada timun suri berati sudah mendekati bulan puasa ya pak?”

Dharma diam sejenak, “Iya bu...tapi masih mahal harganya”. Sembari membawanya ke arah belakang Yatmi berkata “Zaman sekarang apa sih pak yang gak mahal?”

Dharma melepas baju ia sandarkan di bahu kursinya, menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri, meregangkan pegal pada bagian leher terasa. Dharma mulai berfikir dengan kesibukannya bekerja yang nantinya akan dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Bahagia sewajarnya introspeksi sebesar-besarnya, lamunannya menggiringnya lebih mendalam tentang satu tahun ke belakang.

Naskah pun dibacanya dengan adegan prolog diam membisu.
Selalu menahan atas semua dari kebiasaannya.
Namun aktor mengira bahwa itu benar-benar akting yg harus berakhir dalam beberapa waktu.
Sutradara tersenyum dengan kasih sayangnya kemudian berkata,
"Aku pun menyuruh km untuk selalu berakting dalam panggungku dari hidupmu ini yg penuh kesewenangan, aktingmu tak mempengaruhi fungsinya Aku sebagai sutradara".




No comments:

Post a Comment