Sunday 22 July 2018

Blogku Hadir Kembali


Mengawali tulisan ini saya luwih lego lan sumeleh sebelumnya meminta maaf kepada teman-teman seringnya nyetatus yang bisa memakan luas penampang smartphone Anda. Tidak banyak dari teman-teman saya terkejut, menurutnya hal itu kuranglah wajar. Saya akui atas ketidakwajaran itu, karena namanya berbagai teman di media sosial mempunyai latar belakang berbeda. Saya juga sebenarnya punya pekewuh yang cukup besar atas tulisan saya yang kadang harus Anda lihat apalagi memaksanya untuk membaca. Saya lebih suka Anda men-scroll jauh-jauh agar tidak kembali hadir di halaman pertama. Memang secara gamblang media sosial itu layaknya swalayan bisa semaunya kita ambil yang perlu. Keinginan saya meletakkan posisi tulisan saya berada paling pojok di bagian rak paling ujung. Tapi yang namanya swalayan, barang yang baru masuk kadang ada yang bertanya melalui komentar kemudian berpindah di rak paling depan. Lagi-lagi unggahan saya berpotensi menghalangi ruang pandang serta kesempatan Anda melihat kiriman lain.

Saya melakukan hal tersebut di atas dasar kebahagiaan berbagi tulisan yang berasal dari kaca mata saya menyampaikan sesuatu bukan atas usaha untuk mencari ketenaran ataupun usaha menambah pundi-pundi material. Harapan atas usaha kecil saya ini, syukur-syukur turut serta mengalihkan mata saya agar tidak mudah mengomentari berita yang bibit, bebet dan bobotnya tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Saya lebih menghargai unggahan yang mempunyai sisi keaslinan tulisan serta ide kreatif yang berasal dari pikiran Anda. Kalau ternyata perasaan itu kekesalan, kekecewaan bahkan ketidakadilan yang dirasakan saya lebih legowo serta memaklumi. Menurut saya jika itu benar-bene dijalani secara langsung tanggung jawab Anda terbentuk kedaulatan tulisan Anda.  Ada juga teman yang hobi memasak yang berbagi tentang tips mengolah bahan makanan yang masih nge-trend digemari remaja saat ini seperti es susu coklat. Bagi saya kiriman-kiriman tersebut bisa berfaedah bagi pembacanya.

Latar belakang kehidupan saya adalah orang awam yang tidak tahu keadaan ngalor-ngidul tentang keadaan sosial, budaya bahkan negara. Gelombang media sosial yang didorong oleh angin yang bernama akses internet sebagian kecil akal saya terbagi bagi untuk sinau mengambil sisi positif serta mengambil waktu saya sejenak diam-diam mengamati beberapa orang-orang di sekitar. Pelajaran yang berharga saya dapatkan dari pengalaman berdialog dengan masyarakat meskipun sejenak dalam aktifitas  hobi gowes saya. Seperti halnya ketika saya berbagi pengalaman dengan Mbah Adem beliau pedagag bandos keliling. Pengalaman hidupnya selama 25 tahun menekuni pekerjaannya sebagai pedagang bandos. Beliau rela menjadi dirinya sendiri serta menikmati apa-apa yang Allah SWT berikan tanpa harus berangan-angan menjadi manusia yang lebih besar berapangkat ataupun berharta melimpah. Pengalaman lain saat harus berinteraksi kepada pencari kayu di hutan sebenarnya masyarakat mempunyai karakter lebih suka diajak berkomunikasi, berdialektik sehingga terjadi interaksi sesrawungan meski batasan itu sangat singkat dan sangat ringan tidak seberat membahas masalah negara.

Sekitar 3 bulan yang lalu blog saya yang bernama Klik Syukron tidak banyak melakukan aktivitas. Faktor penyebabnya sangat  klasik yaitu kesibukan dan media elektronik yang bernama laptop sering menjadi pertimbangan memulai menuangkan pikiran ke dalam tulisan. Suka bergantung dari instrument, memang itu masih menjadi penyakit saya yang seharusnya segera disembuhkan. Lewat blog ini saya berusaha tidak akan memakan ruang beranda melainkan hanya ulasan singkan sebagai prolog dari masing-masing judul tulisan yang saya buat, semoga.

No comments:

Post a Comment