Saturday 30 April 2016

"Aku satu"

'Aku satu' perbendaharaan tersembunyi maka inginkanlah 'Aku, supaya diketahui siapa 'Aku, maka 'Aku jadikanlah Makhluk-Ku.

Biarkan sajak-sajak pagi tercipta, narasi-narasi memutarkan sejarah, puisi-puisi lahir dari seorang pujangga biarkanlah semua hanya  bentuk ucapan manusia yg dibekali oleh Tuhannya.  Maka sesekali Rindulah dari ucapan Tuhan kepada hambanya karena ini adalah tujuan utamanya.

Friday 29 April 2016

2 meter dg sastrawan Indonesia


Kayuhan roda becak mengantarkan Aku sampai depan Masjid Baiturahman yang sangat berdekatan dengan jantungnya Kota Semarang. Sejenak Aku melihat jam digital handphone menunjukkan pukul 15.38 WIB sesuatu yg patut dikerjakan yaitu melaporkan diri pada Sang Pencipta dengan bergegas mencari tempat untuk bersuci. Segar terasa air basuhan hingga menetes ketika berjalan ke lantai 2  tempat untuk bermunajat Kepada Nya. Kata Amin istilah penyebutan harapan bagi hamba khususnya agar bisa lebih memaknai dari perjalanan mencari ilmu dari sesama manusia. Sekaligus menjadi tanda perlahan kaki meninggalkan tempat bersimpuh menuju teras untuk sekedar bersantai menikmati sore hari nya di Kota Semarang.

Sepertinya ada yang masih mengganjal dalam benak, tentang cara besok agar bisa segera kembali ke Pekalongan di pagi hari sebelum jam 07.00 WIB yang kemudian bisa on fire nandhang gawe. Jalur kereta api masih menjadi idolaku dengan fasilitas disiplinnya memungkinkan Aku bisa sampai sesuai rencana. Langkah selanjutnya membeli tiket di sekitar area Simpang Lima yang mematahkan ide dari awal untuk membeli tiket di Stasiun Poncol karena keadaan loket penjualan tiket telah penuh. Minta bantuan teman solusi paling ampuh dalam usaha pencarian tiket kepulangan. Teman tersebut bernama Mas Royyan kebetulan beliau masih bertugas  disekitaran Kota Semarang. Kendaraaan beliau pun melaju bersamaku menuju arah Jalan sekitaran Wonodri dan berhentilah di pusat perbelanjaan modern. Tiket untuk besok sudah didapatkan, selanjutnya mencari amunisi perut agar tetap tenang saaat bermaiyahan. Satu jam tidak terasa dihabiskan sekedar sharing pengalaman diklat suka duka menjadi anak kos lagi di Semarang, begitulah kelakar Mas Royan yang kata belaiu hari masih panik menghadapi ujian besok. Suara Adzan Magrib pun sayup mulai terdengar dari arah timur. Sekitaran tempat makan pun turut menyautnya sebagai tanda waktu sholat magrib telah tiba. Bergegaslah kembali mencari tempat bernaung agar tetap terpaut Kehadiran Nya. Semakin ramai saja orang-orang mendekati Adzan Isya mungkin sekalian kedatangannya turut bermaiyahan di malam ini.

Chek sound
 telah terdengar di sekitaran area selatan halaman masjid. Panitia Gambang Syafaat sibuk mempersiapkan segala sesuatunya termasuk kain spanduk MMT sebagai alas untuk para jamaah sesekali mereka meluruskan satu sama lain agar tetap memberikan kenyamanan bagi jamaah maiyahan yang mulai berdatangan. Di bagian paling blakang terdapat tenda pedagang 2 diantaranya penjual marchandisedan 1  pedagang kopi panas. Paling diminati jamaah adalah kaos maiyah serta ciri khas kupluk (peci) berwarna putih melingkar dan ditengahnya berwarna merah. Hanya sekedar sebagai kenang-kenagan dari Maiyahan terpilih 1 kaos dan 1 buah kupluk untuk segera Aku tebus dari penjaja marchandise yang wajahnya  mirip seperti pepi de explorer.

Seorang Bapak berdiri menghadap mimbar kemudian menghampiri ku sembari bertanya,
"Mas kalau mau ikutan jamaah ini ada kartu anggotanya apa ndak?"tanya dia.

"Kayak nya sih ndak pake kartu anggotanya  pak, hanya datang silaturahmi pas ada pertemuan tiap bulannya" kumudian Aku balik  bertanya kepada Bapak ini.

"Lho...Aku kira Bapak ini dari tim Kiai Kanjeng Jogja Pak?"

"Ndak mas... Saya asli Wonosobo dinas nya di Semarang. Kebetulan Saya tadi siang membaca koran katanya ada pengajian Emha di Masjid Baiturahman" sahut Bapak atas pertanyaanku.

"Oya Pak...Monggo duduk aja, kayaknya acara sudah mulai mungkin ada pembukaan dari tim Gambang Syafaat" ajakku sambil berjalan menuju baris paling depan.

Panitia segera memberikan isyarat melalui microphone nya agar para jamaah yang hadir segera mengisi barisannya, sejenak kemudian pembukaan dimulai. Tadabbur Selfie adalah judul dari edisi 25 April 2016 dari  maiyahan Gambang Syafaat. Tadabbur berarti wujud pendekatan hati untuk menumbuhkan kecintaan makhluk kepada Tuhannya. Selfi pada zaman sekarang upaya untuk memaparkan profil atas diri manusia kepada orang lain. Pencerahan demi pencerahan terus terbuka menghadirkan kecintaan hamba kepada Pemilik seluruh alam.

