Thursday, 9 June 2016

Kuliah di Bulan Ramadhan


Kontrakan Radiation of Slank Jalan Tirto Agung Timur pagi itu sekitar 7 tahun yang lalu masih tertutup. Adapun penghuninya masih melakukan aktifitas didalamnya.

“Cieeh…melakukan aktifitas, lalu apa saja aktifitasnya mereka?”
“Yuk…kita telusuri lebih jauh”

Pagi sekitar jam 8 mentari telah bersinar dari arah Perumahan  Korpri depan Kampus Undip. Aktifitas kontrakan masih terbilang lengang. Kegiatan pagi yang telah berjalan yaitu Dodok yang asyik dengan sebuah sapu lantainya merayap debu dari ruangan belakang sebelum kamar mandi, ruang televisi terakhir ruang tamu yang menjadi ruang parkiran motor Jupiter Z,  Astrea Grand dan Supra Fit. Kukuh teman 1 kamarnya Dodok sedang asyik telpon dengan perempuan tidak bisa ditebak statusnya, teman atau pacar.

Alfiat sedang mendengkur di kamar tengah bersama Romi teman kamarnya. Petak kamar berukuran 3 x 3 meter hari kemarin masih terasa capek dengan kuliah hari Senin.  Komputer masih keadaan stanby habis dipakai untuk mengetik tugas dari pak dosen. Saking capeknya Alfiat bergumul dengan selimut tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Romi yang malam sebelumnya berbuka puasa dengan nasi jagungnya dari Temanggung serasa awet rasa kenyangnya sehingga dia tidak sempat makan sahur bersama teman-teman.

Saya menghuni kamar bagian belakang yang berdekatan dengan kamar mandi. Zaki adalah teman 1 kamar menghuni kontrakan ini. Pagi itu Zaki sedang mencuci pakaian dibelakang, pakaiannya telah direndamnya semalam sehingga pengucekan memang harus dilakukannya agar tidak menimbulkan “bau”. Sedangkan Dodok mengampiri kamar saya kemudian ngobrol untuk rencana kuliah hari.

“Kron... hari ini kuliahnya siapa?’
“Jam pertama Pak Edi Dok, Teknik USG kemaren katanya penanggungjawab mata kuliah hari ini kuliah jam 8”
“Ohh iya...harus mandi dulu sekarang udah hampir jam 7’

Dodok mengambil urutan mandi pertama, mahasiswa satu ini tergolong paling pintar, me-manage waktu menjadi tolok ukur penghuni kontrakan, apabila Dodok belum mandi sangat tidak mungkin penghuni lain juga ingin mandi, bisa dikatakan Dodok ini penggerak semangat yang lainnya.
Zaki berjalan keluar rumah membawa ember berisi pakaian selanjutnya akan dijemur di samping rumah. Bentangan 3 utas kawat membujur tempat berakhirnya proses pencuciannya yaitu penjemuran. Setelah selesai dia juga masuk ke kamar dan menanyakan hal sama.

“Lek...jadi kuliah Pak Edi hari ini?”
“Sepertinya jadi Zak,ya udah nanti tak aku dulu tak mandi ya...”
“Oya jek...aku nyusul setelah kamu ya..Fiat, Romi sama Kukuh dikasih tau kalo kita kuliah jam 8”

Kamar mandi hanya 1 untuk digunakan harus mengantri disaat semua butuh diwaktu yang sama disaat berangkat kuliah. Nikmatnya kebersamaan saling menunggu ini, sering dilalui hampir setiap hari. Disaat semua sibuk dengan kegiatan di kamar mandi Dodok sudah stanby di teras kontrakan, berpakaian seragam atasan putih ala mahasiswa kesehatan dengan bawahan celana biru.

“Cepetan....bos...kelamaan” ucap Romi menunggu didepan pintu kamar mandi.
Kebiasaan yang selalu tergesa-gesa dengan sedikit arogansi tingkahnya. Tapi semua penghuni sudah kebal dengan tingkahnya meskipun dia sering muncul kekonyolannya. Saya menempati urutan ke tiga setelah Zaki untuk siap berangkat ke kampus. Berasa gayung bersambut saya dengan Zaki, tidak lain kebetulan Saya sering berangkatnya harus nebeng bareng boncengan naik Jupiter Z nya. Satu per satu sudah selesai kemudian mereka melanjutkan perjalanannya menuju kampus.

“Pak Edi sudah datang?” tanya Zaki kepada teman yang sudah berada di depan pintu ruang perkuliahan.
“Belum datang...tapi sudah berada di kantor dosen”
Tak lama kemudian Pak Edi datang dengan khas kumisnya menuju ruang perkuliahan. Satu per satu mahasiswa di absen di tengah-tengah aktivitas tersebut dari ujung pintu terdengar ketukan pintu ternyata ada salah satu teman yang terlambat.
“Tok...tok...tok...” semua mahasiswa hening
“Permisi pak...maaf terlambat”
“Iya...silakan tidak usah mengikuti perkuliahan Saya, bukannya diawal perkuliahan untuk jam kuliah Saya harus datang tepat waktu?”, Pak Edi bicara dengan nada tegasnya.


No comments:

Post a Comment