Semalam ada teman datang dari Jakarta.
Namanya Jangkung, pastinya ini bukan nama sebenarnya. Jangkung teman main waktu
SMA saya dulu. Sudah 3 tahun ini Jangkung tiba-tiba menghilang. Kontaknya pun
tak pernah memberikan kabar. Seperti kejutan yang bagi saya tadi malam hape blackberry
di atas meja tiba-tiba berdering.
“Ya Halo,”
“Iyo, posisi neng endi Mas?”
“Lagi macul, meh rene pok?”
“Ya wes rene bae, kebetulan kene sepi”
“Tak rono enteni ya”
“Oke”
Gusti itu memang Maha Pandai merencanakan
serta Maha Memudahkan. Tak seperti biasanya. keadaan sawah yang sedang aku
paculi semalam terasa aman, tanaman masih terairi air hujan. Bongkahan tanah di
sawah sudah tidak perlu dirapikan. Saya masih bisa bernafas panjang, menunggu
Jangkung sambil sesekali nyeruput wedhang
jahe yang baru beli di angkringan dekat sawah. Hape blackberry pun berdering kembali untuk kedua kalinya.
“Halo, Kung”
“Mas, aku wes tekan loby”
“Yoh, maju sitik njuk langsung mudhun
tangga”
“Maju neng endi?”
“Masuk bae arah lurus, iki aku yo tak
munggah”
“Ya wes, aku iki wes maju”
“Lha iki aku wes weruh kowe”
“Tuut...tuuut....tuut....tut....”
Jangkung berjalan menuju ke tempat
yang biasa saya duduk sekedar beristirahat sejenak. Obrolan awal itu menanyakan
kabar masing-masing dan kesibukan teman. Berlanjut kepada curhatan kesibukannya
bersama keluarga yang sedang di uji mendekat kepada Sang Pencipta berupa sakit
yang telah di derita kakak kandungnya, yang sabar ya Kung!
No comments:
Post a Comment