Wednesday, 28 February 2018

Masih Kangen Dengan HP Jadul

Gaes... Kita jalan-jalan ke masa lalu, Yuk!”
“Apa ya yang akan dibahas, sepertinya paling gampang yaitu tentang handphone. Yap, tentang hp.”
Di era millenial ini alat komunikasi berupa hp sudah tidak yang bisa dienyahkan keberadaannya.
“Kok bisa ya?”   
Simpelnya kalau mau pergi kemudian hp belum ada di kantong, pilihan terbaik masih memilih untuk putar balik  mengambil hp kembali. Mungkin saja alasan perginya tidaklah sebentar. Sisi ketergatungan itu merujuk pada kepentingan berkomunikasi dengan orang lain yang juga mempunyai perangkat sama.
“Lantas, sejak kapan sih kita mulai menggunakan hp?”
Kalau jawabanku sih, ketika semua sistem perangkat pertelekomunikasian sudah mapan dalam berbagai aspek. “Jiah, tambah mubeng Lhur, dyarrr!”
 
Paket perdana yang sekarang dijual hanya 2 ribu rupiah jangan serta merta Sampeyan kepenak, gonta-ganti nomor hp. Kalau Sampeyan ingat tentang awal pertama kali munculnya kartu perdana di Pekalogan. Sekitar tahun 2000, harganya dibanderol sekitar 500 ribu rupiah, gaes!. Bentuknya sih, memang eksklusif. Paket starterpack dari sisi wadah kartu perdana berupa mika plastik mirip tempat tool set elektronik. Sangat elegan, serta berbagai informasi disajikan secara lengkap. Bahkan kalau perdana itu dikeluarkan di musim mudik lebaran, ada bonusnya, tuh! yaitu peta jalur mudik dilengkapi berbagai informasi rest area, restoran, bengkel mobil dan lainnya meskipun hanya pulau Jawa saja. Bagi sebagian orang bentuk paket kartu perdana tersebut adalah barang mahal. Ini menjadi salah satu alasan hp hanya digunakan kalangan yang mempunyai kocek lebih, pantas lah perdananya saja sudah 500 ribu apalagi unit hpnya bisa dibayangkan engga harganya? Hhmm...Penyedia jasa layanan pertelekomunikasian (operator seluler) pada awalnya hanya beberapa saja itu pun konon  juga sahamnya ada yang masih berplat merah. Agar sinyal itu hadir di kecamatan A misalnya. maka di sana juga harus dibagun Base Transciver Station (BTS) dan pemancarnya berupa menara (tower) sebagai penguat sinyal GSM kepada pengguna. Seperti kita ketahui bersama operator layanan berbasis sinyal GSM kualitasnya sangat bagus karena ditunjang oleh BTS disetiap tempat minimal di setiap kecamatan. Untuk membangung sebuah BTS saja memakan waktu serta anggaran yang tidak murah. Perizinan serta kompensasi terhadap eksekusi resiko lahan warga sekitar proyek BTS menjadi polemik berbulan-bulan hingga mencapai titik kesepakatan. Jadi, meskipun Sampeyan mempunyai kocek yang tebal kalau di daerahnya belum di jangkau sinyal operator seluler ya percuma saja gaes, lha wong BTS nya saja belum dibangun, kok!.
Selanjutnya mengenai unit hp itu sendiri. Semenjak produsen hp seperti Ericsson, Siemens dan Nokia yang awalnya masuk jajaran merek hp di Indonesia. Menurut saya hanya ada satu merek hp yang merakyat yaitu Nokia. Masyarakat mulai belajar fitur hp melalui Nokia. Selain sangat mudah dipelajari karena akses menu dalam bentuk gambar, variannya serinya beraneka ragam. Dari fasilitas layar monochrome hingga berbasisa layar TFT yang beribu warna menarik lainnya. Begitu pula ragam suara nada dering dari monophonic berlanjut teknologi polyphonic hingga berbentuk nada dering mp3 yang berasal dari potongan sebuah lagu. Saking rajinnya pihak Nokia menelurkan seri hp yang didominasi menggunakan angka misalnya 3310,3350, 5510, 5110 dan sebagainya dalam waktu yang sangat singkat. Salah satu sistem pemasaran Nokia  tersebut berdampak pada harga pasar hape akan cepat mengalami perubahan tatkala sudah ada seri terbarunya. Masih ingat kan gaes? dulu hp itu merupakan barang mahal. Semenjak seri-seri hp bertebaran maka harga hp seken masih dapat dijangkau oleh masyarakat ada yang sekitar 100-200 ribu meski waktu itu harga hape juga ada berkisar antara 2-4 juta jika memang fiturnya dirasa paling lengkap di jamannya.
                                                                                                           
Sistem pertelekomunikasian memang saling menunjang antara penyedia layanan operator, BTS serta daya beli masyarakat tentang unit hp. Saya sebagai masyarakat awam, juga berterima kasih atas segala fungsinya hp dan semboyannya Nokia Connecting People mendekatkan yang jauh. Namun, perkembangan pertelekomunikasian ini juga mempunyai side effect terhadap kemampuan bersosialisasi secara langsung yang semakin berkurang serta dampak dan berbagai masalah nasional lainnya. Maka seyogyanya, mari kita kembalikan alat komunikasi ini sebagai jembatan untuk berkomunikasi secara langsung. Sekali lagi ini sebagai jembatan saja. Yang paling terpenting tingkatan tertinggi berkomunikasi itu jika kita bisa bertemu langsung mengerti raut ekspresi wajah serta gestur lawan bicara sehingga makna serta tujuan berkomunikasi bisa tepat sasaran.

No comments:

Post a Comment