Selingan lagu di tampilkan oleh "musik biasa saja", paduan aliran musik pop dengan tambahan alat musik  gamelan, biola, serta alat perkusi tradisional lainnya yang syarat kental lirik religinya. Ditengah tengah lagu di balik stage terdapat pintu yang cukup lebar sehingga kegiatan panitia didalamnya dapat terlihat oleh para jamaah. Sesekali melintas panitia berlalu  lalang dengan kesibukannya. Terlintas seseorang berpakaian putih hingga kupluknya yang terlihat dari belakang, dalam hatiku pun berkata

 "Mbah Nun sudah datang"

Berisik jamaah lainnya pun menyaksikan pemandangan yang baginya sangat luar biasa. Lirik lagu pun terus mengalir hingga pada akhirnya selesai. Mbah Nun segera menuju stage acara. Salam hangat menyambut diantara kebanggaan karena telah hampir 5 bulan terakhir beliau tidak sempat singgah dalam Gambang Syafaat. Diantara beberapa tempat yang beliau singgahi cukup lama Gambang Syafaat merindukan kehadirannya. 


"Jika ada dua anak yang pertama selalu didampingi orang tuanya kemudian anak kedua dibiarkan begitu saja yang tumbuh mandiri maka lihatlah hasil kemandirian dari kedua anak tersebut. Anak yang dibiarkan begitu saja oleh orang tuanya akan bisa belajar atas kemandiriannya", sekiranya seperti itulah beliau mencairkan suasana pembukaan acara.

Sungguh nikmat kedamaian hati dapat bertemu tanpa hijab tim keamanan. Wajah putih terpancar dari paras yang menunjukkan banyaknya pengalaman hidup olehnya. Uraian panjang rambut mengikal ciri khas baginya sastrawan mempunyai tingkatan isi karyanya sebagai pengabdian kepada Tuhannya. 

Masalah demi masalah dilontarkan dari jamaah sebagai cara beliau untuk mendekatkan diri kepada calon kader bangsa. Kebetulan yang hadir dalam acara tersebut masih berstatus sebagai mahasiswa di Kota Semarang. Gelak tawa terkadang menyisipi disetiap pertanyaan karena saking groginya harus berkomunikasi langsung kepada Mbah Nun. 

Selingan lagu dibawakan oleh "musik biasa saja" agar suasana lebih santai oleh suara suara hasil karya alat musik dan seperangkatnya. Sembari Mbah Nun beristirahat menikmati kepulan asap rokok, kacang rebus serta pisang yang disajikan sama halnya jamaahnya tanpa ada pembeda baik jenis maupun tampilannya. Tidak hanya ucapan yang mempunyai unsur nasehat menurutku dia memberikan pencerahan setelah memberikan contoh yang telah beliau buktikan.

Puncak acara beliau semakin mengerucut atas pembahasan rangkaian acara malam itu. Rasa kantuk ku hampir tidak ada tanpa Aku menyadari bahwa waktu menunjukkan pukul 02.37 WIB. Sungguh luar biasa atas Kekuatan Nya bisa mendalami maiyah dengan keberuntungan bisa lebih dekat dengan jarak 2 meter bisa melihat langsung bersama Mbah Nun. Bukan tujuan untuk mentaklidkan beliau atau bahkan mengkultuskan atas kehadirannya. Melainkan luapan kebahagiaan atas kedatangan orang tua yang mengalami dan mengerti akan sejarah bangsa yang mencakup 3 periode orde baru, reformasi serta masa demokrasi atau bahkan sebelum orde baru, entah?yang Aku tahu beliau menjadi saksi sejarah Bangsa Indonesia.

Acara pun usai waktu hampir menunjukkan pukul tiga pagi yang ditutup atas doa nya bagi seluruh jamaah maiyah serta bagi bangsa Indonesia. Aku pun bergegas menuju stasiun menunggu kereta untuk kembali ke rumah dan semoga maiyah malam ini dapat bermanfaat terutama bagi kehidupan pribadi dan berharap Tuhan memberikan kekuatan beristiqomah  Kepada Nya.



