Saturday, 10 June 2017

Pancasila di Bulan Juni

Pada awal bulan Juni ini ada beberapa teman saya mendadak peduli dengan pancasila. Apa benar ada hari peringatan pancasila atau pertanyaan saya ini malah menjadi bahan ketawaan orang-orang karena saya memang benar-benar tidak tahu tentang itu. Kalau jaman sekarang musim bully-bully-an bisa jadi saya dicap sebagai orang yang tak berjiwa nasionalis. Saya pun tidak perlu diangkat sebagai duta pancasila karena menjadi duta pancasila bagi saya terlalu berat. Untuk mengahafal naskah saja masih saja belepotan. Ini terjadi di negara saya Indonesia, negeri yang saya banggakan.

Dari semenjak kecil tepatnya usia 7 tahun saya diajari banyak hal tentang jiwa nasionalis, kata guru saya seperti itu. Setiap hari Sabtu saya diwajibkan mengikuti upacara bendera. Sepertinya sangat aneh yang terjadi di sekolah saya dan memang benar adanya, dasar sekolah saya dulu adalah madrasah jadi hari liburnya adalah hari Jum’at. Hari sabtu hari pertama masuk sekolah dimana segala sesuatu aktifitas dilakukan. Upacara bendera mengawali hari pertama saya dan saya masih menganggap hanya kegiatan seremonial saja.

Waktu saya kecil, saya tidak mengerti tentang tujuan utama upacara bendera, yang ada hanya datang ke lapangan mendengarkan komando dari pemimpin upacara. Menurut hemat saya bahwa upacara bendera tidak lebih dari memang menirukan pembacaan teks pancasila, pengibaran bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dua kegiatan tersebut menjadi menu wajib disela-sela pesan yang disampaikan mengenai ulangan catur wulan, motivasi belajar dan pengumuman kegiatan sekolah.

Menginjak remaja tepatnya semasa SMP upacara bendera menjadi hari Senin karena saya memilih bersekolah di SMP yang berstatus negeri. Prestasi saya dibawah rata-rata lebih bodoh terbukti saya mendapat peringkat 10 dari bawah, pencapaian antara diterima atau ditolak dan alhamdulillah pilihan bersekolah negeri terlaksana. Kehidupan nasionalis di SMP tidak jauh beda yang namanya dengan upacara bendera. Menurut saya di SMP ada peningkatan kalau menyanyikan lagu Indonesia Raya di SMP diringi  musik drum band. Yang menjadi bahan ketawaan kalau musiknya sudah selesai namun tim pengibar bendera masih sibuk narik tali dan tiba-tiba langsung disebrak agar bendera cepat naik ke atas.

Dari semua pendidikan formal semenjak tingkatan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah kegiatan sebagai bukti cinta kepada negeri. Adapaun bentuknya mulai ditanamkan dalam sisi mata pelajaran yaitu berupa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta seremonial upacara bendera baik setiap hari Senin maupun disaat ada peringatan hari besar nasional. Secara langsung para siswa di beri pengetahuan tentang sifat tenggang rasa, saling menghormati serta mengetahui beberapa pengetahuan Undang-undang meski dalam tahap dasar sebagai warga negara.


Keadaan saat ini di era internet khususnya penyebaran informasi melalui media sosial merupakan bentuk tantangan sebagaimana aplikasi dari semua pengetahuan yang telah diterima di bangku formal pendidikan. Saya juga terkadang menganggap aneh kepada mereka yang mengunggah status yang lebih sensitif mengenai kebenaran masing-masing yang dikondisikan publik melihatnya dan memberikan komentar atas unggahan tersebut. Tentunya ini bukan sebagai larangan sedang dunia maya hanya terjebak dalam 2 dimensi dan tulisan sebagai wakil dari mimik muka serta cara menyampaiakan yang tidak diketahui keberaadaanya. Dimana sesorang yang membaca tulisan tersebut belum tentu satu pemikiran mengenai maksud implisit serta sesuatu yang melatar belakangi unggahan tersebut dibuat. Saya kira sesuatu yang bisa membuat gaduh di media sosial bisa menyebabkan perseteruan melalui beda pendapat hingga berujung sesuatu yang tidak diinginkan dan sudah banyak kasus nyata yang berawal dari penyalahgunaan media sosial. Kondisi ini dipandang perlu sebagai hal yang sepele namun dampaknya luar biasa. Maka itu, sesuatu yang substansi bukan berarti membuat kebenaran yang haq untuk dipublikasikan dengan keberagaman yang beda. Ada batasan keyakinan masing-masing untuk mempercayai dan itu merupakan bentuk kedaulatan mereka atas tanggung jawabnya. Lalu yang perlu dimunculkan sari-sari keindahan dari individu masing-masing atas substansi hidup dan pemaknaan penanaman dari butir-butir pancasila. Menurut saya itu yang terpenting melihat kondisi sekarang.

Foto : google

No comments:

Post a Comment