Friday, 16 December 2016

Tompo Rapot

Orang Jawa Tengah khususnya Pekalongan menyebutnya demikian. Hari ini bertepatan dengan penerimaan buku rapor sebagai laporan dari guru pendidik kepada wali murid. Bertepatan dengan acara tesebut suasana jalan menuju sekolahan baik dari hal TK, SD, SMP maupun SMA/SMK sangat ramai dikunjungi para wali murid yang memang diundang sebagai bentuk komunikasi horisontal diantara keduanya.

Rapor itu sendiri menurut wikipedia adalah suatu cara pengukuran kinerja siswa. Umumnya laporan ini diberikan oleh sekolah kepada siswa atau orang tua siswa dua kali hingga empat kali dalam setahun. Untuk lebih gampangnya sebagai penyebutan rapor orang Pekalongan biasa menyebutnya dengan rapot. Huruf "r" diakhir kata tersebut berbunyi "ngambang" dan tidak semua orang bisa melafalkan huruf "r". Repotnya lagi bagi kalangan pemilik lidah "celad" kata rapor bisa berbunyi "lapol". Malah terasa "ngakak" didengar dan bisa mengalami perubahan arti sesungguhnya. Termasuk karena budaya yang sudah menjelma dengan kearifan lokal istilah rapot bisa disama artikan dengan "rapor". Memang keunikan budaya itu sangat lekat dalam keluwesan berbicara.

Terlepas dari hasil berbeda yang diterima oleh wali murid, bagi yang mempunyai rangking satu tidak akan terjadi apabila tidak adanya rangking dua. Bentuk lain dari orang pandai itu tidak akan diakui oleh orang yang mempunyai kemampuan rata-rata atau dibawahnya. Standarisasi nominal nilai hanya beberapa variabel yang bisa dinilai dan bukan ukuran keseluruhan kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa.

Tetap tersenyum dan bangga bagi orang tua melihat hasil rapot anak-anaknya. Masih ingatkah dahulu orang tuanya juga sering membawa rangkuman contekan dalam bentuk kertas kecil lalu dilepat dalam saku disaat ujian. Lebih ekstrim lagi selalu mengawasi penjaga ujian dan berusaha mencuri kesempatan untuk menanyakan jawaban kepada teman. Maka semoga itu tidak terjadi menurun kepada generasi selanjutnya.

Kita tidak bisa menjamin kemurnian hasil rapot dengan sistem yang sudah kita diketahui bersama.

No comments:

Post a Comment