picture : google
Sudah menginjak tahun 2017 suasana
kalender lama sudah turun dari dinding digantikan oleh kalender baru. Gemerlap
penyambutan dimalam pergantian tahun lebih semarak mengidupkan semangat menghadapi
hari esok yang akan dilalui setiap orang. Ada yang mengadakan makan bersama,
dengan menu ikan bakar yang disajikan di halaman rumah, menikmati suasana malam
bersama orang-orang terdekat atau malah istirahat lebih awal karena rutinitas
bekerja sudah melelahkan bagi sebagian orang. Semua itu pilihan orang dengan
cara bagaimana sambutan sebagai proses memeriahkan sudah begitu lekang
membudaya di masyarakat.
Bergantinya tahun berarti bertambahnya
usia manusia dan tantangan hidup lebih mengutamakan bekal kelak. Mereka yang belum sekolah menyiapkan segala
sesuatunya mencari perlengkapan sekolah.
Bagi yang sudah sekolah maka sudah barang tentu menentukan langkah melanjutkan
kuliah atau memilih bekerja. Para pekerja atau pengusaha tidak kalah peliknya
disela-sela kesibukan bekerja mereka diam-diam mempersiapkan tabungan untuk
menikah. Pasangan yang sudah dikaruniai keturunan terus berjuang membesarkan
buah hatinya menuju tanggung jawab masing-masing dalam keluarga. Semuanya
membentuk lingkaran proses pergantian program tiap tahun. Hingga pada masanya
seseorang pencapaian usia mendekati senja hanya kesehatan serta khusnul
khotimah menjadi keinginan utama dalam hidupnya.
Hidup telah menorehkan banyak simbol
matrealis, kekayaan serta kejayaan yang bersifat sementara. Krisis budaya ramah
semakin menipis, berprasangka buruk sudah amat biasa malah sudah menjurus
terhadap suatu atas dasar yakin melakukan sesuatu. Berada ditengah-tengah
masyarakat heterogen dengan latar belakang, ekonomi, sosial dan budaya sangat
berpengaruh terhadap seni melihat hidup itu sendiri sebagai pengejawantahan
pribadi baik sebagai seorang laki-laki maupun perempuan. Di kota-kota besar
tuntutan persaingan lebih kentara dengan berbagai kesibukan sebagai tolok ukur
adalah materi serta kejayaan. Tuntutan tersebut karena mayoritas cara bertahan
hidup diperkotaan hanya dengan bekerja, keinginan pendukung lain agar bisa
menjadi seperti tetangga sebelah yang tiap minggunya menghabiskan liburan
berwisata, tiap bulannya harus membeli pernak pernik berbelanja isi dalam
rumahnya, sedangkan tiap kali menjelang lebaran mobilnya berganti model dan
sebagainya. Semua itu sudah menjadi kewajaran dan bukan hal yang keliru,
mempunyai etos kerja sebagai orang kota. Realita kehidupan memang benar adanya
bahwa materi itu sangat penting namun tidak semua kepentingan orang lain harus
dinilai dari materi. Hal tersebut yang membedakan kualitas manusia perkotaan
satu dengan lainnya.
Pemandangan berbeda di kawasan
pegunungan ibu rumah tangga selain tetap menjadi seorang petani namun
nilai-nilai kemurnian budaya lokal masih sangat lekat. Budaya gotong royong
masih terus dijunjungnya semangat bersama baik pergi belanja ke pasar pun
mereka masih mau berbondong-bondong naik mobil bak terbuka, mereka melakoninya
penuh suka dan bukan halangan mereka untuk berbagi kepada sesama. Nama-nama
kepala keluarga dari ujung desa sudah melekat menjadi satu habibat masyarakat
yang mempunyai kultural dan berdomsili sama dalam satu wilayah. Disaat
mendengar tetangganya akan memperbaiki rumah, maka Ketua RT memberitahukan kepada
seluruh warganya segera bersatu padu menyumbang baik tenaga maupun material
bahan bangunan. Pemandangan ini hanya ada di kawasan pedesaan tanpa adanya
tendensi, persaingan apalagi prasangka setiap individu masyarakatnya.
