Pada awal bulan Juni ini ada beberapa teman saya mendadak peduli dengan pancasila. Apa benar ada
hari peringatan pancasila atau pertanyaan saya ini malah menjadi bahan ketawaan
orang-orang karena saya memang benar-benar tidak tahu tentang itu. Kalau jaman
sekarang musim bully-bully-an bisa
jadi saya dicap sebagai orang yang tak berjiwa nasionalis. Saya pun tidak perlu
diangkat sebagai duta pancasila karena menjadi duta pancasila bagi saya terlalu
berat. Untuk mengahafal naskah saja masih saja belepotan. Ini terjadi di negara saya Indonesia, negeri yang saya
banggakan.
Dari semenjak kecil tepatnya
usia 7 tahun saya diajari banyak hal tentang jiwa nasionalis, kata guru saya
seperti itu. Setiap hari Sabtu saya diwajibkan mengikuti upacara bendera. Sepertinya
sangat aneh yang terjadi di sekolah saya dan memang benar adanya, dasar sekolah
saya dulu adalah madrasah jadi hari liburnya adalah hari Jum’at. Hari sabtu
hari pertama masuk sekolah dimana segala sesuatu aktifitas dilakukan. Upacara
bendera mengawali hari pertama saya dan saya masih menganggap hanya kegiatan
seremonial saja.
Waktu saya kecil, saya tidak
mengerti tentang tujuan utama upacara bendera, yang ada hanya datang ke
lapangan mendengarkan komando dari pemimpin upacara. Menurut hemat saya bahwa
upacara bendera tidak lebih dari memang menirukan pembacaan teks pancasila,
pengibaran bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dua kegiatan tersebut
menjadi menu wajib disela-sela pesan yang disampaikan mengenai ulangan catur
wulan, motivasi belajar dan pengumuman kegiatan sekolah.
Menginjak remaja tepatnya
semasa SMP upacara bendera menjadi hari Senin karena saya memilih bersekolah di
SMP yang berstatus negeri. Prestasi saya dibawah rata-rata lebih bodoh terbukti
saya mendapat peringkat 10 dari bawah, pencapaian antara diterima atau ditolak
dan alhamdulillah pilihan bersekolah negeri terlaksana. Kehidupan nasionalis di
SMP tidak jauh beda yang namanya dengan upacara bendera. Menurut saya di SMP
ada peningkatan kalau menyanyikan lagu Indonesia Raya di SMP diringi musik drum band. Yang menjadi bahan ketawaan
kalau musiknya sudah selesai namun tim pengibar bendera masih sibuk narik tali
dan tiba-tiba langsung disebrak agar bendera cepat naik ke atas.
Dari semua pendidikan formal
semenjak tingkatan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah kegiatan sebagai bukti
cinta kepada negeri. Adapaun bentuknya mulai ditanamkan dalam sisi mata
pelajaran yaitu berupa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta
seremonial upacara bendera baik setiap hari Senin maupun disaat ada peringatan
hari besar nasional. Secara langsung para siswa di beri pengetahuan tentang
sifat tenggang rasa, saling menghormati serta mengetahui beberapa pengetahuan
Undang-undang meski dalam tahap dasar sebagai warga negara.
Keadaan saat ini di era
internet khususnya penyebaran informasi melalui media sosial merupakan bentuk
tantangan sebagaimana aplikasi dari semua pengetahuan yang telah diterima di
bangku formal pendidikan. Saya juga terkadang menganggap aneh kepada mereka
yang mengunggah status yang lebih sensitif mengenai kebenaran masing-masing
yang dikondisikan publik melihatnya dan memberikan komentar atas unggahan
tersebut. Tentunya ini bukan sebagai larangan sedang dunia maya hanya terjebak
dalam 2 dimensi dan tulisan sebagai wakil dari mimik muka serta cara
menyampaiakan yang tidak diketahui keberaadaanya. Dimana sesorang yang membaca
tulisan tersebut belum tentu satu pemikiran mengenai maksud implisit serta
sesuatu yang melatar belakangi unggahan tersebut dibuat. Saya kira sesuatu yang
bisa membuat gaduh di media sosial bisa menyebabkan perseteruan melalui beda
pendapat hingga berujung sesuatu yang tidak diinginkan dan sudah banyak kasus
nyata yang berawal dari penyalahgunaan media sosial. Kondisi ini dipandang
perlu sebagai hal yang sepele namun dampaknya luar biasa. Maka itu, sesuatu
yang substansi bukan berarti membuat kebenaran yang haq untuk dipublikasikan dengan
keberagaman yang beda. Ada batasan keyakinan masing-masing untuk mempercayai
dan itu merupakan bentuk kedaulatan mereka atas tanggung jawabnya. Lalu yang
perlu dimunculkan sari-sari keindahan dari individu masing-masing atas
substansi hidup dan pemaknaan penanaman dari butir-butir pancasila. Menurut
saya itu yang terpenting melihat kondisi sekarang.
Foto : google
No comments:
Post a Comment