Edisi maiyah tanggal 12 Desember 2016
mengambil tema Blank(on) Kaidah
Penyadaran Diri Manusia. Bertempat di Pendopo Kedungwuni Kabupaten Pekalongan
kegiatan Majlis Maiyah Suluk Pesisiran diselenggarakan. Acara mulai dibuka
dengan pembacaan ayat suci Al Qura’an oleh Gus Eko, sedikit demi sedikit jamaah yang hadir untuk turut serta menanggapi
pandaangan awal mengenai tema yang akan dibahas lebih lanjut. Abdillah salah
satu jamaah yang mengatakan bahwa blangkon merupakan ikon dari masyarakat Jawa.
Adapula dari jamaah lain yang bernama Fatkhurozak menegaskan bahwa maksud dari
tulisan blank(on) berasal dari kata
blank yang berarti kekosongan cara berfikir dan on berarti kesadaran hidup.
Menurut Cak Mufid secara fungsi blangkon
bisa siapa saja boleh memakainya tidak
ada ketentuan harus suku tertentu. Dalam pemaknaan Blank (on) apabila dihubungkan dengan keadaan sekitar bahwa waktu sekarang
banyak sekali orang berbicara keadaan yang tidak tahu keadaan sebenarnya. Pada
akhirnya banyak pula mereka yang tidak menyadari bahwa kesadaran pikirannya
telah blank atau kosong.
Pendalaman tema blank(on) kaidah penyadaran
diri manusia di paparkan oleh Mas Andi
(komunitas biji). Kegiatan konservasi biji dan konservasi manusia
dilakukannya dalam sebuah konsep keseimbangan menjaga kelestarian lingkungan. Pemaparan
akar masalah didasari oleh penanganan
gejala alam dan kausalitas (penyebab masalah). Gejala alam seperti tanah
longsor manusia hanya dalam batasan sadar menangani gejala alamnya saja. Penanganan
kausal dengan penanaman biji agar
sebagaimana fungsinya biji mencari air sebagai sumber makanan dan tunas daun
mencari sinar matahari mencari sumber penghidupan.
Konsep budidaya (lebih unsur politik,
ekonomi) dan budaya (lebih unsur alam). Longsornya hutan disebabkan karena
longsornya pemikiran manusia yang dipengaruhi budidaya matrealisme serta gaya
hidup berlebihan. Penyadaran diri manusia seperti tanaman yang tumbuh dari akar
yang kedalamannya sampai ke dasar hati sedangkan wujud dari nilai-nilai
kesadaran berbentuk tingkah laku membuahkan kebaikan serta menguncup ke atas
sebagaimana ketaatan kepada Tuhannya.
Proses akar masalah dalam kehidupan
manusia menurut Mas Agus (Penulis) yaitu dari manusia sendiri. Identitas
manusia dimulai dari kepala yang merepresentasikan bentuk penutupnya yaitu
blangkon. Pusat kehidupan manusia ada dalam kepalanya manusia yaitu kesadaran.
Ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini tidak segaris dengan kesadaran. Pada
akhirnya banyak orang pandai namun kesadaran atas dirinya sebagai sifat manusia
belum mencapai tingkatnya. Penanaman kesadaran akan muncul dengan proses
penghayatan. Blank (on) berarti pembangunan
fundamental (tentang kesadaran manusia). Proses pengingatan kembali lebih
penghayatan jiwa bukan hanya sekedar mengingat. Penyadaran diri akan inspirasi
mendasar dalam kehidupan manusia.
Pendekatan kesadaran manusia menurut
Pak Sapuan (budayawan seni batik) dimulai dari proses budaya. Keberadaan budaya
akan mengenal manusia dengan rasa yang membedakan antara baik dan buruk. Beliau
menceritakan pengalamannya mengenal profesor yang mempunyai jabatan tinggi di
salah satu kementrian. Komunikasi antara Pak Sofyan dan profesor terjalin erat
karena keduanya seperti kutub yang mempunyai keterikatan. Pak Sofyan sebagai
pembuat karya batik sedangkan profesor sebagai penikmat seni yang mempunyai
perasaan peka terhadap karya. Sampai suatu saat Pak Sofyan begitu kaget tatkala
profesor meletakkan jabatan di kementrian. Analisa dalam diri beliau kepada
profesor mengenai ada ketimpangan (penyalahgunaan jabatan) yang tidak sesuai
dengan budaya. Ternyata analisa Pak Sofyan dibenarkan oleh profesor, artinya
darah kesenian dalam diri manusia bisa menumbuhkan kesadaran dalam melihat
sesuatu kebenaran serta kejujuran.
Diakhir acara ketiga narasumber
memberikan esensi penyadaran masing masing. Mas Andi (komunitas biji) mengajak kepada semua
tingkat masyarakat dari dewasa, remaja bahkan anak-anak untuk kembali melihat
keadaan lingkungan alam yang semakin rusak karena tingkah manusia. Kerusakan
seperti tanah longsor harus dibenahi tanpa harus menggunakan bergantung kepada
pembelian bibit pohon. Ada cara lain yang sebenarnya mudah dilakukan dengan
cara menanam biji tumbuhan. Cara
tersebut akan lebih mendekatkan penyadaran melestarikan alam tanpa adanya
alasan lain yang bisa menghambat penghijauan. Kesimpulan lain mengenai
penyadaran diri manusia sdisebutkan oleh Mas Agus (Penulis) dalam diri manusia
mempunyai titik potensi tersembunyi yang akan keluar pada fase dan waktu tanpa kita sadari. Seperti contoh disaat
mendengakan lagu, kalau hanya mendengarkan saja itu sudah biasa hanya sebatas
proses gelombang. Apabila ditelaah lebih dalam sebenarnya ada kemampuan
mendalami pesan lagu yang dapat diambil bagi kita. Penyadaran dalam diri
manusia tersebut sharus di “on” kan dan dilatih secara terus menerus agar
menjadi manusia seutuhnya yang bisa mendekatkan diri kepada Tuhannya.
No comments:
Post a Comment