Seorang sahabat sore ini
datang ke tempat pekerjaan. Ditemani oleh rekan kerjanya sengaja mampir ingin
sekali bertemu. Alhamdulillah Allah SWT maha segalanya atas ruang dan gerak dalam
waktu yang sangat singkat. Hanya melalui pesan singkat WA mengabarkan bahwa
siang ini beliau ada kunjungan ke salah satu rumah sakit pemerintah di Pekalongan.
Kebetulan siang ini aku hanya bisa menyambut beliau dengan keadaan yang sangat
sederhana. Sebatas duduk ngobrol diatas
kursi di lorong ruangan rumah sakit sementara itu kursi plastik ala konter hape
bertengger bersama diskusi kita sebagai tempat menaruh beberapa tas bawaannya.
Sekali lagi maafkan atas ketidaknyamanan ini, semoga maaf itu sangat murah
bagiku.
Obrolan hangat diantara
kami sangat akrab sudah beberapa bulan jarang bertemu. Bulan November 2016
kemarin di Jogja menjadi pertemuan terakhir dengannya. Okey, bungkusan plastik
transparan berisi nasi kotak kemudian dibukanya, “Ayok makan bareng”, ajaknya sembari
ingin diantar menuju ke wastafel. Tangan kita sudah sama-sama bersih santap
siang pun dimulai. Selang beberapa menit konsultasi mengenai pekerjaan tidak
aku lewatkan, paling tidak tukar pengalaman yang bagi saya memandang mereka
mempunyai pengetahuan yang lebih sebagai seorang teknisi dan aplikan alat
kesehatan.
Aku masih penasaran tentang
statmen seorang indigo yang pernah menilai ada korelasi makhluk astral dengan
kerusakan yang terjadi disalah satu alat kesehatan. Sore itu akan aku coba tanyakan
kepada mereka siapa tahu ada beberapa pencerahan yang bisa bermanfaat. Setiap
pertemuan pasti akan ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik manfaatnya.
“Oke mas...aku bisa ambil
benang merahnya antra klenik, indigo dan alat kesehatan, kalau makhluk dunia
lain itu pasti ada. Semua makhluk itu akan mengumpul apabila tempat mereka itu
sangat nyaman berada di area kelembapan dan minim cahaya”, jawab dari teknisi
alat kesehatan tersebut. Dalam penjelasaanya, wilayah Pekalongan tergolong
panas karena merupakan pesisir pantai utara. Disaat mereka datang ke kantor
keadaanya berubah baik suhu ruangan maupun suasananya yang adem.
“Kok saya masuk ke ruangan
ini sangat beda dengan keadaan luar ya mas?disini lebih adem sementara kalau
saya keluar panasnya minta ampun”, papar kembali peryataan teknisi tentang perbedaan
suhu udara ruangan. Menurutnya karakteristik udara yang rendah akan turun
mendekati bumi, jadi 30 cm diatas tanah sudah mempunyai tingkat kelembapan yang
tinggi atau mempunyai banyak kandungan airnya. Apabila suatu ruangan berada
dibawah tanah atau diantaranya, bisa dipastikan udara dari atas akan kembali
turun merayap dari sela-sela jendela melalui pori-pori tembok dan keadaan
tembok akan lebih mengandung banyak air. Dari sinilah makhluk astral mulai
berkerumun menghuni di ruangan khususnya yang disana terdapat beberapa
alat-alat kesehatan.
Aku semakin mudeng tentang perlunya sedikit sinar
matahari paling tidak ada beberapa kaca diantara dinding bagian atas. Usaha
tersebut sebagai bentuk pengurangan tingkat kelembapan yang terjadi pada
dinding bangunan, dengan demikian kinerja mesin pendingin udara tidak begitu
berat. Usaha lain misalnya penggunaan higrometer sebatas alat ukur sedang
pencegahan agar kelembapan itu tidak melebihi batas amannya adalah hal yang
patut dipikirkan.
Sebuah pengetahuan datang
dengan cara tak terduga dan bisa memberikan manfaat. Sungguh bisa aku simpulkan
pengetahuan pun juga bisa disebut rezeki bahkan datangnya dengan cara gratis tanpa
mengikuti pendidikan dan pelatihan. Aku terus mengharap perlindungan kepada-Nya
diantara langkah kaki sahabat yang perlahan meninggalkan tempat pekerjaan.
Semoga kita selalu dalam jalan kebaikan bersama.
No comments:
Post a Comment