Saturday 8 October 2016

Membeli Pupuk Kandang dibayar Emas



Tanah kita  akan memang kaya akan berbagai komoditasnya, tidak hanya alam melainkan tentang praktek pembelian yang menyangkut, katanya hajat hidup orang banyak. Banyaknya komoditas yang akan dibeli jauh memberikan nilai anggaran belanja semakin fantastis. Berlaku apapun sebuah omset terkecil hingga pengadaan yang mencapai pagu berlebih.

Ibarat pengadaan segenggam pupuk kandang dengan berbagai arah birokrasi yang dibuat serumit mungkin atas dasar tertib administrasi atau sejenisnya. Seakan tiap bagian harus melalui prosedural yang harus ditempuh dalam prosesnya. Bukan menyalahkan sistem, namun dari cara tersebut sudah memberikan kontribusi nilai kejujuran dari asas pembelian atau malah memberikan celah dari oknum ditiap tahapnya.

Penjual pupuk kandang pun tak kalah pelik dengan sistem naluri berdagangnya dengan mengetahui pembelinya yang mempunyai kebiasaan “nyentrik” turut menjual diatas harga biasanya. Maka disinilah emas dipertaruhkan dengan dasar suka sama suka, mau tidak mau, ataupun minimal sebatas nota kosong yang nantinya akan ditulis sendiri oleh pembelinya.

Pengadaan yang berupa lelang menyulutkan cara atas dasar kekuasaan perseorangan secara prosedur telah dimenangkan oleh satu pihak. Tidak bisa membenarkan arti kejujuran dari kemenangan atas dasar spesifikasi pembelian bisa jadi kemenangan tersebut sudah ada andil dari bagian pihak terkait. Semuanya itu sudah tertata serapi mungkin bahkan pihak lain sangat sulit mengetahui rekam jejak sebenarnya. Kembali lagi emas yang dipertaruhkan sebagai pembayaran utama dari sebuah niaga, yang katanya berhubungan dengan hajat hidup orang banyak.

Senja akan segera sirna atas usia yang sebentar lagi akan merenggut balok bata dipundaknya. Sinar ufuk timur akan segera menyongsong atas kehidupan selanjutnya. Harapan-harapan baik terus disenandungkan agar kita semua bisa berubah menjadi benar-benar manusia yang tersadarkan. Menjadi manusia subuh terasa pilihan tepat kelak akan bekerja dikala fajar kan datang maka harapan kekuatan kejujuran menjadi udara segar bagi kita semua.

                           foto:google






No comments:

Post a Comment