Thursday 28 April 2016

Negeri Tayamum

Sebatang rokok keluar telah dikeluarkan dari kotaknya, simbah mematik korek api kemudian membakarnya. Kepulan asap keluar satu persatu lalu berceritalah.
"Ngger...ngger... (sebutan kpd cucu)
km tau hakekat bedanya wudhu dan tayamum?" pertanyaan itu terlontarkan dari mulutnya simbah.
Salah satu cucu dari simbah menjawab dg kehatihatiannya.
"Wudhu itu bisa dilaksanakan jika airnya memenuhi syarat mbah...kalau tayamum biasanya si saat gak ada air, pakai debu...begitu mbah!"ujar si cucu.
Senyum terurai dg dahi yg menampakkan garis pengalaman memaknai hidupnya. Seketika itu simbah menanggapi jawaban dari cucu nya.
"Sangat betul ngger..atas jawabanmu, km bisa memaknai dua cara tersebut atas kecemasanmu di saat ini?" sambung pertanyaan lagi kepada cucunya.
"Wah...mbah...kebetulan saya kurang cakap bisa melihat zaman sekarang, memang gimana tho mbah?" jawab sang cucu dg nada menyerah.
Simbah menghela nafas sejenak mencoba menjawab pertanyaan cucunya.
"Kamu hidup sekarang seperti seorang musafir yang akan beribadah, kemudian km mencari tempat wudhu tapi tidak ada air yg mengalir bahkan air mineral yg kamu bawapum telah habis. Tuhan pun memberi jalan atas niat kamu utk mengingatnya dg cara tayamum. Maka tayamumlah utk bisa mengingat Nya kemudian lanjutkan perjalananmu".
"Negara dan seperangkatnya belum bisa memberikan terbaik buat rakyatnya. Maka terima apa yg bisa mereka lakukan sekarang. Kembali lagi kamu menyadari km masih bertayamum".
"Jangan pernah mengharapkan sesuatu kepada negera. Berpikirlah agar kamu bisa melakukan sesuatu untuk negara walaupun dg tingkah laku kecil membuang sampah pada tempatnya".
"Bertayamumlah lalu beribadah (bekerja) teruskan perjalananmu jangan pernah menyerah untuk menemukan sumber air (kebaikan diri sendiri) suatu saat karena keikhlasan ibadahmu, Tuhan akan merubah nasib negaramu. Kalaupun kamu tidak merasakan hasil, mungkin generasi anakmu, kalaupun anakmu belum merasakan, mungkin cucumu tapi yakinlah Tuhan maha melihat atas usahamu utk berbuat baik".
Simbah pun terus melanjutkan pembahasan lain tentang makna kehidupan yg harus pola pemikirannya bukan untuk merubah sistem, melainkan menciptakan mental generasi muda yg jernih dan luas pemikirannya agar menciptakan sistem yg lebih baik.
(Kenduri cinta)


Panda di Hutan Belanda


Raja hutan meraung berjalan membawa teman dari hutan kepulauan. Memang benar keberadaannya seekor mamalia Panda dibawanya dari kepulauan seberang. Kehidupan seperti biasanya kicuan burung menyambut kedatangan Raja Hutan. Daun pinus tumbuh lebat dibawahnya kumpulan satwa kecil merayap melakukan kegiatan gotong royong membangun rumahnya. Kancil serta tupai meloncat berirama menari bermain di pinggir sungai dibalik lembah. Monyet terus berpindah dari pohon yg sangat tinggi mengayunkan tanganya atas kegembiraannya dihari itu. Gemercik tetesan mata air mengalir terus mengaliri seirama deringnya tanda kehidupan satwa yg singgah.

Satu rumpun Panda hidup berdampingan dengan Raja Hutan. Aneka tumbuhan lumut menguliti bebatuan melingkupi tempat singgah dua satwa yg begitu akrabnya dan sangat disegani oleh penduduk hutan. Keberadaannya tak mengusik aktifitas ekosistem dari kehidupan hutan. Ada ataupun tidaknya mereka, penghuni hutan tetap solid menjalankam masing -masing perannya.

Mentari mulai menarik diri dari hamparan langit. Burung pun mulai memutar mengerucut ke salah satu pohon sebagai tempat tinggalnya. Kesemuanya itu menunjukan bahwa senja telah datang dan kehidupan malam pun dimulai. Raungan keras di puncak bukit hutan terdengar sebagai tanda ada peringatan bagi penghuni hutan. Raja Hutan mengundang seluruh pengguni hutan untuk mendengarkan sabda Raja. Ketika semuanya telah berkumpul maka sabda Raja Hutan pun terucap.

"Wahai penghuni hutan...Tidak lah kau tahu akan kekuasaan ku di hutan belantara ini?"ucapan tegas yg keluar dari mulut Raja Hutan.
Tupai melompat ke depan dari kerumunan penghuni hutan lalu berkata,
"Tak diragukan lagi Raja..engkau penguasa hutan tempat tinggal kita ini...sepertinya ada sesuatu hingga malam ini kita semua diundang untuk menghadapmu?"ucap tupai menanggapi pertanyaan sang Raja Hutan
Raja Hutanpun menjawab,"Sebentar lg aku mau keluar dari Raja Hutan ini, ada tugas lebih penting dari sekedar Raja Hutan. Aku titipkan kerajaan ini ke Panda agar kalian lebih taat menjalani kehidupan lebih baik".
Suasana pun hening mewarnai pembicaraan tersebut. Sontak kancilpun berkata,
"Raja boleh pergi dan diganti oleh Panda namun, Apakah nasib kenyamanan hidup kita dapat terjamin?", tanya kancil kepada Raja Hutan.
"Selama kepemimpinan Panda...Saya menjamin kenyamanan kalian di sini. Seperti biasanya kalian melakukan aktifitas sehari-hari" jawab Raja Hutan atas pertanyaan si Kancil.

Mereka pun beranjak dari pertemuan itu. Penghuni hutan menerima keputusan Raja Hutan untuk mengakhiri jabatannya. Keesokan hari nya Panda pun mulai menjadi satwa nomor satu di hutan itu. Hari silih berganti Panda mulai menampakkan sifat aslinya, keras kepala, angkuh, serta berkata kasar kepada penghuni hutan lainnya. Keberaadaan kekuasaanya menjadikannya angkuh seakan akan penguasa paling pandai diantara lainnya. Tidak pernah dingin nada bicaranya ketika bicara sesuatu dengan dalih atas nama penghuni hutan.