Derap informasi perkotaan bergulir
tiap malam melalui televisi penduduk pegunungan. Berbagai gaya hidup hedonisme
mencuat dan mereka tidak pernah merasakan, karena yang mereka lakukan hanya dasar
sebagai pelipur penat disela aktivitas agraria. Secara tidak langsung angan
mereka berfantasi, mereka pun merasa ingin merasakan hal yang sama menikmati
kejayanan materi yang disuguhkan oleh masyarakat perkotaan. Dari hal yang
sepele menuruti iklan kendaraan dari kalangan pelajar. Mau tidak mau orang tua
harus merelakan lahan perkebunan hutan alam dibuka dengan cara dibudidayakan.
Sementara didalam membuka lahan secara fungsi hutan telah berubah dari
komoditas tanaman alam menjadi tanaman budidaya yang sengaja ditanam. Apakah
ini berpengaruh terhadap rusaknya alam? Jawabannya bisa berpengaruh, karena
tanaman budidaya bersifat sementara bukan permanen. Dari cara penanaman akar
pohon hanya sebatas permukaan tanah akibatnya apabila intensitas hujan tinggi
kontruksi tanah akan bergerak dan berpotensi menyebabkan longsor.
***
Langkah kongkret di tahun 2017 sebagai
masyarakat yang sudah sangat jauh terhadap budaya kearifan lokal tentunya
merasa prihatin dan miris sekali. Salah satu parameter potret yang nyata
penurunan etika sosial yaitu keadaan budaya berlalu lintas yang dilakukan
berbagai tingkat sosial masyarakat. Negara tidak akan tertib apabila keadaan di
jalanan masih menunjukkan kesemrawutan masing-masing kepentingan. Realitas
penegakan hukum sangat jelas sekali ketimpangan yang dilakukan oknum yang
mengerti aturan hukum justru malah melanggarnya. Keadaan generasi muda
khususnya pelajar sangat gemar kebut-kebutan di jalan raya yang notabene digunakan sebagai fasilitas
umum. Mereka telah gagal mengaplikasikan pelajaran nyata tentang rasa
menghormati kepada sesama pengguna jalan. Kembali lagi sistem pendidikan yang
harus dibenahi dari penilaian nominal menjadi penilaian edukasi atitude
mengenai cara menuju ke sekolah dari pengarahan agar berangkat lebih awal,
tidak tergesa-sega di jalan yang dapat membahayakan orang lain atau malah
menyadarkan orang tua bahwa pendidikan kesopanan tidak mutlak diajarkan di
sekolahan melainkan ajaran dari keluarga. Semuanya itu menjadi pelajaran yang
ditularkan kepada orang-orang disekitar kita agar peduli akan kelangsungan
moral kehidupan bangsa kelak.
Selanjutnya masalah teknologi dan
informasi yang mengarus cepat dalam
hitungan detik. Penggunaan media sosial sangat penting sebagai sarana
komunikasi positif penunjang kelancaran bekerja, bisnis, relasi, pertemanan dan
sebagainya. Penggunaannya akan sesuai koridor apabila tidak melanggar baik
secara fungsi maupun tujuannya. Seorang pedagang menggunakan akses media sosial
secara fungsi sebagai penunjang kelancaran bisnis. Sedangkan tujuannya untuk
peningkatan omset pelayanan bisa lebih mudah. Maka dalam hal ini hubungan
penggunaan media sosial sudah sesuai dengan “empan papan”. Secara garis besar
sebelum menentukan media sosial yang akan dipakai maka batasi terlebih dahulu
tujuannya. Setelah itu berkomitmen terhadap tujuan agar bisa menggunakan media
sosial sesuai dengan porsi dan ketentuan norma yang berlaku baik secara tata
krama maupun norma yang lain.
Setiap orang tentu mempunyai program
masing-masing di tahun 2017, disela-sela program berikanlah ruang sedikit bagi
diri kita untuk turut memperbaiki keadaan bangsa dan negara. Perbaikan tersebut
ada yang berjangka pendek ada pula yang berjangka panjang. Jangka pendek lebih
bersifat perubahan secara langsung yang bersifat urgent atau mendadak sedangkan perubahan jangka panjang lebih
menekankan keberlangsungan peristiwa yang akan datang sebagai usaha penyelamatan generasi setelah kita.
No comments:
Post a Comment