Sunday 22 July 2018

Gelas Kosong


Di hadapan saya ada dua gelas, satu terisi penuh air mineral dan satunya masih belum terisi apapun. Sedang di samping kedua gelas itu terdapat satu botol sirup yang siap untuk dihidangkan.

Saya jadi teringat nasihat dari Mbah, "Kalau ingin pengetahuanmu bertambah maka kosongkanlah kemapuan otakmu. Ketika bersosialisasi dengan siapapun itu. Sebagaimana gelas yang kosong niscaya akan mudah menerima input yang besar. Suatu saat akan bermanfaat di kehidupanmu", ucap Mbah ketika saya diberi kesempatan bertemu beliau.

Gelas kosong mempunyai makna peniadaan diri. Maksudnya, menghilangkan potensi diri sendiri, merasa lebih dari keadaan orang lain. Dalam bidang apapun, harta, ilmu, ketrampilan, kecakapan dan sebagainya. Potensi tersebut bisa mempengarui proses penangkapan gejala pengetahuan. Sebenarnya ada yang mudah dipelajari, malah bisa berkebalikan sangat sulit atau malah menjadi hambatan ruang belajar yang lebih dalam.

Gelas yang sudah terisi air mempunyai batasan lebih sedikit untuk menerima input dari luar. Begitupun kemampuan otak kita yang belum dikosongkan akan lebih sulit menerima berbagai macam pengetahuan dari orang lain.

Gelas yang kosong bagi Mbah menitipkan pesan bagi manusia. Analogi tersebut lebih mudah dipahami dan saya lebih percaya proses tersebut memerlukan penalaran kesamaan. Saya mesti banyak meminta nasihat-nasihat lain sebagaimana gelas yang kosong tersebut.


No comments:

Post a Comment