Keserakahannya Panda berdampak pada kehidupan satwa kecil disekitar hutan. Rumah semut yg telah dibangunnya bertahun-tahun luluh lantak karena kesewenangannya. Panda membuat rencana untuk membuat salah satu satwa lebih berkembang biak lebih pesat, dengan dalih tersebut Panda memusnahkan satwa-satwa kecil yang menurutnya menjadi penghambat bagi kehidupannya. Panda pun tak menyadari bahwa sebuah ekosistem yang baik, dibangun oleh baiknya rantai makanan yang berkaitan. Apabila salah satu satwa dimusnahkan rantai makanan akan terganggu secara otomatis ekosistem di hutan akan menjadi kacau. Begitulah sifat Panda yg arogan kepada kehidupan penghuni hutan.


Panda pendatang yg angkuh berlaku kasar kepada penghuni hutan. Tak pernah menyadari sebelum ia datang ekosistem hutan sudah mulai tumbuh berkembang. Tak pernah menyadari bahwa kedatangannya hanya dibawa oleh Raja hutan. Rumah semut yg telah terbangun pun sudah berdiri kokoh sebelum ia datang. Semoga Tuhan menyadarkanmu, Panda.

Ngesrep

Suara adzan magrib mengiringi kaki ini turun dari bus kota di persimpangan patung kuda. Sebutan yang sangat dikenal bagi kaum pencari masa depan di Kota Atlas. Pencari masa depan dengan cara bermukim, bermasyarakat, menjemput rezeki, menambah imu dan hanya cuma sekedar mampir. Ada penyebab yang menjadikannya sangat ramai diantaranya gerbang utama masuknya tiga tempat perguruan tinggi, jalur menuju Bukit Kencana serta arah pusat Pemerintahan Banyumanik. Angkot kuning menjadikan ciri khas alat transportasi paling murah yang paling diminati berbagai kalangan pengguna Jalan Ngesrep. Sekitaran perempatan Ngesrep terbentang pertokoan ke arah Jalan Gombel lama dan baru. Di sebelah barat terdapat pemberhentian bus menuju arah kota. Tepat di pinggirnya ada sebuah masjid dan pondok pesantren menjadikan perempatan lebih religi walaupun tidak semua orang memperhatikan. Masjid ini lebih menjorok ke barat dari tepi jalan utama. Sebelah selatan ngesrep jalan menuju arah Ungaran sekitar 3 km akan di temui pusat perbelanjaan yang tiap awal bulan dibanjiri pembeli karena terkenal dengan harga miringnya.

Pagi hari sepuluh tahun yang lalu Ngesrep masih berkabut. Menambah mesranya dinginnya malam hari dan disambut dengan turunnya kabut dari arah perbukitan. Jalananan mulai ramai sekitar pukul 06.00 berbagai aktifitas anak sekolah serta lalu lalang bus dipenuhi seragam putih biru hingga putih abu. Menginjak pukul 07.00 berganti para pekerja dengan motor hingga mobilnya terus merayap menunggu giliran untuk melintasi lampu traffic light. Teriknya sinar matahari tak menyurutkan para mahasiswa untuk pergi ke kampusnya. Roda dua terus berlalu lalang keluar masuk Jalan Ngesrep. Menginjak pukul 14.00 suasana jalanan ramai kembali seiring dengan jam pulangnya anak sekolah. Ramainya keadaan ini berlanjut hingga adzan magrib berkumandang menandakan para pekerja belum sampai ke rumahnya. Begitu mulianya orang-orang yang melewati Jalan Ngesrep ini. Tuhan akan mengangkat derajat nya bagi orang-orang yang ingin menambah ilmu serta Tuhan akan memberikan jaminan Syahid bagi yang bekerja dengan mengharapkan Ridho Nya. Semoga Tuhan memberikan barokah kepada mereka. Sampai sekarang Saya belum pernah menemukan asal muasal nama Ngesrep. Kepada penduduk sekitar pun sepertinya tidak mengetahui sejarahnya. Mungkin harus bertanya kepada simbah yang ahli mengenai sejarah di sekitaran Banyumanik ini. Namun niatan itu hanya sekedar keinginan yang tertunda karena ada yang lebih penting dari hanya sekedar mencari tahu sejarahnya Ngesrep. 

Keinginan muncul lagi setelah sekitar 3 tahunan Saya tidak lagi melewati atau bahkan berhenti sejenak menikmati wedhang tahu di pinggiran jalan ini. Entah karena rasa kangen atas persimpangan yang menjadi sejarah bagi kehidupan Saya. Sekedar untuk bernostalgia sepertinya Saya ingin mencoba  memberikan arti mengenai Ngesrep menurut versi Saya. Arti ini sangatjauh dari kebenaran menurut sejarah yang ada. Kebetulan tempat kelahiran Saya di Jawa dan kata Ngesrep ini tidak jauh dari bahasa lokal yaitu Bahasa Jawa. Kata Ngesrep berasal dari kata “asrep” yang berarti adem, sejuk bahkan mendekati hawa dingin. Kata imbuhan “nge-“ bermakna membuat atau menjadikan sesuatu. Apabila dua kata ini digabung maka berarti menjadikan sejuk atau bermakna tempat yang membuat penghuninya akan berasa nyaman dengan kondisi alam yang sejuk dan keadaan masyarakanyang mengenakkan atau geguyub, melahirkan “asreping ati” (kesejukan hati). 

