Saturday 21 September 2019

Saat Petromas Diganti Dengan Lampu LED


Selain nasi megono, ternyata nasi goreng sering diburu orang di malam hari. Tidak di sana sini, kegemaran menu yang sudah menjadi kebiasaan. Di Wiradesa sendiri pemandangan pedagang nasi goreng menjamur di tiap 1 kilometer ruas jalan hampir ada pedagang yang mangkal di emperan toko atau menyewa halaman rumah untuk dijadikan tenda bongkar pasang sebagai tempat berdagangnya.

Sebenarnya ada benda khas yang terdapat di pedagang nasi goreng. Benda ini menurut saya hal esensi, dimana tidak dijumpai oleh pedagang lainnya. Bisa dibilang sudah ciri khasnya (trade mark). Yaitu lampu petromak yang dinyalakan berdekatan dengan tempat penggorengan beserta alat bunyi wajan yang diketuk berkali-kali.

Lampu petromak ini berwarna kuning terang. Sebagai bahan bakarnya berupa minyak tanah. Kemudian sebagai pengetahuan bahwa ternyata ada teknik khusus untuk menyalakannya. Yaitu dengan menggunakan cairan spiritus sebagai pemantik api pada lampu pijarnya. Agar nyalanya lebih terang dibantu dengan gas yang dipompa bersama bahan bakarnya. Menurut saya teknik ini perlu waktu mempelajari dan tidak semua orang bisa menyalakannya.

Penggunaan lampu petromak bagi pedagang nasi goreng keliling masih digunakan. Namun, keadaan ini tidak berlaku bagi pedagang yang mangkal. Mereka lebih praktis menggunakan lampu listrik yang disalurkan melalui tuan pemilik kiosnya.

Bagi saya ada keasyikan tersendiri menikmati nasi goreng keliling yang masih menggunakan lampu petromak. Sedikitnya ada nuansa jadul bahwa dahulu sebelum listrik menjangkau ke daerah, lampu petromak ini menjadi penerang nomor 1. Memang bagi para pedagang nasi goreng selain mempunyai kemampuan memasak yang diacungi jempol. Juga mereka dituntut harus mampu memecahkan masalah kecil, diantaranya apabila kain kasa lampu petromak tiba-tiba terbakar. Mereka harus lebih tanggap memperbaikinya. Tapi setahu saya hal demikian jarang terjadi. Saya percaya mereka lebih mahir dalam hal penerangan khususnya di lampu petromak. Tentunya masih menjaga ciri khasnya meski lampu LED kian merajalela.

No comments:

Post a Comment