Thursday, 29 June 2017

Pasar Krempyeng

Merupakan pasar tradisional yang terletak di pesisir pantura tepatnya di Desa Pekuncen Kecamatan Wiradesa. Apa yang membuat rasa penasaran tentang sebutannya? Yaitu kesepakatan istilah dari penduduk lokal tentang penggunaan istilah krempyeng.

Tidak ada kepastian kapan dan siapa yang memberikan penamaan tersebut. Ini pernah saya tanyakan kepada salah satu pembeli yang telah usai berbelanja.

Menurut saya krempyeng berasal dari bahasa jawa yang berarti keberlangsungannya lebih cepat. Sesuai penggunaan kata krempyeng pada pasar tradisional mempunyai makna bahwa barang-barang dagangan yang dijual akan langsung habis pada waktu itu juga. Biasanya pasar dimulai pada pukul 05.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB.

Adapun bentuk barang dagangan yang diperjualbelikan bersifat barang habis pakai. Misalkan kebutuhan sayuran, ikan, daging, bumbu pawon dan jajan pasar yang umumnya siap saji.  Bentuk lapak pasar juga bukan permanen hanya bilahan kayu yang ditata mirip bedak (kios) atau bahkan hanya berjualan di atas motor seperti layaknya ojek yang menunggu penumpang.

Karena letaknya pasar krempyeng berada diantara perumahan dan rumah penduduk, ini menyebabkan kedekatan sosial yang telah berlangsung lama. Dari pertemuan dua strata yang berbeda tidak mempengaruhi terhadap nilai harga barang. Artinya siapapun pembelinya maka harga yang dipatok akan sama. Mungkin karena kedekatan sosial tersebut sudah tidak ada batas hubungan dalam jual beli.

Memang orang Jawa itu apabila pernah diberikan kebaikan ada rasa pakewuh meski satu titik yang terselip dibenaknya. Faktor tersebut menjadi mudahnya bisa membaur diantara latar belakang yang berbeda apalagi berdirinya pasar krempyeng sudah lama menjadi komunitas ibu-ibu berbelanja.

Mendekati lebaran aktifitas pasar krempyeng tidak begitu ramai seperti hari-hari sebelumnya. Boleh jadi baik penjual dan pembeli mempunyai kesibukan mempersiapkan menyambut hari lebaran. Tapi lebih seringnya adat setempat bahwa ketika menjelang H-5 aktifitas perdagangan beralih ke pasar induk tradisional yang lebih lama aktifitasnya. Puncaknya mendekati H-1 atau sering disebut dengan pasar kembang.

Pasar krempyeng pada hari biasa menjadi pasar satelit yang membantu mengefektifkan jarak tempuh. Sedang menjelang hari lebaran kebiasaan masyarakat lebih memusat berada di pasar induk tradisional. Sambil menunggu ibu berbelanja saya sempatkan mengetik sesuatu yang saya pikirkan dan membaca kata pengantar mengenai Indonesia Poenja Tjerita.



No comments:

Post a Comment