Berdasarkan kondisi geografis tanah ngesrep merupakan puncak bukit di sekitar bukit gombel menjadikan hawa udara di pagi hari sangat sejuk karena dulu nya banyak pepohonan yang masih tumbuh belum terjamah oleh perumahan penduduk. Semua nya itu hanya perkiraan dan kesempitan pengetahuan yang Saya miliki. Jangan pernah percaya apapun yang Saya katakana karena data yang Saya miliki belum begitu valid bahkan tidak ada referensi khusus dari sebuah narasumber. Tapi niatan Saya untuk mengenang bahwa Jalan Ngesrep adalah jalan perjuangan bagi kehidupan Saya di Kota Atlas.
Terima Kasih Tirto Agung dengan Kenyamanannya


Dharma


Kesuksesan Pak Dharma saudagar kaya yg mempunyai banyak sahabat, 2 diantaranya yaitu Pak Bhekti dan Pak Tinuwuh. 
Keduanya mempunyai sifat yg selalu melengkapi.
Pak Bhekti sosok sederhana yg teposeliro (tenggang rasa), tanpo pamrih (tidak mengharapkan) dan gedhe rumongso (tahu diri).
Sedangkan Pak Tinuwuh mempunyai sifat rendah hati, penyabar dan tabah menghadapi cobaan yg menimpanya.
Sungguh rukun dan akrab persahabatannya mereka dari semenjak kecil.
Letak rumah keduanya berdekatan dengan rumah Pak Dharma. Sehingga apabila Pak Dharma mengadakan suatu acara, mereka turut membantunya.
Kesehariannya Pak Bhekti selalu menampakan wajah riangnya tiap kali bertemu dg Pak Dharma.
Sifat Pak Bhekti yg gedhe rumongso untuk menghormati kepada sahabatnya ditunjukan dg rasa bahagia ketika melihatnya tanpa menghiraukan berjuta masalah yg dihadapinya.
Bahkan apabila Pak Dharma sedang pergi keluar kota, Pak Bhekti selalu menanyakan kabarnya walau hanya sebatas melalui pesan singkat.
Pak Tinuwuh selalu berendah hati menyelesaikan masalah dg rasa tenang serta kesabarannya dalam menghadapi cobaan.
Rendah hatinya hanya untuk mengunggulkan dan melapangkan dada Pak Dharma.
Kesabarannya dilakukan untuk terus mengharapkan rasa iba dari Pak Dharma.
Hati yg tenangnya menjadikan cara untuk bisa melihat keadaan agar bisa melobby hati Pak Dharma untuk mencukupi kebutuhannya.
Belum lama Pak Dharma memberikan hasil panennya Pak Tinuwuh sudah meminta hasil perkebunannya.
Disaat hasil perkebunannya dipanen beliau meminta hasil laut. Hingga begitu murah hatinya, Pak Dharma memberikan hasil panennya sebelum diminta.
Pada suatu malam Pak Dharma merenung melihat tingkah laku kedua sahabatnya.
Pak Bhekti selalu memberikan sesuatu yg tulus meskipun hy dg senyuman dan selalu menutupi segala macam kesedihannya dihadapan temannya. Bahkan sekedar menanyakan kabar jika tidak terlihat.
Pak Tinuwuh selalu memberikan terbaik bagi pertemannannya namun kebaikannya hanya untuk mengharapkan sesuatu yg menguntungkan baginya.
Pak Dharma tersenyum kecil hati kecilnya pun berkata "Sesama manusia pun ketulusan nya masih diragukan. Apalagi ketulusan kepada Tuhannya yg tak terlihat?"
*)dharma = pemberi
bhekti = tulus pasrah
tinuwuh = muncul, menimbulkan

Ngger...(sebutan trah jawa)

Tuhan memberikan atribut yg terlihat agar mudah dikenali atas jasanya.
Budaya dan sejarah tidak terlepas dari jatidiri bangsa.
Sejenak melupakan hiruk pikuk atribut luar negeri yg bergentayangan.
Mungkin pemilik atribut hari ini tersenyum melihat canggah canggahnya meniru gayanya.
Sembari berkata,
"Zaman mu beruntung 'ngger...Bisa hiiiihaaaa...hiiii....hiiii...sambil cekrak cekrek...di depan kamera".
"Hari ini lebih santai menghadapi hidup 'ngger.....bangun lebih awal karena akan bersolek menghias konde...".
"....ndak usah memikirkan gaya rambut karena harus memakai blangkon..."
....dan pada akhirnya km bisa bangun pagi mengalahkan ayam berkokok disamping rumah...hari ini km menjadi pemenangnya".
"Namun bukan hanya itu yg harus km lakukan. Tuhan memberimu kekuatan untuk bisa lebih bermanfaat bagi orang lain. Perbaiki sifatmu sedikit demi sedikit dg memberikan kebaikan kepada orang lain".
"Berkompetisilah melakukan kebaikan karena kebaikan membawamu menjadikan pribadi yg lebih unggul bukan hanya didunia namun menjadi kebanggaan bagi orang tua yang telah tiada".
"Berjuanglah ngger...hidupmu hanya sementara...."


