Wednesday, 2 November 2016

Awal November Tetap Eling lan Waspodo


Masih seputar tentang Pekalongan, di awal bulan November 2016 setidaknya terdapat dua kejadian kecelakaan begitu memilukan. Secara berurutan dalam dua hari kecelakaan tersebut sama-sama menelan korban dengan TKP yang berbeda. Meskipun ada unsur kesalahan dari pengguna jalan dengan menerobos palang kereta disaat kereta api akan lewat dan ada pula yang memang karena kurangnya  kesadaran beretika lalu lintas, dua kejadian tersebut patut kita renungi bersama.                    
 foto: google
Terasa sangat begitu bahayanya keadaan jalur jalan raya khususnya jalur pantura. Pengguna jalan dengan berbagai bentuk kendaraan hampir melewati jalur ini dalam hitungan detik silih berganti. Ritme antrian kendaraan besar selalu beriringan membawa berbagai muatan. Sementara kendaraan lain yang sudah tidak menahan rasa menunggu berusaha menyalip dan disusul kendaraan dibelakangnya dengan kepentingan yang sama. Tidak kalah merasa pentingnya pengguna kendaraan roda dua turut berusaha menyalip kendaraan di depannya.

Kendati slogan Jadilah Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas dan Budayakan Keselamatan Menjadi Kebutuhan , telah digalakkan, substansinya adalah semua pengguna jalan menjadi subyek pelopornya. Seakan menjadi hal biasa dengan keadaan motor yang beredar selain bisa membantu mobilitas  masyarakat, juga bisa menambah angka pengguna di jalan raya. Masalah yang terjadi tidak sebatas bisa atau tidaknya membeli motor melainkan kepatutan teknis serta etika berkendara menjadi pekerjaan rumah yang tidak pernah henti-hentinya. Seakan pengetahuan dan kesadaran  berkendara semakin dikesampingkan.

Maka ibarat sebuah cara agar senantiasa kembali kepada kata Eling lan Waspodo yang secara sederhana bermakna selalu ingat dan waspada. Eling  yang berasal dari bahasa Jawa yang menasehati kepada manusia agar selalu ingat kelemahan manusia dihadapan Allah SWT. Terasa tidak ada kekuatan dari manusia bahkan disaat mulai keluar dari rumah, tidak ada jaminan keamanan kecuali datang dari-Nya. Lalu kelemahan tersebut menjadi dasar penyandaran diri manusia sepenuhnya dalam keadaan duduk, berdiri, berjalan dan berbaring sekalipun.

Waspodo lebih dimaknai sebagai sifat kewaspadaan atas manusia atas anugerah akal serta indera sebagai modal manusia hidup mewujudkan amal (pekerjaan) kebaikan. Bekal terindah yang telah diberikan mempunyai kedaulatan penuh atas tanggng jawab sesuai fungsinya. Waspada berkendara lebih menekankan kesadaran usaha melindungi diri atas dasar pemikiran manusia dengan tujuan menjaga anugerah Allah SWT agar sesuai dengan fungsinya. Sifat  sederhana filosofi Jawa dengan penyandaran penuh dan berusaha tetap waspada dengan apapun yang terjadi di sekitar kita.   

Tumraping Laku lan Pikir Eling lan Waspodo sangat cocok menyambut awal bulan November dengan berbagai gejolak atmosfer politik yang akan terjadi dan kebaikan serta perlindungan dari Allah SWT selalu menjadi harapan bagi kita semua.

No comments:

Post a Comment