Sunday 31 December 2017

Sandal Hotel

Sepertinya hari ini terakhir berlibur bagi Anda. Karena di kalender saya besok tanggalnya sudah dicat hitam. Artinya Anda harus kembali bekerja, atau kalau Mas Tukul bilang, "Anda akan kembali lagi menuju kristalisasi keringat, seperti biasanya", saya harap Anda lebih baik dari sebelum liburan dan itu hukumnya wajib.

Sangat beruntung, apabila Anda bisa menikmati liburan sembari beristirahat santai. Kalau mempunyai kocek cukup, hotel menjadi tempat idaman menghabiskan liburan bersama keluarga. "Sekali lagi bersama keluarga, bukan pacar ataupun selingkuhan!", cetak tebal dan tanda pentung.

Ada momen yang suka atapun tidak suka, dimana Anda harus check out sebagai batas harus meninggalkan hotel. Biasanya batasan waktu check out pada jam 12 siang. Sangatlah jujur apabila fasilitas hotel itu dirasa nyaman. Maka detik-detik chek out adalah sebuah perpisahan yang terlalu dipaksakan. Kalau masih ada uang bolehlah diundur satu hingga dua hari ke depan, mungkin yang belum siap adalah jebolnya tanggul keuangan yang hilang begitu saja.

Dari rasa ingin berlama-lama lagi di hotel, membuat momen itu serasa tak ingin dilewatkan. Sebagai tanda kenang-kenangan bahwa pernah menginap di hotel tersebut, ada beberapa kebiasaan yang kerap dilakukan oleh tamu hotel. Di antaranya membawa sandal hotel untuk kembali ke rumah. Sandal yang berbahan ringan mirip sterofam itu sangat mudah untuk diselipkan di sela-sela tas atau barang bawaan lainnya.

Memang tujuan dari manajemen hotel memberikan sandal secara gratis tersebut agar lantai hotel tidak cepat kotor dan itu diperuntukan hanya di dalam kamar. Namun, siapa sangka kalau sandal itu dibawa ke rumah bisa lebih bermanfaat. Selain bisa dipakai sehari-hari, lumayan lah bisa untuk koleksi sandal dari berbagai hotel.

Bisa jadi orang lain akan tercengang melihat sandal-sandal lucu yang super ringan. Paling tidak membuat mereka berfikir, "Oh...Mas nya ini pernah nginap di hotel berbintang". Semakin banyak sandal semakin berpotensi menjadi pengurus Hotel Mania.

Anggapan saya, andaikan handuk serta selimut hotel berbentuk lebih tipis dan ringan, mungkin manajemen hotel akan berbelanja lebih, untuk kebutuhan tersebut.
Sepertinya hari ini terakhir berlibur bagi Anda. Karena di kalender saya besok tanggalnya sudah dicat hitam. Artinya Anda harus kembali bekerja, atau kalau Mas Tukul bilang, "Anda akan kembali lagi menuju kristalisasi keringat, seperti biasanya", saya harap Anda lebih baik dari sebelum liburan dan itu hukumnya wajib.

Sangat beruntung, apabila Anda bisa menikmati liburan sembari beristirahat santai. Kalau mempunyai kocek cukup, hotel menjadi tempat idaman menghabiskan liburan bersama keluarga. "Sekali lagi bersama keluarga, bukan pacar ataupun selingkuhan!", cetak tebal dan tanda pentung.

Ada momen yang suka atapun tidak suka, dimana Anda harus check out sebagai batas harus meninggalkan hotel. Biasanya batasan waktu check out pada jam 12 siang. Sangatlah jujur apabila fasilitas hotel itu dirasa nyaman. Maka detik-detik chek out adalah sebuah perpisahan yang terlalu dipaksakan. Kalau masih ada uang bolehlah diundur satu hingga dua hari ke depan, mungkin yang belum siap adalah jebolnya tanggul keuangan yang hilang begitu saja.

Dari rasa ingin berlama-lama lagi di hotel, membuat momen itu serasa tak ingin dilewatkan. Sebagai tanda kenang-kenangan bahwa pernah menginap di hotel tersebut, ada beberapa kebiasaan yang kerap dilakukan oleh tamu hotel. Di antaranya membawa sandal hotel untuk kembali ke rumah. Sandal yang berbahan ringan mirip sterofam itu sangat mudah untuk diselipkan di sela-sela tas atau barang bawaan lainnya.

Memang tujuan dari manajemen hotel memberikan sandal secara gratis tersebut agar lantai hotel tidak cepat kotor dan itu diperuntukan hanya di dalam kamar. Namun, siapa sangka kalau sandal itu dibawa ke rumah bisa lebih bermanfaat. Selain bisa dipakai sehari-hari, lumayan lah bisa untuk koleksi sandal dari berbagai hotel.

Bisa jadi orang lain akan tercengang melihat sandal-sandal lucu yang super ringan. Paling tidak membuat mereka berfikir, "Oh...Mas nya ini pernah nginap di hotel berbintang". Semakin banyak sandal semakin berpotensi menjadi pengurus Hotel Mania.

Anggapan saya, andaikan handuk serta selimut hotel berbentuk lebih tipis dan ringan, mungkin manajemen hotel akan berbelanja lebih, untuk kebutuhan tersebut.