Cirebon


Belum terlalu jauh dr langkah kaki dari sepertiga malam pergi meniti derunya kereta api megejar pagi.
Waktu fajar pun telah tiba sebagaima tujuan pun telah usai.
Jauh beda dg bayangan seperti stasiun yg seperti pernah dijumpai halaman depan penuh kendaraan parkir, barisan taksi serta keadaan berebut penumpang yg terjadi.
Kehangatan senyum bapak ojek menanyakan arah tujuan.
"Ojek asep....mangga..." nawar bapak ojek.
"Mboten pak...suwun..."jawabku pelan seirama tawaran bapaknya.
Bahasa sunda mulai terdengar dari riuh kerumunan penjemput rezeki distasiun ini. Bukan tanggung jawab saya kalo bapak tidak "mudheng" dg bahasa saya. Sangat masuk akal jika saya tidak bisa berbahasa lokal di daerah ini dan mereka yg seharusnya memahami keadaannya. Ahirnya pun lebih memilih untuk istirahat sejenak menunggu angkutan yang pas menuju persinggahan.
Trayek GP angkot biru sepertinya pilihan yg tepat sesuai dengan jawaban petugas khusus KAI, saat keluar dari gerbang utama. Menurut pak sopir, Kota Cirebon dihari aktif sangat ramai dengan banyak pelajar yg bersekolah di sini. Pelajar sekitar Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka misalnya yg turut mendukung eksistensi angkot di Kota Cirebon.
Meski sedikit informasi yg saya dapatkan di depan taman persinggahan saya turun berpisah dg pak sopir. Sederhana dan menerima rezeki dg kegembiraan ilmu dari pak sopir angkot yg selalu tersenyum menyapa calon penumpangnya.

Megono, Siapa yang memulainya?

Hari Sabtu itu tak seperti biasanya di pagi hari. Aku sengaja melihat kabar terbaru di Pekalongan dan Sekitarnya. Tak lain dan tak bukan sebelumnya Aku mendengar ada pentas musik yang diliput oleh salah satu  stasiun swasta yg membuat warga sekitar
turut mempertanyakan kaberadaannya.Ternyata memang benar sebuah karnaval acara pentas seni yang keliling dari kota satu ke kota lainnya. Kabupaten batang adalah kota yang disinggahi sebagai penerima acara karnaval tersebut yang tak jauh dari Kota Pekalongan tempat kaki berpijak melakukan tugas mulia sebagai Hamba Tuhan.

Keadaan siang harinya ada sebuah komunitas di jejaring sosial yang memberikan ulasan

mengenai pengklaiman makanan khas pantura yaitu nasi megono. Isi ulasan tersebut menyebutkan bahwa nasi megono berasal dari Kabupaten Batang. Dua jam setelah ulasan tersebut dipublikasikan mempunyai rating publik teratas karena komentar dari berbagai pihak yang mewakili dua daerah yang berdekatan jaraknya.
.
Publik telah memberikan nota kesepakatan yang tidak tertulis bahwa Nasi Megono berasal dari Pekalongan baik Kota maupun Kabupaten. Sangatlah pantas jika hal tersebut menjadikan ketidakpuasan secara individual. Biasalah saking cintanya terhadap daerahnya apapun yang dimiliki di daerah tersebut ketika orang lain mengusiknya, maka reaksi nya sangat  luar biasa, meskipun reaksi ini sebatas melalui media sosial.

Aku pun tidak serta merta 

"membenarkan atau menyalahkan"
ulasan mengenai asal muasal nasi megono.
Jika memang nasi megono berasal dari Kota Pekalongan
maupun Kabupaten Batang pun,
Aku tidak mempunyai bukti yang patut dipertanggungjwabkan kesahihannya mengenai  pencetus awal pembuat nasi yang paling khas ini. 
Bahkan sebelum Aku lahir nasi megono telah ada dan menjadi 
makanan sehari-hari.

Wikipedia termasuk Ensiklopedia terbesar menyebutkan bahwa nasi megono

ditemukan dari daratan pantura Jawa Tengah bagian barat termasuk didalamnya Kab. Pekalongan, Kota Pekalongan, Kab. Batang dan Kabupaten Pemalang. Kata ditemukan diatas memaknai bahwa nasi megono dapat ditemukan atau dapat dibeli di sekitar daerah pantura. Referensi Wikipedia mengenai nasi megono diambil  dari Media Indonesia. 30 Mei 2010. Diakses tanggal 11 May 2012. jika telusuri lebih lanjut halaman referensi tersebut tidak ditemukan. Artinya Wikipedia tidak mampu memberikian secara pastipenemu awal keberadaan nasi megono. 

Apabila orang lain (bukan penduduk pantura) memberikan klaim nasi megono berasal dari

Kabupaten Batang maka acuan sebagai landasan asal muasalnya  dari mana?
Orang lain (bukan penduduk pantura) yang baru pertama mencicipi nasi megono karena melewati jalanan pantura tidak sengaja mampir di Alun-alun Kabupaten Batang disana terdapat warung yang banyak menjajakan nasi megono disaat itu pula, mereka memberi label  sendiri nasi megono merupakan makanan khas Kabupaten Batang. Lantas sebagai warga Kota Pekalongan ikut menghujat atas pemberian label yang tersebut?

Pikirkan lebih matang...

Mereka yaitu  orang lain (bukan penduduk pantura)tidak mengetahui secara pasti asal muasal nasi megono. Maafkanlah atas ketidaktahuannya  karena yang anggapan mereka

Jika suatu tempat mempunyai penjaja makanan sejenis berarti disitulah asal makanan tersebut. 


