Toko
moderen yang berkembang saat ini sebagai dampak sistem ekonomi kapitalisasi sebagai
cara mencekoki budaya konsumtif tanpa ada batasan komunikasi antara penjual dan
pembeli. Kemudahan memilih barang ala supermarket yang berbentuk mini, sangat
memicu sekali pola-pola kemudahan atau instan memilih apapun yang pembeli
inginkan. Asal bawa uang banyak semuanya bisa dimasukkan ke dalam keranjang.
Ini masih berbicara menganai teknik penjualan kapital, belum lagi menjurus kepada
sistem marketing pasar moderen disetiap kecamatan tumbuh subur kian menjamur.
Berbagai pengalaman
berbelanja di toko moderen saat ini menuntut bagi petugas toko segala
sesuatunya agar sesuai dengan Standar Operasional Pelayanan (SPO). Diantara hal
yang pertama dari implementasi SPO tersebut yaitu senyum, salam dan sapa kepada
pembeli sudah dimulai sejak mulai memasuki area perbelanjaan. Standar lain
termasuk sistem yang mengatur segala macam pengelolaan barang, Sumber Daya
Manusia (SDM), pencapaian promosi dan masih banyak lagi yang dicanangkan dalam
program terstruktur oleh manajemen pusat.
Penerapan
SPO berupa senyum, salam dan sapa kepada pembeli hanya sebagai target kiasan dari
sistem yang berlaku. Kegiatan pelayanan yang bersifat verbal tanpa diikuti
dengan atitude yang mendukung baik bahasa tubuh, intonasi serta mimik muka yang
sesuai akan terkesan sebagai pelayanan yang dipaksakan. Realitanya disaat
penerapan sistem itu berjalan petugas masih kurang tanggap disaat senyum itu
sebagai keramahan terasa dipaksakan, memberikan salam dengan intonasi suara
datar tanpa ekspresi kegembiraan dan ketika menyapa mereka masih dalam keadaan
belum siap menyapa. Tidak jarang, pembeli merasa kaget sedang baru membuka
pintu kaca semua petugas menyapa secara bersamaan bahkan yang sedang mengepel
lantai pun turut melakukannya. Cara bekerja mereka masih dalam batas pemenuhan
standar verbal belum mencapai makna
menyapa sebagai kepuasan batin dari seorang pembeli.
Bagi saya
selama berkali-laki memasuki area toko moderen masih terasa berat merasakan
sapaan tulus kecuali senyum, salam dan sapa sebagai dampak tuntutan standar
operasional pelayanan sistem kapitalisasi, mereka pun para petugas terjebak
dalam simbiosis mutualisme persaingan dunia pekerjaan.
sumber gambar : google.duniaku.net
No comments:
Post a Comment