Foto : Google
 

Hadapi Lalu Kembali

Sudah semakin tua saja saya menghadapi tahun 2018. Terasa begitu cepatnya tahun 2017 meninggalkan aktifitas kehidupan. Betambahnya tahun anggapan saya, waktu itu semakin kejam. Pergerakan waktu lebih cepat dari usaha manusia. Detik jam yang bergerak ke kanan memutar adalah nafas tiap detik yang terus terakumulasi dari menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun saya tidak tidak akan pernah kembali. Hari kemarin telah usai tinggal hari ini, untuk hari esok masih dalam rahasia-Nya Tuhan, manusia tak akan pernah bisa berkehendak. 

Tekanan-tekanan semakin hari terus mendera. Teman hidup yang belum kunjung dihadirkan, menambah deretan harapan yang semoga akan bisa segera dikabulkan. Seorang teman memberikan pernyataan, “Semua itu ada jalannya termasuk mencari teman hidup. Namun kalau tidak dicari jalannya harapan itu mustahil akan terwujud”, ujar teman agak mengejek. 

Menapaki jalan baru, melihat samping kanan dan kiri terasa sendiri. Sedang bayang-bayang keindaahan hari kemarin masih terasa indah, bersama dilalui dengan penuh cinta. Kenyamanan yang membuat dua hati bisa tergerak satu sama lain, belajar hidup dan memahami. Pelukan itu terjatuh kembali menerobos dinding kesunyian rasa itu kembali lagi.

Aku harus tersadar ke arah kebenaran Sang Gusti.


Memaknai Fokus

Selagi ada iklan air mineral yang menghubungkan minum dengan fokus, saya malah apresiasi sutradara pembuat iklan itu. Memanfatkan istilah fokus. Ya betul, iklan sebagai magnet penarik produk yang akan dipasarkan.\

Ada lagi tentang iklan hubungan cemas dengan ramuan pengharum ruangan aromaterapi. Konon, agar pikiran lebih rileks aromaterapi sebagai jawabannya. Beranjak pada stadium menghilangkan rasa cemas berlebihan salah satu penanganannya dengan tidur. Jika itu susah dicapai maka obat tidurlah yang bisa menenangkan. Ya, untuk tidur saja harus diobati. "Mbok sek...yo, ojo kesusu." Pelajari perlahan lahan tentang sesuatunya tentang diri kita.

Kecemasan berlebih atau bahasa kulo kalinya Anxiety Disorder. Keadaan itu bisa mempengaruhi tingkat fokus seseorang. Fokus lebih mudahnya keadaan bisa menuruti alur kesesuaian, ketepatan, ketenangan dari rangkaian kerja fisik dan jiwa manusia.

TERLALU FOKUS ada beberapa hal yang dirugikan itu pasti. Dimensinya meluas, terlalu fokus naik motor, yang dicederai kearifan diri dengan label sombong. Terlalu fokus bekerja, ada waktu yang tidak terpenuhi sebagaimana porsinya. Makna terlalu fokus lebih dekat penekanannya dengan frekuensi waktu serta bobot keseriusan kegiatan.

SALAH FOKUS, biasanya disebabkan karena tergesa-gesa. Seharusnya berfokus pada A ternyata fokusnya di B dalam momen yang sama dan melegitimasi pendapat itu. Pernah salah ambil barang yang hampir mirip?lha itu contohnya. Ada kejadian temen saya yang nyasar ketika piknik di Malioboro. Semua rombongan panik, di telp engga diangkat, di sms engga dibalas. Ketika ketemu orangnya, seakan tak pernah kena dosa.

"Lha ini ketemu, kan tadi di telp temen-temen?" tanya seorang rombongan.
"Apa?..hapeku adem ayem gak ada suaranya."
"Coba cek dulu, ada panggilan tak terjawab di sana!"
Setelah di ambilnya hape dari saku ternyata remot AC hotel yang dibawa, ndagel tenan. 

GAGAL FOKUS, lebih berbicara berkurangnya kemampuan pandangan mendefinisikan sesuatu. Seperti kemarin, saat saya salah panggil orang di parkiran. Mbak Sri Waimah tak panggil dengan sebutan orang lain, sontak hanya tolah-toleh melongo menerka ada atau tidak orang yang saya sebutkan tadi. Saya hanya terkekeh, "Oh...ternyata sampeyan Mbak? sepurane yo salah sebut..."sembari bergegas naik Livina.

KURANG FOKUS, waktunya lebih lama dan masalahnya lebih kompleks. Tempat bekerja lebih sebagai ajang kurang fokusnya seseorang. Ibu rumah tangga jika kurang fokus masak makanan bisa hambar. Seorang pedagang memberi kembalian uang kepada pembeli, bisa berlebihan atau malah sebaliknya. Kejadian tersebut sering mengakibatkan menyalahkan keadaan diri sendiri dengan seabrek masalah yang belum terselesaikan.

Korelasi utama fokus dengan air minum bagi saya berbatas pada kebutuhan. Kalau sampeyan minum bukan berarti agar fokus tapi tubuh sampeyan yang butuh asupan cairan tubuh. Sedang fokus atau tidaknya cara melihat pertanyakan kembali masalah yang terjadi pada diri sampeyan.