Tuesday 18 October 2016

Gagasan Sampah Menjelang Pesta Pora

Era atmosfer politik dimasa skarang tidak hanya dikemas dalam suasana perang dingin secara nyata. Pemanfaatan media baik cetak maupun elektronik merebak berserakan menuai kontroversi bagi pembacanya. Sikap saling adu benar mengalahkan argumen lawan, membuat sutradara penjegalan pamor dan bahkan fitnah acap kali terus membumbung tinggi. Media elektronik paling efektif membuat rudal-rudal berita mengeruhkan suasana mungkin yang bisa mempengaruhi pandangan bisa berawal dari peringatan bahkan ancaman. Gambaran ini seakan menyerupai kayu bakar kering siap dipantik dengan api memungkinkan terjadi penyulutan api besar-besaran.

Momok yang beredar dari informasi berasal dari pemikiran tentunya dari sebuah prediksi yang dilandasi dengan atau tanpa fakta yang belum atau dapat dipercaya kevalidannya. Saya bukan pakar politik ataupun seseorang yang mengetahui sebenarnya yang sedang terjadi di negara kita. Apabila disuatu pagi ada seseorang memberikan sebuah piring diatas meja lalu dituliskan pertanyaan, “Bagaimana pendapat Anda tentang pemimpin A dan pemimpin B?” saya akan balik bertanya kepada pemberi piring. “Kapasitas Anda dan Saya memberikan pertanyaan dan jawaban tentang perpolitikan itu sebagai apa?”. Warga negaara, pencarian dukungan atau mengajak ke meja berdebat yang menjadi kusir sebagai tunggangannya. Ternyata kita sama-sama belum mengetahui mengenai tugas hidup masing-masing yang sebenarnya.

Kegampangan terpancing emosionalnya dari deretan tulisan dengan mengetahui informasi hanya di permukaan saja. Membagikan informasi setiap orang kemudian terlalu malas untuk memperdalam fakta kebenaran yang terjadi. Menimbulkan kesan pahlawan pembela tokoh calon pemimpin namun enggan mengenal lebih dalam latar belakang, siapa promotor dibalik panggung sandiwaranya. Hanya membaca sekilas biografi, pencapaian kerja, mengenai visi dan misinya  apapun bentuknya sekalipun dia nomor satu sebagai orang paling super maka terus akan dia banggakan. Kembali lagi media menjadi sumber ajang promosi yang efektif meyakinkan seseorang.

Teknik kopi tempel (copy paste) dan bagikan memudahkan manusia sekarang lebih mudah meyakini informasi dengan kemasan sedemikian rupa tanpa pendalaman kebenaran secara faktual. Bahkan menyampaiakan sebuah argumen dengan tendensi mengajak duel dalam berdebatan. Tidak memandang strata kehidupan nyatanya mereka sudah terhanyut mengikuti arus dan tanpa berenang menepi. Gagasan tersebut tidak berdiri sendiri hanya menyandar dari sebuah informasi yang sesuai pendapatnya. Semuanya akan membuat kerdil dari sisi pemikiran pribadi  maupun kemampuan rasa tanggung jawab terhadap yang diutarakannya.

Lalu bilamana ada manusia super menjadi petugas rakyat dengan segala kekuatan yang begitu tegas dan lantang memporak-porandakan tembok birokrasi. “Tanpa harus melibatkan action didepan kamera apa kurang mantap bekerja untuk rakyat?”.  Lalu berbagai opini memberikan applause kepadanya dengan jargon “Ini baru pemimpin kita, Seharusnya begini...dsb”. Kalaupun Anda sebagai petugas rakyat (Saya malas menyebutnya sebagai pemimpin) dan berhasil mencapai tujuan yang sebenarnya diinginkan rakyat itu sudah menjadi tugas Anda.  Tanpa harus mencapai titik pemberitaan media sebagai bukti Anda bekerja. Rakyat juga jangan terlalu gumunan terhadap petugas rakyat (lagi-lagi Saya malas menyebutnya sebagai pemimpin) yang terjadi di negara kita. Andaikan setiap hari petugas rakyat seperti pemungut sampah dijalan diizinkan menjadi trending topik sebagai pahlawan kebersihan negara tentunya mereka akan berpeluang menjadi manusia super yang patut diandalkan sebagai petugas rakyat yang sebenarnya.

Menjadi manusia yang sebenarnya dengan mengambil keputusuan hati mulia dan pemikiran sehat tanpa harus menyebarkan yang bukan menjadi spesifikasi kualitas pemikiran yang tidak sesuai kapasitasnya. Commond sense akan lebih halus dari dalam hati disaat mata terpenjam, pikiran terfokus, maka hati akan berkata sejujurnya bahkan kebaikan terkecil akan tampak bercahaya.
                                                                 foto :google

No comments:

Post a Comment