Tuesday, 15 November 2016

Hujan Kini Kau Datang

Pagi yang tersipu malu menampakkan tandaanya
Titik air kemudian turun berulang begitu seterusnya
Nelayan terus saja memutar tuas mesin
Berharap siang menjelang akan cerah menghadang
Petani yang mulai berjalan menuju sawah
Sangat riang tentunya
Tenaga untuk membajak lebih ringan
Anak sekolah yang belum menampakkan barisan
Lalu ayahnya mulai beranjak bangun
Dinginnya suasana pagi terasa enggan
Membuka semangat mereka
Seorang ibu sudah terjaga meskipun harus melawan
Keadaan dingin tak dihiraukan
Terasa begitu panjang tugas yang dia emban
Hujan terus datang turun menyirami kedamaian


No comments:

Post a Comment