Thursday, 22 December 2016

Caping Gunung dan Stasiun Poncol

Sangat menarik tentunya usai perjalanan jauh kemudian disambut dengan alunan musik daerah. Apabila anda berpergian ke Kota Semarang atau hanya sesekali transit melalui kereta api sudah pastinya tidak asing lagi dengan suara instrumen langgam jawa di Stasiun Poncol Semarang.

Langgam tersebut berjudul "Caping Gunung". Sebuah karya ciptaan Alm. Bp. Gesang yang bercerita mengenai kerinduan masyarakat pegunungan (desa) kepada anaknya (generasi penerus).

Patut diapresiasi kepada pihak PT. KAI sangat berfilosofi dalam memilih judul langgam yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat Jawa Tengah.

Menurut wikipedia  dari seluruh jumlah penduduk Jawa Tengah 47% di antaranya merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%) diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%). Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah petani masih menduduki peringkat teratas dibanding mata pencaharian lainnya.

Sehingga makna caping yang identik dengan sebuah penutup kepala seorang petani menjadi simbol kehidupan yang mengerucut. Selain sisi horisontal berbentuk lingkaran yang lekat dengan kearifan lokal, ramah, bersahaja juga sisi pengerucutan hubungan vertikal juga masih dijunjung erat keberadaannya.

Secara kedekatan sosial makna langgam jawa "Caping Gunung", mengingatkan kepada para perantauan untuk menyapa kembali leluhur mereka. Bukan hanya sekedar memberi salam, melainkan mencontoh norma-norma kesopanan, agar turut dibawa meskipun sampai kehidupan perkotaan. Tidak hanya itu, disaat kembali pun masyarakat desa juga mengharapkan anak-anaknya dengan penuh kerendahan hati, tepo sliro dan tidak merusak tradisi asli mereka.

Pesan dari PT KAI melalui langgam jawa tersebut semoga bisa mengena dalam hati bagi siapa saja yang mendengarnya, termasuk saya.

2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Salam,
    Kemarin saya naek kereta Bathara Kresna juga diiringi alunan musik Jawa, tapi Bossanova an. Pas buat menikmati perjalanan. :)

    ReplyDelete