Mereka kebetulan mampir di Alun-alun Batang yang aksesnya lebih mudah

dan banyak ditemukan nasi megono. Andaikan Alun-aluin Pekalongan terletak di pinggir jalanan Pantura dan disana dijajakan pula nasi megono maka mereka pun akan lebih mudah mengatakan bahwa nasi megono berasal dari Pekalongan.

Lantas siapa yang memulai nasi megono?


Selama Aku tinggal dan bermukim di Kabupaten Pekalongan Belum ada yang dapat memberikan bukti secara spesifik penemu nasi megono. Untuk memudahkannya penemu nasi megono adalah. Nenek moyang pantura yang tidak dapat diketahui tempat tinggalnya. Nenek moyang telah mewariskan kebudayaan kuliner yang dapat dinikmati oleh anak cucu nya.


Diracik dari bahan dasar nangka muda yang dicincang hingga kecil dan kelapa parut yang diberi aneka rempah menambah rasa sedap serta cita rasa selera. Janganlah terbebani oleh ketidaktahuan seseorang akan pengetauannya. Maafkanlah mereka. Sekalipun nasi megono diklaim oleh bangsa Amerika Serikat mereka tidak bisa menandingi cita rasa khas makanan ini yang sungguh lezatnya jika ditambah tempe goreng dan dihidangkan dengan teh hangat,


Selamat menikmati.


Monday 25 April 2016

Manusia dan Atributnya

Sejak kecil kita dinyanyikan lagu balonku yg berupa-rupa warnanya.
Menginjak taman kanak-kanak dikenalkan atribut masing-masing profesi.
Masa anak-anak dibanggakan dg tanda anak pintar karena berperingkat.
Agar diterima oleh komunitasnya seorang remaja dituntut untuk mengikuti tren yg terjadi dipergaulannya.
Bahkan disaat mulai dewasa syarat akan berfikir bahwa kekayaan merupakan puncak kebahagiaan manusia.
Keseluruhan doktrin tersebut akhirnya memperkecil ruang pemikiran yg seharusnya harus tenang untuk mencari kemungkinan lain yg terjadi.
Sejatinya meskipun warna balon itu sangat beragam kita sering lupa esensi balon tersebut. Tidak hanya bertujuan mengenalkan perbedaan warna melainkan harus menerangkannya fungsi balon baginya.
Apabila profesi hy dilihat dari atribut maka carilah bagian lain untuk memastikan bahwa dia patut dg profesinya tersebut.
Misalnya dokter identik dg jas putih maka kenalilah dokter sebagaimana mengenal orang lain. Seumpama dokyer tersebut tidak mengenakan jas putih, Apakah akan terus menghormati dg ketulusan?
Seorang dikatakan pemuka agama apabila beliau memang benar belajar agama dg hukum ilmu yg berasal dari sumber yg dipertanggungjawabkan. Pastikan dia memang mendalami ilmu untuk diajarkan kepada umat. Seringnya terbohongi oleh pakaian yg hanya terlihat dari luar. Baru satu bulan menggenakan atribut pemuka agama sudah di sebut pemuka agama tanpa diselidiki asal usul keilmuannya.
Pekerjaan dan kekayaan dua yang unsur saling berhubungan akan tetapi tidak menyebabkan hukum sebab akibat. Pekerjaan dilakukan atas kewajiban manusia sebagai makhluk Tuhan. Geraknya manusia dalam bekerja campur tangan kekuatan Tuhan semuanya tidak ada kemampuan lain, hanya kepada Nya lah seluruh hasil pekerjaan dipasrahkan.  Hasil sedikit maupun banyak Tuhan telah menakar sesuai dengan kemampuan. Hasil sedikit sebuah anugerah terbaik yg dari Tuhan. Hasil banyak pun seharusnya membuat hati lebih sadar semuanya, dari hasil campur tangan Tuhan. Carilah hamba-hamba Tuhan yg belum beruntung daripada keadaan kita. Berilah haknya  maka Tuhan akan lebih mencintai kita. Meskipun pekerjaan yg dilakukan sama ditempat sama, hasilnya pun akan berbeda karena Tuhan Maha Mengetahui dan Maha Pemberi Rezeki yg terbaik bagi hambanya.

Nikmat Tersungkur

Rentetan gerbong mulai merambat meninggalkan persinggahan sementara. Tak seperti biasanya keadaan yg tidak tepat waktu pun terjadi. Ternyata benar saat 15 menit berjalan tersungkurlah rangkaian muatan barang di dua jalur rel yg bersebelahan.

"Maka nikmat Tuhanmu, manakah yg kamu dustakan?"

Menunggu laju gerbong dimulai dg desiran penyegar udara serta dentingan nada suara manusia. Sekali kali penjaja formal menawarkan makanan ringan kepadanya.

Masih ada kekecewan terucap dari mulut manusia. Sebaik-baik pelayanan yg manusia lakukan masih ada kekurangannya.
Sekalipun itu pemberian dari Tuhan.

Thursday 21 April 2016

Kebaya 21

Bulan April adalah bulan kebaya dari tingkat sekolah dasar 
hingga para pegawai kantor turut serta membicarkannya.
Dari macam bahan dan warna kebaya masa kini 
disesuaikan dengan keserasian model serta tema
misalkan kebaya klasik hingga kebaya muslimah.
Tergantung dengan kebiasaan yang sering dikenakan oleh pemakainya.

