Aktor dan Akting
Gemercik
air jatuh dari belakang rumah Dharma terdengar Yatmi berjalan kearah depan
pintu rumah. Langkahnya semakin cepat sesaat setelah salam diucapkannya Dharma.
Dua buah tangan Dharma membawa dua utas tali bambu yang beranyam didalamnya timun
suri ia bawakan dari pasar. Ditaruhlah topi di atas meja makan yang tak ada
satupun makanan yang tersaji disana. Yatmi menanggapi buah tangan yang
diberikan oleh suaminya dengan mengatakan, “Sudah ada timun suri berati sudah
mendekati bulan puasa ya pak?”
Dharma
diam sejenak, “Iya bu...tapi masih mahal harganya”. Sembari membawanya ke arah
belakang Yatmi berkata “Zaman sekarang apa sih pak yang gak mahal?”
Dharma
melepas baju ia sandarkan di bahu kursinya, menggelengkan kepala ke kanan dan
ke kiri, meregangkan pegal pada bagian leher terasa. Dharma mulai berfikir
dengan kesibukannya bekerja yang nantinya akan dipertemukan dengan bulan
Ramadhan. Bahagia sewajarnya introspeksi sebesar-besarnya, lamunannya
menggiringnya lebih mendalam tentang satu tahun ke belakang.
Naskah pun dibacanya dengan adegan prolog diam membisu.
Selalu menahan atas semua dari kebiasaannya.
Namun aktor mengira bahwa itu benar-benar akting yg harus berakhir dalam beberapa waktu.
Selalu menahan atas semua dari kebiasaannya.
Namun aktor mengira bahwa itu benar-benar akting yg harus berakhir dalam beberapa waktu.
Sutradara tersenyum dengan kasih
sayangnya kemudian berkata,
"Aku pun menyuruh km untuk selalu berakting dalam panggungku dari hidupmu ini yg penuh kesewenangan, aktingmu tak mempengaruhi fungsinya Aku sebagai sutradara".
"Aku pun menyuruh km untuk selalu berakting dalam panggungku dari hidupmu ini yg penuh kesewenangan, aktingmu tak mempengaruhi fungsinya Aku sebagai sutradara".
No comments:
Post a Comment