Thursday, 30 March 2017

Mrebes Mili

Menjadi pasien pertama pagi ini, Yu Sri digeledek menggunakan bed menuju ruang pemeriksaan. Mulut masih terbungkam oleh masker hijau yang bertulis “puasa bicara” karena prosedur tindakan memang seperti itu. Mata dekok diantara keriput kelopak mata yang dihiasi rambut putihnya terurai Yu Sri tergolek lemas tak berdaya. Tubuhnya kurus untuk berpindah ke tempat pemeriksaan, karena ke-dua pengantar itu dengan mudahnya mereka  mengangkat.

Dharma mengetahui Yu Sri masuk ke ruang pemeriksaan segera membawa beberapa alat sebelum pemeriksaan dimulai. Tidak begitu menyeramkan hanya beberapa lembar kertas yang ditempelkan alas tulis berwarna hijau beserta pulpen seolah sekertaris kepada atasannya siap.Pintu pemeriksaan ditutup perasaan Yu Yatmi agak setengah takut tatkala terbaring di ruang baru bukan ruang perawatan yang sehari-harinya ia singgahi.

Dharma melepas genggaman pada pergelangan tanganya, terasa dingin, “Anakya kok nggak ikut mbah?”, tanya Dharma beranjak berjalan.
“Anak saya pada kerja semua nak...Saya disini sendiran”, jawab agak meronta dan suaranya terdengar lirih.
“Ohh begitu...tapi ada di sini semua kan, nggak ada yang merantau?” tanya kembali Dharma sambil menoleh menatap Yu Sri.
“Iya nak ada disini semua...Saya ini orang yang nggak punya nak...anak-anak saya pada sibuk kerja ngurus rumah tangganya”, nadanya semakin rendah dan binar matanya berkaca-kaca.
“”Kata siapa mbah itu orang nggak punya? Lha sekarang kan masih punya tangan, kaki dan bisa berjalan kok mbah...Simbah termasuk orang kaya”, Dharma sembari berjalan disamping Yu Sri menyiapkan kembali alat periksanya.

Disela-sela hilir mudik Dharma berada di ruang pemeriksaan, rekan kerjanya Mirna datang menemui simbah tapi tidak lama kemudian beranjak pergi.
“Mas Dharma...sekarang simbahnya nangis setelah tadi mas bilangin begitu, mbahnya jadi baper”, Mirna menemui Dharma di belakang ruang pemeriksaan.
“Lho apa saya salah tho? Kok sampai bikin dia  menangis?”, ujar Dharma menanyakan ke Mirna penuh tanya.
“Ndak begitu malah mbahnya tadi baper banget atas jawaban Mas Dharma tadi”, jawab mirna yang memakai jilbab putih itu.

“Oh begitu ceritanya...ia aku tadi sempat membesarkan hatinya simbah, biar ndak terlalu memelas keadaanya”, saat itu pula Dharma melanjutkan kembali aktifitasnya.

Foto : google

No comments:

Post a Comment