Sunday, 11 December 2016

Belajar Keseimbangan Hidup

Kegiatan Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng, terasa penuh kehangatan cinta oleh kearifan masyarakat lokal di Desa Mereng Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang. Dihadiri oleh kaum ibu-ibu, turut membanjiri tempat duduk dari depan hingga belakang. Bapak-bapak dan kaum muda pun berdatangan bukan hanya dari Pemalang saja, namun berbagai daerahnya disekitarnya misalnya Pekalongan, Tegal, Slawi dan Purbalingga. Mereka guyub menyatu dalam nuansa maiyah menyamakan koordinat duduk bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng.


Harapan besar Cak Nun kepada pemuda mengenai penerus bangsa sangat beliau rindukan. Generasi yang bisa diandalkan menyongsong pagi tatkala senja semakin muram bahkan kian padam. Kehadiran Bapak TNI juga turut naik panggung menggunakan peci memberikan kebanggaan tersendiri bagi Cak Nun dan semuanya yang hadir. Beliau mengatakan bahwa hanya tentara di Indonesia yang berani memakai peci, duduk sinau bersama rakyatnya.

Disela-sela pembicaraan Cak Nun mengingatkan kepada masyarakat agar terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat  baik kepada pemerintah  desa, kecamatan, Babinsa dan POLRI dalam menyelesaikan persoalan di daerahnya. Komunikasi masyarakat harus terbina dan berintegrasi langsung kepada pemerintahan desa, kecamatan, Babinsa dan Polri. Apabila kemesraan tersebut terjalin maka insyaAllah permasalahan akan selesai.

Menyinggung persoalan yang akhir-akhir ini terjadi di Ibukota Cak Nun mengingatkan bahwa sesuatu yang sudah bergerak dan kemudian berjalan tidak terjadi dengan sendirinya. Ibarat sebuah mobil bergerak jangan dipikir hanya casing dan rodanya yang bergerak, melainkan kukuatan penggerak  dan chasis-nya. Sedang menangggapi pemberitaan media yang terus mengalir Cak Nun menyarankan ada batasan tertentu sebagai manusia dalam melihat pemberitaan. Keterbatasan manusia akan lebih indah karena dengan keterbatasan Allah SWT memberikan nikmat atas dirimu sekarang. Sama halnya bagi masyarakat awam tidak wajib harus menerima informasi yang beredar di media sosial. Bagi mereka hidup bermasyarakat dengan baik adalah sesuatu yang terpenting dalam membina kerukunan.

Selain itu Cak Nun mengingatkan untuk belajar keseimbangan hidup manusia terhadap nilai-nilai kebahagiaan dan kesedihan agar tidak berlebihan. Apabila masih diberi kebahagiaan jangan sampai kebahagiaan tersebut membuat lalai dengan orang lain yang masih tertimpa kesedihan. Maka kita harus membatasi kebahagiaan tersebut agar masih dalam batasan koridor yang aman. Demikian juga pemerintah dalam mengatasi masalah negaranya agar keseimbangan-keseimbangan itu bisa terjadi. Jangan sampai berat sebelah sehingga mengakibatkan permasalahan ketimpangan di masyarakat.


Sabagai penutup acara Sinau Bareng Cak Nun yaitu sesi tanya jawab mengenai keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat. Cak Nun menerangkan mengenai kehidupan manusia merupakan proses satu kesatuan tujuan sedangkan kejadiaannya meliputi dua alam yaitu dunia dan akhirat. Jadi sebenarnya tujuan hidup manusia itu kepada akhirat yang nantinya akan kekal selamanya, begitu tegasnya.

No comments:

Post a Comment