Friday 28 October 2016

Undercover Pemuda Pesisir

Sudah terlalu sering Saya melihat kejanggalan yang biasanya hadir di pagi hari. Setiap Saya akan keluar dari komplek perumahan sering menemukan sampah sachet obat batuk cair berserakan seperti bekas penyalahgunaan obat yang dijual bebas. Banyak sekali pertanyaan dari diri Saya dan juga pastinya Saya harus mencari jawabannya, meskipun hasilnya ada banyak keterbatasan yang belum bisa Saya paparkan. Keingintahuan tersebut harus ditelusuri pelakunya kemudian alasan demikian itu bisa terjadi serta lebih spesifik tentang isi obat batuk cair yang menjadi media penyalahgunaan obat. 

Hal yang paling awal dirunut sesuai kronologi kejadian, bertempat di jalur keluar masuk penghuni salah satu komplek perumahan di Wiradesa yang merupakan jalur satu sebagai akses utama. Jalan dengan panjang 50 meter dan lebar kurang lebih 10 meter kemudian ditengah jalan terdapat taman pembatas jalan yang dijadikan tempat kongkow mereka. Sinar lampu penerangan disekitar jalan tidak sampai menerangi sampai ke bagian bawah. Keadaan ini akibat banyak pepohonan yang tumbuh rindang sehingga pada bagian bawahnya dapat dijadikan tempat bersandar dan sama sekali tidak mendapatkan sinar lampu penerangan. Tentunya ini menjadi daya tarik mereka para remaja yang identitasnya tidak ingin diketahui oleh siapapun yang melewatinya. Tak jarang Saya menemui kondisi remaja putra maupun putri juga berada disekitar jalan tersebut. Saat Saya melewati dan mengetahui adanya mereka berada di pinggir jalan. Dari batasan pandangan Saya mereka tidak melakukan kejadian yang melampui batasan norma, namun selanjutnya Saya tidak menjamin semua itu terjadi dangan kondisi yang sama.

Waktu kejadian pesta penyalagunaan obat biasanya dilakukan malam hari diatas jam 22.00 WIB. Akan tetapi mereka sudah berada di TKP pada jam 20.00 WIB. Pada waktu tersebut sering dijumpai kerumunan remaja bertemu bercanda bersama teman sebayanya. Pada jam tersebut aktivitas masyarakat perumahan sering keluar masuk komplek tak jarang kerumunan mereka sering mengganggu pengguna jalan lainnya. Mereka juga sangat rapi menyembunyikan aksinya dalam memilih  waktu pesta yaitu diatas jam 22.00 WIB. Memang pada jam tersebut jalur ini sudah mulai lengang dari pengguna. Mereka biasanya meminum obat batuk cair dengan  lebih dari 10 sachet sekali minum. Itupun belum jika dirasa belum sampai titik halusinasi, mereka akan menambah jumlah obat batuk cair yang diminum. Tidak hanya itu, minuman keras sering juga dikonsumsi yang sudah dipindahkan ke dalam plastik. Sehingga kecurigaan warga perumahan tidak mengetahui adanya pesta ala remaja ini. 

Kandungan obat batuk cair menurut data yang Saya lansir dari www.komposisiproduk.com menjelaskan bahwa dalam tiap sachet berupa Guaifenesin 100 mg, Dextromethophan HBr 15 mg dan Chlorpheniramine maleate 2 mg. Dari paparan komposisi tersebut Saya lebih tertarik membahas tentang Dextromethrophan yang lebih berfungsi sebagai obat batuk. Banyak kejadian korban sebagai penyalahgunaan pil Dextro terutama kalangan remaja. Respon tanggap dari pemerintah sudah melarang perdagangan pil Dextromethophan dijual bebas di apotik melalui peraturan BP POM pada tahun 2014. Setidaknya cara tersebut dapat mengurangi tingkat korban penyalahgunan pil Dextro. Bagi konsumen tidak kehabisan akal dalam menyikapi kebijakan yang diberlakukan pemerintah, ada cara lain yang ditempuh salah satunya mencari obat bebas yang mempunyai kandungan Dextromethophan.

Sifat dari Dextromethophan dapat menekan batuk pada dosis yang dianjurkan pada fase aman tersebut pil ini bekerja pada sistem pernafasan manusia.  Lain halnya apabila dikonsumsi melebihi batas aman yang direkomendasikan, atau lebih familiar disebut over dosis akan bisa menekan syaraf otak yang menyebabkan penggunanya akan merasa “melayang atau fly”. Saya pun berusaha mencari sumber lain mengenai batasan dosis tidak aman yaitu diatas 100 mg sekali minum. Artinya jika ada pengguna obat batuk cair lebih dari 10 sachet berarti telah mengkonsumsi 150 mg, pantas saja efek “melayang” sangat kemungkinan bisa terjadi.


Motif kenakalan remaja yang patut menjadi tanggung jawab bersama. Saya pun berusaha mempelajari penyebab dari peyalahgunaan obat batuk cair tersebut. Untuk sekarang ini ada tren menarik sebagai peningkatan pamor sebagai pemuda yang hobi kebut-kebutan di jalanan dengan berbagai modifikasi motor ada kebiasaan negatif dengan melakukan penyalahgunaan obat. Meski bukan seperti narkoba namun bisa menjadi gerbang awal pengenalan masuknya jaringan narkoba dengan dalih peningkatan dalam hal materi obat konsumsinya. Sudah menjadi tanggung jawab bersama dan masyarakat pun perlu diberi pengetahuan khususnya para pedagang di toko kelontong atau sejenisnya jangan pernah memberikan celah kepada pemuda khususnya para remaja disaat mereka membeli obat batuk cair dalam jumlah banyak perlu diselidiki ada berbagai kemungkinan diantaranya paling buruk yaitu disalahgunakan.  Semoga semuanya itu bisa memberikan pelajaran bagi masyarakat khususnya orang tua dan guru yang harus benar-benar memperhatikan pergaulan anak-anaknya.


No comments:

Post a Comment