Gejala
sesorang yang sedang demam diantaranya pada fase tertentu akan mengalami
kenaikan suhu badan. Peristiwa itu juga saya analogikan terhadap taruhan
eksistensi nostalgia generasi jaman now tahun 2003 di daerah saya
Pekalongan. Jadi saya ingin mengatakan sebelum Sampeyan mengutuk polah sering makan micinnya anak-anak jaman now tahun 2018 maka sepatutnya juga
melihat tingkah di masa now-nya Sampeyan. Ada kejanggalan atau keanehan
yang menyeruak yang tidak disadari juga sangat wagu jika dilihat oleh jaman old
kala itu.
Seiring hitsnya lagu Risalah Hati milik
Dewa pada tahun 2003 turut membuat atmosfer dunia percintaan anak muda semakin
romantis saja. Persaingan masalah percintaan itu sangat wajar. Namun, tidak
diuntungkan bagi mereka yang harus pupus karena faktor kalah bondho. Eh...jangan salah bondho itu sangat sakral dan mudah
kebawa perasaaan (baper). Bisa jadi kalau keberuntungan dari bin (keturunan)
ada gen tajir ya engga masalah.
Fasilitas motor sudah lengkap tinggal mengurus jadwal tipe kendaraan yang akan
dipakai hari itu.
Jiwa petualangan pemuda juga tidak
luput dari rasa kesandung lebih tepatnya kalah saingan atas sesuatu yang
dimiliki. Meskipun lelah atas jalan hidupnya yang tidak mempunyai daya dengan
langkah lemah lesu pemuda patah hati itu saat setelah pulang apel dengan sebuah
nyanyian,
“Shogun
bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski pun kau tak cinta...kepadaku”
Nyanyian
satir itu ditujukan kepada gadis pujaannya
yang lebih memilih seorang pemuda atas
dasar mempunyai motor yang merupakan barang mewah dan dikampung saya.
Kehadiran bebek 4 Tak besutan dari
Suzuki tersebut membawa energi yang luar biasa. Bentuk lampu segitiga sangat
elegan, serta bodi yang ramping bisa menarik perhatian orang lain. Makanya ada
tipe gadis ABG pada masa itu sangat senang sekali jika bisa mbonceng menggunakan helm proyek berwarna putih berstiker HuGoS
Cafe Tempat Party Separty-partynya.
Di tahun itu pula motor belum menjamur
seperti sekarang. Kalau bukan anak dari seorang bos batik, atau seorang pedagang
penyuplai beras keinginan naik motor
yang ada hanya isapan jempol belaka. Tentunya bagi seorang gadis yang
mempunyai keinginan untuk eksis dipergaulan maka atas keadaan ini menerima
dengan lapang dada. Jika memang ada pemuda sedang dalam misi PDKT meskipun
secara tampang tidak ada yang spesial, maka keadaan fasilitas penunjang seperti
motor menjadi pertimbangan yang berat sebelah.Saya juga terkadang juga sempat no comment atas fenomena tersebut.
Bungkamnya saya pun tidak serta merta takut salah mengatakan sesuatu, akan
tetapi saya masih belum bisa sadar atas respon melongo melihat motivasi keduanya. Bahwasanya yang ada sekarang itu
tidak berati sesuatu hasil yang diusahakan, melainkan posisi mereka adalah
masih tahap proses menuju kehidupan. Seharusnya juga tidak mudah bisa
haha...hihi...sedang posisi masa depan masih dalam awang-awang. Saya pun tidak akan turut memaksakan orang lain harus
sependapat, karena memang menasehati seseorang yang sedang jatuh cinta adalah
sebuah kekonyolan belaka.
Rumus
menjadi anak gaul sangat simpel. Dandan pakaian yang berwarna jreng stabilo hijau atau ada variasi 3
warna merah hijau dan kuning kalau berdiri di pinggir jalan mirip lampu bangjo, ewhahahaa...Praktisnya telebih
dengan uang 25 ribu bisa membeli helm proyek putih dan stiker 2 ribu rupiah
yang bertuliskan HuGoS Cafe saat itu sangat marak diminati. Memantaskan diri
ditatanan sosial agar podo karo liane
menggunakan 2 jurus jitu tersebut cukup ampuh dalam kategori gadis kodya yang
suka gaul, hang out bareng gank dan coker-coker kece.
Mengenai resolusi pengetahuan tentang
HuGoS Cafe secara mendalam mereka mempunyai nilai 0 mutlak tentang isi ruang
kafe. Tahu persis letaknya kafenya pun tidak tahu apalagi tentang kebiasaan pengunjung serta bentuk minuman
yang disajikan di kafe tersebut. Sedangkan, kalau orang awam sempat membaca Tempat Party Separty-partynya di bawah
logo HuGoS Cafe sangat boleh baginya berprasangka baik kalau stiker itu
merupakan merchadise seusai masuk dari kafe itu. Meski keadaan realitanya sangat
bertolak belakang. Menurut hemat saya
jaman old dan now itu hanya batasan waktu,subyek penilainya yang terpenting
adalah filterisasi tren menghadapi
peradaban yang semakin jauh dari tatanan budaya lokal setempat.
No comments:
Post a Comment