Tuesday 25 October 2016

Dharma Wongso "Nguli" di Emper Kampus


Menjelang siang di depan kampus Dharma bersanding dengan kawannya Wongso teman berbeda jurusan. Dharma masih menggunakan baju hijau polos bersama tas punggung. Serasa sembari membawa kumpulan kertas foto kopian sepertinya materi kuliah yang akan dipelajari
“Gimana kuliah hari ini kapan mulainya?”sapa Dharma sembari duduk ditrotoar depan kampus.
“Oh…hari ini dua jam mata kuliah sudah selesai tadi jam sebelas, terus kamu gimana?”
“Aku hari ini nunggu dosennya mau konsul, tapi jam sekarang masih ngajar, tuh di ruang kuliah sebelah”.
“Kamu sedang skripsi kan? “
“Sampai bab berapa tentang skripsimu?
“Bodo amat mengenai skripsi yang sedang Aku garap, tetep jalani apa yang diperintahkan, serasa capek konsal-konsul mulu”, gumam Wongso kepada Dharma.
“Memang, susah So…ngerjain skripsi?”, tanya Dharma kepada Wongso.
“Dibilang susah ya susah…dibilang mudah ya mudah, tinggal niatnya ngejalaninnya”
“Terus niatmu ngerjain skripsi ada masalah?”, lekas Dharma meninggalkan sejenak sambil memesan batagor disampingnya.
“Bentar ya So…pesan batagor dulu!” ucap Dharma dan segera menghampir kembali
“Kalo aku dari awal sih kuliah yang pertama cuma nurutin orang tua biar mereka seneng aja, kalau anaknya bisa kuliah seperti teman-tamannya di kantor”.
“Terus km jalaninnya gimana?”
“Ya kaya gini hanya sebatas jasad dan ilmu masih sebatas angka-angka yang tiap semester diberikan kepada orang tua”
“Ooohh… tapi nilaimu cukup membuat orang tuamu senang?”
“Yaa begitulah, gini-gini gaya slengean aku bisa diandelin, tapi semuanya gak bikin aku berlebihan”
“Bagus So…Aku salut liat kamu”
“Salut napa?”
“Meski kamu hobi keluar malem, asoy geboy bareng temen-temenmu ternyata otakmu encer juga ya”
“Encer gimana?” Tanya Wongso kepada Dharma.
“Yah bisa diandelin lah kalau menurut akademi nilai menjadi tolok ukur”
“Hahahaa....mereka itu hanya aku tipu dengan nilai-nilai yang aku peroleh”
“Lha kok km bilang gitu? Maksudnya nipu, kamu nyontek pas ujian?”
“Boro-boro nyontek kalo dicontekin ya mungkin iya, Aku juga heran dengan teman didepanku pas ujian”,
“Jawabanku sendiri ndak tau benar atau salah, kok masih dicontek”
Pak Seno datang sembari membawa 2 porsi batagor memecah pembicaraan mereka.
“Ayo So…sambil dimakan batagornya”
“Oya kembali ke yang tadi Aku belum maksud tentang jawabanmu tadi kok bisa-bisanya kamu nipu dosen?”
Sembari tersenyum kecil Wongso serasa menyimpan makna
“Kuliah itu hanya sebatas standarisasi penilaian tentang bidang tertentu yang selalu dibatasi”
"Manusia belajar bisa kepada ayat-ayat alam, hewan, lingkungan dan paradigma belajar jangan dibatasi sekedar pembelajaran formal"
“Yang pencapaiannya hanya nilai bahkan attitude itu masih tergantung dari asal dan lingkungan dari masing-masing mahasiswa”
“Jadi yang diinginkan kampus ya hanya pencapaian nilai dan pembelajaran perilaku itu mutlak tergantung mahasiswanya”.
“Kok tumben kamu So, punya pikiran sampai segitunya, lantas setelah sidang skripsi nanti rencanamu mau kerja apa?”
“Kalau kamu bilang kerja berarti secara tidak langsung ijasah menjadi alat dong untuk bekerja?”
“Ya iyalah…kita kan cowok paling tidak ya berusaha nyari kerja setelah kuliah”
“Kembali ke topik awal bahwa sebenarnya Aku kuliah hanya sebatas menuruti orang tua”
“Terutama kemaren pas ujian tes hanya jurusan sekarang ini yang jarang peminatnya sehingga Aku bisa masuk”
“Nyawa selama kuliah pun hampir tak ada, Aku masih tetap semangat kuliah bahkan tidak ada kamus untuk bolos. Dengan seperti ini Aku sudah bisa membahagiakan orang tua”
“Ini lagi....kamu tanya yang aneh-aneh belum wisuda sudah tanya nanti mau kerja apa?”
“Hahahaaa….hahaha…” Dharma tertawa sembari melepas dahaga es teh di depannya.
“Kamu tuh memang aneh So pikiranmu beda sama temenl lain”, lanjut Dharma.
“Lhoo..lha iyaa bener….aku tho ya…kuliahku bukan pendidikan vokasi ya output nya bisa beraneka macam jadinya”
“Kalau kamu memang butuh jawaban sekarang agar kamu tidak penasaran ya aku jawab”
“Semisal nanti Aku lulus kuliah terserah Tuhan akan menempatkan semisal menjadi tukang sampah pun tetap Aku jalani apa adanya, apa ada hubungan mengenai kuliah tentang pekerjaan? Nggak juga kan? Yang penting substansi kualitas hasil pekerjaan serta kehalalannya“
Dharma semakin menciut mendengar jawabannya Wongso
“ Kamu memang top So, pokoknya nanti kalau kamu lulus dulu terus ada info pekerjaan Aku dikabari ya”.
“Owalah…tinggal ngomong dari awal nanti mau ikut kerja bareng gitu saja banyak tanya muter-muter sampai keblinger”
“Hahahaaa…. Guyon So…jangan ambil hati…”
                                                  
                                                foto:google




No comments:

Post a Comment