Tuesday 26 July 2016

Sekitaran Pojok “Pentjongan”

Dua kata dari judul tersebut memuat ejaan yang disempurnakan dan ejaan lama dalam Bahasa Indonesia. Masih ada hubungan sisi lain dari peradaban daerah Pencongan, namun bahasan kali ini tentang sedikit ketahuan saya dari sebatas mata memandang sembari desiran angin berhembus setiap hari yang saya lewati. Ada sedikit janji kepada diri saya yang harus dipenuhi  untuk menyapa dan menghadirkannya.

Pencongan sebuah sebutan lain dari tempat yang termasuk didalamnya Kelurahan Bener Kecamatan Wiradesa. Orang sekitaran menyebutnya Pencongan sangat lekat dengan sebuah jembatan panjang di Kali Sengkarang merupakan jembatan terpanjang arah pantura di Kabupaten Pekalongan.


Bagian timur jembatan terdapat sebuah taman yang terdiri dari bangunan layaknya miniatur pendopo atau mungkin bisa disebut gazebo segi delapan. Melangkah ke barat dari gazebo ada dermaga kecil menjorok ke bibir sungai lengkap dengan tangga menuju ke bawah sebagai akses dari perahu ke atas dermaga. Sangat menarik bagi pengunjung bisa menikmati lalu lalang kendaraan dari bawah jembatan. Melihat kesibukan masyarakat dari luar propinsi yang melewati arah pantura. Tidak hanya itu saya pun menikmati berbagai kegiatan masyarakat setempat dengan mulai aktifitasnya berangkat kerja pada pagi hari.  

Bangunan berwarna orange sangat pas paduannya dengan keadaan tanaman hijau disekitarnya. Tata letak dari pembuatan taman sangat memperhatikan estetika nilai keindahan. Keadaan tanah yang bergelombang memberikan nuansa sebuah miniatur taman teletubies yang sangat bersahabat bagi anak-anak. Saya turut berapresiasi dengan dibangunnya taman pencongan, kepedulian pemerintah terhadap tata letak sekitaran pinggir sungai  patut diacungi jempol. Meskipun rasa terima kasih ku mungkin dibilang, “Lho kok baru menyadari bangunan itu kan sudah 10 tahun lebih?” rasa syukur tidak serta merta diucapkan, semenjak setelah dibangun taman tersebut senyum kecil sebagai rasa gembira karena hampir tiap harinya perputaran roda kendaraan terus menyapanya dari jembatan.


Seperti yang saya ketahui selain sebagai tempat beristirahat dalam perjalanan, gazebo seringnya digunakan sebagai tempat latihan teakwondo bagi pelajar.  Namun, beberapa waktu terakhir kegiatan tersebut tidak begitu tampak. Mungkin pengurus cabang olah raga ini mengalihkan latihannya ke tempat lain. Pada akhirnya gazebo ini luput dari kegiatan rutin dari masyarakat.

Kepedulian kebersihan sekitaran taman khususnya dari masyarakat sangat mempengaruhi keutuhan taman pencongan. Di bagian lantai gazebo sangat kurang nyaman dari aspek kebersihannya, bekas sandal yang sengaja naik di lantai gazebo kebetulan menimbulkan noda tanah sangat tidak nyaman bagi masyarakat yang ingin sekedar duduk lesehan.


Keadaan dermaga dari segi keamanan juga memprihatinkan, pagar besi sudah banyak yang hilang praduga saya pagar besi minimalis sangat rentan terhadap korosi udara dan air hujan. Mestinya pengunaan pagar minimalis tidak hanya mempertimbangkan segi estetika penataan kota, dari segi keamananan juga harus sesuai dengan keselamatan dari fungsi pagar tersebut.


Lalu peran masyarakat sebagaimana tujuan taman selain untuk aktifitas bersama, hendaknya taman pencongan menjadi salah satu ikon tempat pariwisata lokal murah meriah tanpa dipungut biaya karcis masuk. Melibatkan kegiatan positif di gazebo secara rutin, adanya kegiatan masyarakat diharapkan juga turut menjaga kebersihan lingkungan karena apabila mengandalkan kebersihan dari pemerintah saya kira masih kurang dibanding dengan jumlah resiko keadaan kotor ditempat terbuka.

Taman Pencongan telah dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu bagian keindahan tata kota untuk kepentingan masyarakat. Keadaan lingkungan taman khususnya gazebo sangat memprihatinkan dari segi kebersihannya. Harapan besar agar masyarakat berpartisipasi aktif turut menggunakan gazebo sebagai tempat diadakan kegiatan positif dan tentunya agar kebersihan juga turut diperhatikan

No comments:

Post a Comment