Saya mencoba menelusuri sejarah kebaya dari sebuah ensiklopedi. 
Kebaya berasal dari Bahasa Arab, abaya yang berarti pakaian. 
Meski masih simpang siur asal kebaya yang saya tahu 
kebaya sepertinya hanya ada di daratan melayu khususnya di Indonesia.
Saya pernah membaca mengenai sejarah kerajaan di Nusantara. 
Pada zaman kerajaan Hindu Budha budaya berpakaian perempuan
menggunakan kain yang disebut kemben. 
Penggunaan pakaian ini, hanya dililitkan dari dada hingga di bawah lutut.

Seiring perkembangannya kemajuan kerajaan yang dipadukan
akulturasi budaya timur tengah, pakaian kemben mulai beralih lebih tertutup 
pada bagian dadanya. pada abad ke-18 pakaian kebaya hanya dipakai
oleh keluarga kerajaan. Sangat dinamis perkembangannya
pada abad ke-19 hingga abad ke-20 model kebaya di padukan dengan 
variasi busana muslim bagi mereka yang berhijab.

Kebaya dan emansipasi dua hal yang menyatu 
dalam sebuah peringatan hari pahlawan.
Emansipasi menurut KBBI berarti pembebasan dari perbudakan
lebih sepesifik proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan
sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum 
yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.

Kedudukan perempuan dengan laki-laki di Indonesia 
telah sejajar dalam apapun. Persamaan hak bidang pendidikan,
kesehatan serta hukum sungguh tidak dibedakan.
Perempuan sangat dilindungi  oleh undang-undang keadaan ini
diperoleh dari penghapusan diskriminasi hukum 
oleh badan perserikatan dunia.

"Hmmm...mmm hampir tidak ada celah perbedaan diantara keduanya 
terlihat berbeda disaat akan masuk ke toilet".


***

Pendidikan perempuan Indonesia semakin tahun semakin maju.
Bertambahnya lembaga pendidikan menyesuaikan
jumlah penduduk Indonesia. Tidak tanggung-tanggung motivasi
kepada para siswa SMA untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi
pun kerap dilakukan demi mengejar masa depan yang menjanjikan.
Alhasil kesempatan sama pun dapat diraih oleh perempuan dan berkompetisi
gender dengan kaum laki-laki.

Kesempatan kerja perempuan dapat di perolehnya disemua lini bidang pekerjaan
menyesuaikan pendidikan yang mereka miliki.
Bidang perbankan hampir semua karyawan didomimasi oleh perempuan.
Frontliner teller dan costumer servis rata-rata diisi oleh kaum perempuan.
Entah karena ketelitian dalam bekerja karena berhubungan dengan kejelian
menghitung nominal uang. Atau karena faktor lain yaitu daya tarik perempuan,
yang dapat memberikan nilai plus sebuah jasa perbankan.

Mungkin jika ditelaah lebih lanjut misalkan ada calon karyawan perbankan
sebagai seorang frontliner laki-laki dan perempuan sama-sama berpenampilan
menarik dan berkemampuan intelegensi sama,
maka yang diajukan  sebagai calon pertama adalah seorang perempuan.
Sungguh beruntung perempuan di Indonesia.

Kesetaraan hak dalam pekerjaan membuat perempuan,
menjadikannya kehilangan waktu untuk berbagi bersama keluarga.
Pengaturan waktu untuk bekerja, keluarga dan interaksi sosial
mengharuskan untuk membaginya sebagai prioritas waktu
yang utama. Sudah tidak mengherankan lagi perempuan karier
menjadi cita-cita yang ingin didambakan dimasa duduk di bangku sekolah.

Derajat kemuliaan tertinggi pada perempuan terletak pada
patuhnya ia kepada laki-laki sebagai suaminya.
Sebagaimana seorang laki-laki mengizinkan perempuan untuk bekerja
keluar rumah disana tersimpan tanggung jawab laki-laki
sebagai pemberi izin yang suatu saat nanti
akan dimintakan pertanggung jawabannya.

Meskipun perempuan mempunyai derajat keduniaan yang tinggi
maka ridhonya seorang laki-laki sebagai suaminya
adalah jalan nya untuk meraih Ridho dari Pencipta Nya.

***

Perempuan, kebaya dan emansipasi  merupakan kemuliaan
yang dianugerahkan kepada perempuan Indonesia.
Kebaya 21 tonggak awal emansipasi perempuan Indonesia.
Pencapain puncak kesuksesan perempuan Indonesia
tidak terlepas dari pengetahuan tentang hakekat perempuan
ditengah keluarga sebagai istri yang senantiasa patuh terhadap
kebaikan suaminya dan menjadi madrasah bagi anak-anaknya.











Wednesday 13 April 2016

Bahagia

Aku bahagia jika aku membuka mata
Aku bahagia jika aku bisa bernafas
Aku bahagia jika aku bekerja
Aku bahagia jika aku menghasilkan uang
Aku bahagia jika aku mempunyai mobil
Aku bahagia jika aku mempunyai rumah
Aku bahagia jika aku beristri
Aku bahagia jika aku mempunyai anak
Aku bahagia jika anak ku tumbuh
Aku bahagia jika anak ku pintar
Aku bahagia jika anak ku bisa kuliah
Aku bahagia jika anak ku bisa bekerja
Aku bahagia jika anak ku bisa menikah
Aku bahagia jika anak dan cucuku bahagia

Namun...
Aku tidak bahagia saat do'a nya tak pernah sampai ketika Aku pulang kehariba'an Nya.