Orang Jawa Tengah khususnya
Pekalongan menyebutnya demikian. Hari ini bertepatan dengan penerimaan buku
rapor sebagai laporan dari guru pendidik kepada wali murid. Bertepatan dengan
acara tesebut suasana jalan menuju sekolahan baik dari hal TK, SD, SMP maupun
SMA/SMK sangat ramai dikunjungi para wali murid yang memang diundang sebagai
bentuk komunikasi horisontal diantara keduanya.
Rapor itu sendiri menurut
wikipedia adalah suatu cara pengukuran kinerja siswa. Umumnya laporan ini
diberikan oleh sekolah kepada siswa atau orang tua siswa dua kali hingga empat
kali dalam setahun. Untuk lebih gampangnya sebagai
penyebutan rapor orang Pekalongan biasa menyebutnya dengan rapot. Huruf
"r" diakhir kata tersebut berbunyi "ngambang" dan tidak
semua orang bisa melafalkan huruf "r". Repotnya lagi bagi kalangan
pemilik lidah "celad" kata rapor bisa berbunyi "lapol".
Malah terasa "ngakak" didengar dan bisa mengalami perubahan arti
sesungguhnya. Termasuk karena budaya yang sudah menjelma dengan kearifan lokal
istilah rapot bisa disama artikan dengan "rapor". Memang keunikan
budaya itu sangat lekat dalam keluwesan berbicara.
Terlepas dari hasil berbeda yang
diterima oleh wali murid, bagi yang mempunyai rangking satu tidak akan terjadi
apabila tidak adanya rangking dua. Bentuk lain dari orang pandai itu tidak akan
diakui oleh orang yang mempunyai kemampuan rata-rata atau dibawahnya.
Standarisasi nominal nilai hanya beberapa variabel yang bisa dinilai dan bukan
ukuran keseluruhan kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa.
Tetap tersenyum dan bangga bagi
orang tua melihat hasil rapot anak-anaknya. Masih ingatkah dahulu orang tuanya
juga sering membawa rangkuman contekan dalam bentuk kertas kecil lalu dilepat
dalam saku disaat ujian. Lebih ekstrim lagi selalu mengawasi penjaga ujian dan
berusaha mencuri kesempatan untuk menanyakan jawaban kepada teman. Maka semoga
itu tidak terjadi menurun kepada generasi selanjutnya.
Kita tidak bisa menjamin
kemurnian hasil rapot dengan sistem yang sudah kita diketahui bersama.
No comments:
Post a Comment