Monday 31 October 2016

Sebutan "Kol" Oleh Masyarakat Pekalongan

Mendengar kata kol dalam bahasa Indonesia berati sayuran hijau yang selalu dimanfaatkan sebagai bahan masakan atau dikonsusmsi mentah sebagai lalapan. Namun, istilah “kol”di masyarakat Pekalongan tentunya mempunyai arti beda dalam bentuk fisik maupun fungsinya. Sebutan “kol” dipakai sebagai istilah angkutan kota yang bagi masyarakat sudah mulai berkembang di tahun 80-an keatas. Sumber tersebut berasal dari salah satu warga Pekalongan yang dahulu sering menggunakannya.

Konon disaat “kol” menjadi alat transportasi utama berbentuk mobil bak terbuka di bagian belakang diberi gerbong kemudian bagian dalamnya terdapat tempat duduk yang saling berhadapan. Kondisi tersebut memudahkan penumpang disaat naik melalui belakang. Posisi tersebut lebih banyak memberikan ruang longgar sebagai akses penempatan barang. Penggunaan mobil bak terbuka lebih menguntungkan dengan semakin lebar bentuk bak dapat memberikan ruang semakin luas.

Pada sekitaran tahun 90-an pengguna  “kol”  banyak bahkan sebagai alat transportasi utama masyarakat dari desa ke pusat kota. Bentuk “kol” sudah mengalami pembaruan seperti bentuk pintu penumpang bergeser disamping mobil dan bentuk lain yang lebih menunjukkan spesifikasi mobil angkutan.  Biasnya warna “kol” dibedakan sesuai dengan trayek jurusan. Seiring perkembangannya pada kurun waktu hampir 10 tahun ada kompetitor lain angkutan baru berbentuk minibus yang sering disebut bis tuyul. Memang aneh sebutan tersebut suatu saat nanti Saya akan membahas lebih lanjut.

Memasuki tahun 2000 perkembangan bidang otomotif  sangat  pesat, khususnya roda dua menggeser peran angkutan kota. Waktu operasi  “kol”  lebih singkat dari sebelumnya yaitu jam 05.00 hingga jam 21.00 berkurang dari jam 05.00 hingga jam 17.00 waktu  Pekalongan setempat. Hal ini sangat berkorelasi dengan penurunan pendapatan bahkan terancam gulung tikar khususnya bagi pengusaha angkutan kota maupun sopir angkotan sebagai mitra kerjanya.

Saya lebih penasaran asal muasal sebutan “kol” untuk model  transportasi ini. Saya belum menemukan penggalian data secara obsevasi sejarah penamaan “kol”  kepada warga masyararakat Pekalongan. Bahkan salah satu teman Saya malah menyuruh untuk menelusuri lebih lanjut sejarah nama tersebut. Mungkin diluar sana tetap ada yang bisa mengetahui jawaban secara detailnya mengenai sejarah angkutan kota di Pekalongan.

Menurut opini Saya, mengenai sejarah penamaan “kol” berawal dari sebutan sebuah merek mobil dari angkutan kota tersebut. Merek mobil angkutan kota dimulai dari perusahaan otomotif Mitsubishi dengan penamaan model mobil bak terbuka yang disebut “Colt”. Saking banyaknya model mobil “Colt” dijadikan angkutan kota  masyarakat Pekalongan mengidentikan penamaan alat transportasi tersebut. Meskipun pada akhir tahun 2000 produsen otomotif Suzuki mengeluarkan model dengan sebutan “Futura” dan juga dijadikan angkutan kota, masyarakat Pekalongan masih saja menyebutnya dengan sebutan “kol”.

Masyarakat Jawa dengan kearifan kejujuran akan lebih mengungkapkan sesuatu yang dilihatnya. Khususnya Pekalongan yang masih memudahkan penamaan apapun  termasuk penamaan angkutan kota yang menjadi kebanggaan mereka. Semoga catatan lain bisa memberi pencerahan lain yang lebih spesifik dari sumber maupun pembahasan yang lebih mendalam. Istilah “kol” menjadi sebutan kejujuran bagi masyarakat Pekalongan.







3 comments:

  1. ya saya baru saja kehilangan kuato 10gb lebih gi mana ni solusi ya

    ReplyDelete
  2. Bukan hanya di Pekalongan saja, di Purwokerto, Banyumas juga menggunakan istilah kol untuk menyebut angkutan kota

    ReplyDelete