Sunday 5 March 2017

Cerita Tentang Orang Indigo

Kesibukan Pagi bersama teman setelah breifing di halaman depan kantor yaitu menyiapkan pelayanan kepada masyarakat. Tidak hanya Dharma yang melakukan hal demikian, Surti sedang memakai masker duduk di kursi putih menghdap ke selatan menunggu teman sejawatnya Warjo. Lantai marmer yang terus disapu tangan kanannya Warjo sementara Surti bertugas sebagai tukang pelnya.

Dharma berjalan menuju lorong berlantai marmer, Surti menyolek Dharma kemudian berkata, “Mas Dharma semalam aku ketemu sama Digo tukang ternit yang nginep disini”, bicaranya Surti kurang begitu jelas karena maskernya terpakai dimulutnya.

Muka Dharma agak kecut terasa kaget pagi-pagi sudah menerima cerita dari Surti yang tak seperti biasanya, “Lha terus gimana ti?” , tanya Dharma penuh keheranan.
Tongkat pel nya diputar Surti merunduk dan berbicara lagi, “Semalam tukang ternit itu nginep disini Mas Dharma, katanya dia punya kemempuan indigo. Tadi pagi dia cerita tentang keadaan penghuni kasat mata di ruangan situ mas”, sambil menunjuk ruangan berisi alat-alat besar kemudian Surti masih melanjutkan ceritanya.

“Katanya Digo juga ada mahluk yang sengaja nunggu alat besar yang berusaha terus merusak sehingga mau dibetulin berapapa kali pun gak bakal bener”, tandas Surti saat Dharma antusias hingga Duduk bersama Surti.

“Kok angker juga ya, Ti ! ruangan sebelah itu sampai-sampai ada penunggunya juga”, ungkap Dharma.
“Iya Mas Dharma, Digo itu pinter nebak juga lho masa kok tahu ya tentang sejarah karyawan kantor ini yang sudah meninggal juga?”, sahut Surti penuh keheranan dengan kelebihan Digo.

“Ohh iya begitu Ti? sampai dia tahu juga tentang hal itu?”, Dharma merespon cerita Surti mengenai kelebihan lain yang dimiliki Digo.

Dharma melenggang langkah kakinya menuju loker tempat kerjanya mengambil papan nama kemudian ditempelkan di dadanya sebagai bentuk ia akan memulai menjadi pelayan.

No comments:

Post a Comment