Tuesday, 13 December 2016

Blank(on) Kaidah Penyadaran Diri Manusia

Edisi maiyah tanggal 12 Desember 2016 mengambil tema Blank(on) Kaidah Penyadaran Diri Manusia. Bertempat di Pendopo Kedungwuni Kabupaten Pekalongan kegiatan Majlis Maiyah Suluk Pesisiran diselenggarakan. Acara mulai dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Qura’an oleh Gus Eko, sedikit demi sedikit  jamaah yang hadir untuk turut serta menanggapi pandaangan awal mengenai tema yang akan dibahas lebih lanjut. Abdillah salah satu jamaah yang mengatakan bahwa blangkon merupakan ikon dari masyarakat Jawa. Adapula dari jamaah lain yang bernama Fatkhurozak menegaskan bahwa maksud dari tulisan blank(on) berasal dari kata blank yang berarti kekosongan cara berfikir dan on berarti kesadaran hidup.


Menurut Cak Mufid secara fungsi blangkon bisa siapa saja boleh memakainya  tidak ada ketentuan harus suku tertentu. Dalam pemaknaan Blank (on) apabila dihubungkan dengan keadaan sekitar bahwa waktu sekarang banyak sekali orang berbicara keadaan yang tidak tahu keadaan sebenarnya. Pada akhirnya banyak pula mereka yang tidak menyadari bahwa kesadaran pikirannya telah blank atau kosong.

Pendalaman tema blank(on) kaidah penyadaran diri manusia di paparkan oleh Mas Andi  (komunitas biji). Kegiatan konservasi biji dan konservasi manusia dilakukannya dalam sebuah konsep keseimbangan menjaga kelestarian lingkungan. Pemaparan akar masalah  didasari oleh penanganan gejala alam dan kausalitas (penyebab masalah). Gejala alam seperti tanah longsor manusia hanya dalam batasan sadar menangani gejala alamnya saja. Penanganan kausal dengan penanaman biji  agar sebagaimana fungsinya biji mencari air sebagai sumber makanan dan tunas daun mencari sinar matahari mencari sumber penghidupan.

Konsep budidaya (lebih unsur politik, ekonomi) dan budaya (lebih unsur alam). Longsornya hutan disebabkan karena longsornya pemikiran manusia yang dipengaruhi budidaya matrealisme serta gaya hidup berlebihan. Penyadaran diri manusia seperti tanaman yang tumbuh dari akar yang kedalamannya sampai ke dasar hati sedangkan wujud dari nilai-nilai kesadaran berbentuk tingkah laku membuahkan kebaikan serta menguncup ke atas sebagaimana ketaatan kepada Tuhannya.

Proses akar masalah dalam kehidupan manusia menurut Mas Agus (Penulis) yaitu dari manusia sendiri. Identitas manusia dimulai dari kepala yang merepresentasikan bentuk penutupnya yaitu blangkon. Pusat kehidupan manusia ada dalam kepalanya manusia yaitu kesadaran. Ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini tidak segaris dengan kesadaran. Pada akhirnya banyak orang pandai namun kesadaran atas dirinya sebagai sifat manusia belum mencapai tingkatnya. Penanaman kesadaran akan muncul dengan proses penghayatan. Blank (on) berarti pembangunan fundamental (tentang kesadaran manusia). Proses pengingatan kembali lebih penghayatan jiwa bukan hanya sekedar mengingat. Penyadaran diri akan inspirasi mendasar dalam kehidupan manusia.

Pendekatan kesadaran manusia menurut Pak Sapuan (budayawan seni batik) dimulai dari proses budaya. Keberadaan budaya akan mengenal manusia dengan rasa yang membedakan antara baik dan buruk. Beliau menceritakan pengalamannya mengenal profesor yang mempunyai jabatan tinggi di salah satu kementrian. Komunikasi antara Pak Sofyan dan profesor terjalin erat karena keduanya seperti kutub yang mempunyai keterikatan. Pak Sofyan sebagai pembuat karya batik sedangkan profesor sebagai penikmat seni yang mempunyai perasaan peka terhadap karya. Sampai suatu saat Pak Sofyan begitu kaget tatkala profesor meletakkan jabatan di kementrian. Analisa dalam diri beliau kepada profesor mengenai ada ketimpangan (penyalahgunaan jabatan) yang tidak sesuai dengan budaya. Ternyata analisa Pak Sofyan dibenarkan oleh profesor, artinya darah kesenian dalam diri manusia bisa menumbuhkan kesadaran dalam melihat sesuatu kebenaran serta kejujuran.


Diakhir acara ketiga narasumber memberikan esensi penyadaran masing masing. Mas Andi  (komunitas biji) mengajak kepada semua tingkat masyarakat dari dewasa, remaja bahkan anak-anak untuk kembali melihat keadaan lingkungan alam yang semakin rusak karena tingkah manusia. Kerusakan seperti tanah longsor harus dibenahi tanpa harus menggunakan bergantung kepada pembelian bibit pohon. Ada cara lain yang sebenarnya mudah dilakukan dengan cara menanam biji  tumbuhan. Cara tersebut akan lebih mendekatkan penyadaran melestarikan alam tanpa adanya alasan lain yang bisa menghambat penghijauan. Kesimpulan lain mengenai penyadaran diri manusia sdisebutkan oleh Mas Agus (Penulis) dalam diri manusia mempunyai titik potensi tersembunyi yang akan keluar pada fase dan waktu  tanpa kita sadari. Seperti contoh disaat mendengakan lagu, kalau hanya mendengarkan saja itu sudah biasa hanya sebatas proses gelombang. Apabila ditelaah lebih dalam sebenarnya ada kemampuan mendalami pesan lagu yang dapat diambil bagi kita. Penyadaran dalam diri manusia tersebut sharus di “on” kan dan dilatih secara terus menerus agar menjadi manusia seutuhnya yang bisa mendekatkan diri kepada Tuhannya. 

No comments:

Post a Comment