Saturday, 10 December 2016

"Kemecer" Facebook

Media sosial seperti Facebook sudah direncanakan sedemikian rupa dapat melolosi keterbatasan manusia berlandaskan demokrasi. Tidak ada strata yang membedakan bahwa mereka pun belum bisa memahami batas atas sesuatu yang dibatasi.

Batas menyampaikan resolusi pengetahuan yang dimiliki. Maka mereka dipaksa untuk harus tahu terhadap sesuatu.

Batas jarak pandang informasi yang didapatkannya. Maka mereka dipaksa untuk lebih dekat dari memahami yang sudah tidak ada jaminan kebenarannya.

Batas tingkat kebolehan informasi dapat diterima kepada masyarakat lain. Maka mereka dipaksa menerima informasi dihadapannya, apapun bentuk dan caranya.

Lalu tiap manusia mencari kotak yang nyaman agar sama sependapat. Karena demikian ini tujuannya mengkotak-kotakan argumen. Akan lebih mudah dengan kotak lebih kentara perbedaannya. Semacam harus masuk kedalam kotak yang sudah dibuatkan.


Sampai suatu saat kotak tersebut bertatapan cara pandang kemudian mulai sinis padahal keduanya sama-sama menjadi obyek dari tujuan besar. Kita sama-sama diburamkan agen dari sponsor besar yang menginginkan Indonesia.

No comments:

Post a Comment