Thursday, 12 January 2017

Konsep Gedung DPR

Beberapa arsitek di undang ke Jakarta untuk memberikan konsep bangunan gedung DPR. Satu persatu arsitek mengajukan konsep gedung yang berwibawa, monumental dan diberikan tempat untuk berdemonstrasi.
Berbeda dengan pendapat dari salah satu arsitek Ir. Munichi Bachroen Edress (60), asal Yogyakarta memberikan pendapatnya mengenai konsep gedung DPR. Beliau memberikan pandangan bahwa sebuah gedung yang sesuai dengan fungsinya.
Gedung DPR merupakan pengejawantahan perwakilan rakyat yang menyalurkan segala aspirasinya. Sehingga dalam sebuah konsepnya, gedung tersebut akan memudahkan rakyatnya menyampaikan segala permasalahan.
Oleh karena konsep gedung yang serba berwibawa, maka rakyat akan terasa enggan apabila ingin menyampaikan aspirasinya secara pribadi. Pada akhirnya rakyat berbondong-bondong mendatangi gedung DPR melakukan demonstrasi.
Dalam pandanganya, konsep gedung DPR pada halaman depannya terdapat gazebo-gazebo sebagai tempat interaksi bertemunya wakil rakyat dengan rakyat. Disana segala permasalahan yang dihadapi rakyat harus didengar secara langsung oleh mereka sebagai penyalur aspirasinya.
Sebelum memasuki gedung utama, didirikan makam yang berbentuk boulevard (agar tidak terkesan horor) yang terintegrasi akses keluar masuk para wakil rakyat dalam keseharian bekerja.
Harapan beliau dengan konsep seperti itu, agar para wakil rakyat senantiasa ingat akan kematian. Sehingga mereka benar-benar serius menangani permasalahan yang dialami rakyat dan satu lagi agar mereka tidak sekali melakukan korupsi karena setiap mereka pulang bekerja, akan dihadirkan pemandangan makam sebagai tujuan akhir hidupnya.

Sebuah esensi pengajian sebelum Sholat Jumat melalui siaran televisi TVMu pada tanggal 13 Januari 2017.


No comments:

Post a Comment