Sunday, 25 June 2017

Masih Jahe Susu

Memang yang mendadak justru akan dipertemukan tentang kejadian tak terduga. Seperti ajakan dari Mas Edy Wae menyambangi warung jahe susu khas Desa Padek Kecamatan Ulujami.

Disepanjang jalan menuju TKP teringat ada teman yang juga bertempat tinggal berdekatan. Yaitu Mas Imam Santoso yang belum lama ini bertemu dengan Bu dr. Ni Lin beserta suaminya juga masih menikmati paduan jahe, gula merah dan sereh.

Tanpa ba bi bu, pesan melalui whatsapp terkirim agar bisa bersua bersama. Balasan pesan tersebut langsung mengiyakan dan ternyata memang ada rencana tujuan ke sana.

Dibalik warung sederhana berdinding bambu ternyata menghasilkan minuman susu jahe yang bisa membuat rasa kangen tak terkira. Satu gelas dinikmati masih terlalu manis kemudian ditambah lagi air panas yang disediakan gratis di atas meja. Bersama camilan kacang rebus yang berasa anyep (tidak manis) menetralisir mulut agar selera obrolan semakin hangat.

Meski minuman jahe susu berkali-kali ditambahkan air panas, rasa pedas jahenya tetap terasa. Apalagi daun sereh yang berjejer melingkar ketika diminum khas wanginya kian terasa. Sedangkan jahe tumbukan yang memenuhi 2/3 gelas besar mungkin ini yang membuat rasa pedasnya bertahan.

Semakin malam layaknya warung susu jahe biasanya, berdatangan dengan menu utama yang sama. Bersanding bersama kearifan dialek lokal masyarakat ulujami menjadi pertemuan yang saling mengakrabkan.


No comments:

Post a Comment