Tuesday, 21 March 2017

Korelasi Beberapa Alat Kesehatan

Seorang sahabat sore ini datang ke tempat pekerjaan. Ditemani oleh rekan kerjanya sengaja mampir ingin sekali bertemu. Alhamdulillah Allah SWT maha segalanya atas ruang dan gerak dalam waktu yang sangat singkat. Hanya melalui pesan singkat WA mengabarkan bahwa siang ini beliau ada kunjungan ke salah satu rumah sakit pemerintah di Pekalongan. Kebetulan siang ini aku hanya bisa menyambut beliau dengan keadaan yang sangat sederhana. Sebatas duduk ngobrol diatas kursi di lorong ruangan rumah sakit sementara itu kursi plastik ala konter hape bertengger bersama diskusi kita sebagai tempat menaruh beberapa tas bawaannya. Sekali lagi maafkan atas ketidaknyamanan ini, semoga maaf itu sangat murah bagiku.

Obrolan hangat diantara kami sangat akrab sudah beberapa bulan jarang bertemu. Bulan November 2016 kemarin di Jogja menjadi pertemuan terakhir dengannya. Okey, bungkusan plastik transparan berisi nasi kotak kemudian dibukanya, “Ayok makan bareng”, ajaknya sembari ingin diantar menuju ke wastafel. Tangan kita sudah sama-sama bersih santap siang pun dimulai. Selang beberapa menit konsultasi mengenai pekerjaan tidak aku lewatkan, paling tidak tukar pengalaman yang bagi saya memandang mereka mempunyai pengetahuan yang lebih sebagai seorang teknisi dan aplikan alat kesehatan.
                           
Aku masih penasaran tentang statmen seorang indigo yang pernah menilai ada korelasi makhluk astral dengan kerusakan yang terjadi disalah satu alat kesehatan. Sore itu akan aku coba tanyakan kepada mereka siapa tahu ada beberapa pencerahan yang bisa bermanfaat. Setiap pertemuan pasti akan ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik manfaatnya.

“Oke mas...aku bisa ambil benang merahnya antra klenik, indigo dan alat kesehatan, kalau makhluk dunia lain itu pasti ada. Semua makhluk itu akan mengumpul apabila tempat mereka itu sangat nyaman berada di area kelembapan dan minim cahaya”, jawab dari teknisi alat kesehatan tersebut. Dalam penjelasaanya, wilayah Pekalongan tergolong panas karena merupakan pesisir pantai utara. Disaat mereka datang ke kantor keadaanya berubah baik suhu ruangan maupun suasananya yang adem.

“Kok saya masuk ke ruangan ini sangat beda dengan keadaan luar ya mas?disini lebih adem sementara kalau saya keluar panasnya minta ampun”, papar kembali peryataan teknisi tentang perbedaan suhu udara ruangan. Menurutnya karakteristik udara yang rendah akan turun mendekati bumi, jadi 30 cm diatas tanah sudah mempunyai tingkat kelembapan yang tinggi atau mempunyai banyak kandungan airnya. Apabila suatu ruangan berada dibawah tanah atau diantaranya, bisa dipastikan udara dari atas akan kembali turun merayap dari sela-sela jendela melalui pori-pori tembok dan keadaan tembok akan lebih mengandung banyak air. Dari sinilah makhluk astral mulai berkerumun menghuni di ruangan khususnya yang disana terdapat beberapa alat-alat kesehatan.

Aku semakin mudeng tentang perlunya sedikit sinar matahari paling tidak ada beberapa kaca diantara dinding bagian atas. Usaha tersebut sebagai bentuk pengurangan tingkat kelembapan yang terjadi pada dinding bangunan, dengan demikian kinerja mesin pendingin udara tidak begitu berat. Usaha lain misalnya penggunaan higrometer sebatas alat ukur sedang pencegahan agar kelembapan itu tidak melebihi batas amannya adalah hal yang patut dipikirkan.

Sebuah pengetahuan datang dengan cara tak terduga dan bisa memberikan manfaat. Sungguh bisa aku simpulkan pengetahuan pun juga bisa disebut rezeki bahkan datangnya dengan cara gratis tanpa mengikuti pendidikan dan pelatihan. Aku terus mengharap perlindungan kepada-Nya diantara langkah kaki sahabat yang perlahan meninggalkan tempat pekerjaan. Semoga kita selalu dalam jalan kebaikan bersama.


No comments:

Post a Comment