Sunday 16 April 2017

Nasib Mahasiswa Terbuka

Satu teman masih berkedudukan sebagai mahasiswa juga mempunyai pekerjaan yang mulia menjadi sekertaris desa. Dua tugas yang tidak bisa dianggap remeh belajar dan bekerja dalam satu waktu dari hari Senin hingga Minggu menguras banyak energi serta pikiran demikian hemat saya. Beruntung model pembalajaran perkuliahan dilakukan diakhir pekan sehingga hari-hari aktif bisa dimanfaatkan berkecimpung sebagai abdi masyarakat.

Waktu terakhir kuliah seperti layaknya mahasiswa membawa beberapa berkas proposal  seminar tugas akhir juga dialami. Bedanya bebrapa teknis bertemunya kepada dosen, tentunya cara mereka kuliah menggunakan uang yang relatif tidak sedikit berkesempatan berlama-lama berkonsul ria. Itupun apabila ketemu para dosen yang membuat smile hati dengan beberapa sugesti pastilah nanti proposal ketemu bareng saya pastilah acc penelitian berikutnya.

Sembari berkelakar dengan Pak Lurah yang menggunakan sepeda motor merek Honda tetap asyik meski tugas akhir masih di awang-awang baik dari latar belakang sampai metodologi penelitian. Masih enjoy mahasiswa terbuka saking terbukanya hati dan pikiran lowong terasa tidak ada terlalu beban yang disunggi harus target wisuda. Saat saya tanya, kapan propsal sudah akan dikumpulkan?. Masih 2 minggu lagi terasa masih panjang, lalu bercanda ria kembali bersama teman-teman satu kelas, rupanya banyak juga kloter mahasiswa terbuka. Terasa gampang lalu saat makan siang disebuah tenda mie ayam  senjata ampuh berupa flashdisk dikeluarkan dari tas “Eh mbak saya ngopy laporan tugas akhirnya donk!”, begitu pintanya.

Sampai rumah badan sudah lunglai, membuka laptop saja lebih enak buka hape liat status teman kali saja punya informasi menarik. Baru sadar ternyata hari ini Kamis bahwa besok Jumat adalah deadline pengumpulan proposal. Kebetulan ada salah satu mahasiswa terbuka mempunyai kenalan bisa dibilang pernah suka sebagai aktor pecinta yang tak sampai. Sampai akhirnya bunyi WA terus terdengar, mengupayakan bantuan agar laporan besok bisa dikumpul. Ternyata peraturan konsul menggunaka e-mail meski tidak berkata kurang efektif namun demikian adanya. Beberapa detik proposal penelitian telah terkirim, lalu kualitas mahasiswa terbuka apa benar-benar terbuka jalan berfikirnya?

No comments:

Post a Comment