Menjelang hari lebaran jalanan kampung dibanjiri pengendara motor
berseliweran. Ada wajah-wajah baru yang semakin tidak mengenal. Anak dahulu
yang seumuran SD sekarang sudah bergaya rambut jambul klimis sedang dikanan
kirinya dipapras 1 cm model undercut melaju kencang mengendari sepeda motor
Sesekali mampir ke warung sekedar membeli rokok dan mengisi
bensin. "Rokok satu bungkus bang, bensinnya satu liter berapaan?",
tanya pemuda belasan tahun kepada bapak-bapak penjaga warung.
"Bensin
kaleh rokok pas sedoyo selangkung mas", jawab bapak sembari mengembalikan
botol bensin ke dalam rak. Rupanya sampai saat ini bapaknya belum ngeh dengan
pemuda mudikers yang baru sampai kampung halamannya.
"Waduh
bang, gue kagak tahu selangkung, jangan pakai bahasa jawa deh gue kagak ngerti
maksudnya!", balas pemuda itu dengan nada sedikit kecewa.
"Oh...iyaa mas...mas maaf totalnya dua puluh lima ribu
pas", tingkas bapak meralat jawabannya
"Lhaaa....gitu
donk bang, pakai bahasa itu yang mudah dipahami!", pinta pemuda sembari
memberikan uang baru 20 dan 5 ribuan.
"Ohh
nggeh Mas...Ngapunten...Eh salah...oya Mas, bapak minta maaf sebelumnya",
jawab bapak sesekali tersenyum terpukau melihat anak jaman sekarang.
Setelah
pemuda itu meninggalkan warung, dalam hati bapak ini bergumam, apa saya harus
merantau juga ya biar bisa memahami Bahasa Indonesia?
No comments:
Post a Comment