Media sosial seperti Facebook sudah
direncanakan sedemikian rupa dapat melolosi keterbatasan manusia berlandaskan
demokrasi. Tidak ada strata yang membedakan bahwa mereka pun belum bisa
memahami batas atas sesuatu yang dibatasi.
Batas menyampaikan resolusi
pengetahuan yang dimiliki. Maka mereka dipaksa untuk harus tahu terhadap
sesuatu.
Batas jarak pandang informasi yang
didapatkannya. Maka mereka dipaksa untuk lebih dekat dari memahami yang sudah
tidak ada jaminan kebenarannya.
Batas tingkat kebolehan informasi
dapat diterima kepada masyarakat lain. Maka mereka dipaksa menerima informasi
dihadapannya, apapun bentuk dan caranya.
Lalu tiap manusia mencari kotak yang
nyaman agar sama sependapat. Karena demikian ini tujuannya mengkotak-kotakan
argumen. Akan lebih mudah dengan kotak lebih kentara perbedaannya. Semacam
harus masuk kedalam kotak yang sudah dibuatkan.
Sampai suatu saat kotak tersebut
bertatapan cara pandang kemudian mulai sinis padahal keduanya sama-sama menjadi
obyek dari tujuan besar. Kita sama-sama diburamkan agen dari sponsor besar yang
menginginkan Indonesia.
No comments:
Post a Comment