Begitupun cara anak dari ibu saya
yang sebentar lagi masuk SMK jurusan audio visual mengajak saya sekedar
menghabiskan sore dengan mengajak saya ngisi bensin yang letaknya cukup jauh 3
km dari rumahnya.
"Ayo, kate melok gak mas?nyepeda ndek embong gedhe golek
sore tha?", sembari ngambil kunci kontak motor grand tahun 1996.
Sontak, hanya pokok pikirannya saya ambil "oh ... dia
mengajak jalan-jalan". Bersyukur saya tidak lagi roaming mengenal
dialek bahasa Arek Malang yang terkenal dengan Ongis Nade-nya. Sedang kata
"kate", berarti akan dan "embong" berarti jalan, sudah saya
simpan baik-baik dalam kamus percakapan kearifan lokal setempat. Namun, dalam
benak saya masih belum bisa berdamai dengan caranya dia dengan mengambil kunci
kontak motor sedangkan ajakan awalnya yaitu bersepeda. Puncak kesepakatan saya
untuk mengerti maksudnya saat dia benar-benar memakai helm kemudian berbunyi
'klik dan saya sedikit agak paham maksud sepeda itu sepeda motor.
"Ayo...siapp bos!", saya baru beranjak dari kursi tamu
merespon ajakannya.
Beriringan putaran roda motor, suhu udara sore semakin dingin
kendati itu, kendaraan pelancong domestik berplat L, S, M, AG dan W masih saja
berlalu lalang memadati alun-alun Kota Batu. Saat itu pula tes pelajaran IPS
kelas 3 MI saya diuji. Berarti plat L berasal Kota Surabaya, S itu Karisedan
Tuban, M berarti dari Madura, AG berasal dari Karesidenan Kediri dan W berasal
dari Karisedan Sidoarjo. Kalau benar berarti saya punya tambahan poin minimal
0,5 predikat bisa masuk sebagai mahasiswa teknik keselamatan transportasi
darat, ah...hanya sebagai gaya kecil berceloteh saja.
Disepanjang perjalanan menuju pompa besin saya terngiang, masih
heran dan sedikit tersenyum kecil lha istilah sepeda kok berarti motor.
Jadi teringat iklan susu kental manis. Saat anak laki-laki berlogat Jawa Barat
itu bilang "Ini teh susu", kemudian anak perempuan berlogat Jawa
Tengah menjawab, "Lho,...susu dibilang teh", berulang-ulang dan
menimbulkan pongah kelucuan.
Kurang lebih 15 menit sampailah di pompa bensin tampak antrian
panjang mengekor khususnya di bilik tambahan kendaraan roda 2. Jarak 5 meter
dari noozel pengisian pertalite saya tengah asyik turun terlebih dahulu
mengamati suasana sekitar. Dari bilik pengisian petalite tersebut terdapat
keterangan bertuliskan SEPEDA arah tempat untuk mengantri pada jalur sisi kanan
dan tentunya hanya kendaraan roda dua yang mendominasinya.
Akhirnya keabsahaan pemahaman makna sepeda yang berarti motor
telah terjawab dengan dialek kebiasaan masyarakat setempat. Dalam hati saya
bergumam, "Ohh...berarti memang sudah menjadi kesepakatan tentang istilah
sepeda berarti kendaraan bermotor roda dua",mudheng saya.
No comments:
Post a Comment