Desember
sebentar lagi akan berlalu, bulan berakhiran (–ber) kini sudah habis akan
berganti dengan awal tahun yaitu 2017. Entah apa yang ada dibenak saya waktu
semakin cepat menghabiskan sisa usia yang semakin hari terus dimakan jalannya
detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Kompleksitas tersebut seakan
enggan terus meninggalkan sesuatu yang telah terjadi. Belum lama masih menjadi
anak sekolah, kemudian kuliah terus bekerja, kegiatan tersebut terus memerlukan
waktu proses yang saya sendiri tidak merasakan ternyata membutuhkan waktu yang
cukup lama.
Keadaan
akhir tahun membuat segalanya menjadi agak melankolis merenungi kegiatan yang
sudah dialami ternyata masih banyak program yang belum bisa tercapai. Rencana
yang sudah dibangun harus pupus di tengah jalan Tuhan belum mengizinkan
semuanya agar bisa terlampaui. Pasti hikmah
terbesar harus belajar mengenai makna ikhlas dan sabar menerima
kebaikan.
Temaram
lampu kamar terus membuat mata semakin enggan membuka. Sedangkan mulai dari
sore hari langit nampak mendung bahkan ba’da magrib sudah mulai gerimis
mengguyur sekitaran Wiradesa. Menginjak pukul 22.00 suasana hujan alhamdulillah
mengguyur depan rumah. Damai sekali tidak ada suara bising kendaraan konvoi
menambah rasa haru meninggalkan tahun 2016 dalam hitungan jam saja. Keadaan
semakin hangat disaat gerimis mulai reda, lalu mulai terdengar letupan suara kembang
api diatas rumah. Suara kembang api dalam hitungan detik terus bergemuruh
bersautan. Gumam saya “Jadi tahun baru 2017?”.
Kedua mata
semakin terpejam luruh masuk alunan rasa lelah mulai saya rasakan. Sarasa
nikmat sekali tumpukan kasur busa ini bisa melalaikan kenyamanan dunia.
Sementara kerumunan riwayat pasir hitam berbuih dibelakang belum sampai berubah
oleh desiran ombak kebaikan yang masih saja menjadi program ditahun 2017. Harusnya itu menjadi pokok yang harus dituai
mengarungi tahun yang berganti dan sesuai porsinya masing-masing.
No comments:
Post a Comment