Sudah terlalu sering
Saya melihat kejanggalan yang biasanya hadir di pagi hari. Setiap Saya akan
keluar dari komplek perumahan sering menemukan sampah sachet obat batuk cair berserakan seperti bekas penyalahgunaan obat
yang dijual bebas. Banyak sekali
pertanyaan dari diri Saya dan juga pastinya Saya harus mencari jawabannya,
meskipun hasilnya ada banyak keterbatasan yang belum bisa Saya paparkan.
Keingintahuan tersebut harus ditelusuri pelakunya kemudian alasan demikian itu
bisa terjadi serta lebih spesifik tentang isi obat batuk cair yang menjadi
media penyalahgunaan obat.
Hal yang paling awal
dirunut sesuai kronologi kejadian, bertempat di jalur keluar masuk penghuni
salah satu komplek perumahan di Wiradesa yang merupakan jalur satu sebagai
akses utama. Jalan dengan panjang 50 meter dan lebar kurang lebih 10 meter
kemudian ditengah jalan terdapat taman pembatas jalan yang dijadikan tempat
kongkow mereka. Sinar lampu penerangan disekitar jalan tidak sampai menerangi
sampai ke bagian bawah. Keadaan ini akibat banyak pepohonan yang tumbuh rindang
sehingga pada bagian bawahnya dapat dijadikan tempat bersandar dan sama sekali
tidak mendapatkan sinar lampu penerangan. Tentunya ini menjadi daya tarik
mereka para remaja yang identitasnya tidak ingin diketahui oleh siapapun yang
melewatinya. Tak jarang Saya menemui kondisi remaja putra maupun putri juga
berada disekitar jalan tersebut. Saat Saya melewati dan mengetahui adanya
mereka berada di pinggir jalan. Dari batasan pandangan Saya mereka tidak
melakukan kejadian yang melampui batasan norma, namun selanjutnya Saya tidak
menjamin semua itu terjadi dangan kondisi yang sama.
Waktu kejadian pesta
penyalagunaan obat biasanya dilakukan malam hari diatas jam 22.00 WIB. Akan
tetapi mereka sudah berada di TKP pada jam 20.00 WIB. Pada waktu tersebut
sering dijumpai kerumunan remaja bertemu bercanda bersama teman sebayanya. Pada
jam tersebut aktivitas masyarakat perumahan sering keluar masuk komplek tak
jarang kerumunan mereka sering mengganggu pengguna jalan lainnya. Mereka juga
sangat rapi menyembunyikan aksinya dalam memilih waktu pesta yaitu diatas jam 22.00 WIB.
Memang pada jam tersebut jalur ini sudah mulai lengang dari pengguna. Mereka
biasanya meminum obat batuk cair dengan
lebih dari 10 sachet sekali minum. Itupun belum jika dirasa belum sampai
titik halusinasi, mereka akan menambah jumlah obat batuk cair yang diminum.
Tidak hanya itu, minuman keras sering juga dikonsumsi yang sudah dipindahkan ke
dalam plastik. Sehingga kecurigaan warga perumahan tidak mengetahui adanya
pesta ala remaja ini.
Kandungan obat batuk
cair menurut data yang Saya lansir dari www.komposisiproduk.com
menjelaskan bahwa dalam tiap sachet berupa Guaifenesin 100 mg, Dextromethophan
HBr 15 mg dan Chlorpheniramine maleate 2 mg. Dari paparan komposisi tersebut Saya
lebih tertarik membahas tentang Dextromethrophan yang lebih berfungsi sebagai
obat batuk. Banyak kejadian korban sebagai penyalahgunaan pil Dextro terutama
kalangan remaja. Respon tanggap dari pemerintah sudah melarang perdagangan pil Dextromethophan
dijual bebas di apotik melalui peraturan BP POM pada tahun 2014. Setidaknya cara tersebut dapat
mengurangi tingkat korban penyalahgunan pil Dextro. Bagi konsumen tidak
kehabisan akal dalam menyikapi kebijakan yang diberlakukan pemerintah, ada cara
lain yang ditempuh salah satunya mencari obat bebas yang mempunyai kandungan Dextromethophan.
Sifat dari Dextromethophan
dapat menekan batuk pada dosis yang dianjurkan pada fase aman tersebut pil ini
bekerja pada sistem pernafasan manusia.
Lain halnya apabila dikonsumsi melebihi batas aman yang
direkomendasikan, atau lebih familiar disebut over dosis akan bisa menekan syaraf otak yang menyebabkan
penggunanya akan merasa “melayang atau
fly”. Saya pun berusaha mencari sumber lain mengenai batasan dosis tidak
aman yaitu diatas 100 mg sekali minum. Artinya jika ada pengguna obat batuk
cair lebih dari 10 sachet berarti telah
mengkonsumsi 150 mg, pantas saja efek “melayang” sangat kemungkinan bisa
terjadi.
Motif kenakalan
remaja yang patut menjadi tanggung jawab bersama. Saya pun berusaha mempelajari
penyebab dari peyalahgunaan obat batuk cair tersebut. Untuk sekarang ini ada
tren menarik sebagai peningkatan pamor sebagai pemuda yang hobi kebut-kebutan
di jalanan dengan berbagai modifikasi motor ada kebiasaan negatif dengan
melakukan penyalahgunaan obat. Meski bukan seperti narkoba namun bisa menjadi
gerbang awal pengenalan masuknya jaringan narkoba dengan dalih peningkatan
dalam hal materi obat konsumsinya. Sudah menjadi tanggung jawab bersama dan
masyarakat pun perlu diberi pengetahuan khususnya para pedagang di toko
kelontong atau sejenisnya jangan pernah memberikan celah kepada pemuda
khususnya para remaja disaat mereka membeli obat batuk cair dalam jumlah banyak
perlu diselidiki ada berbagai kemungkinan diantaranya paling buruk yaitu
disalahgunakan. Semoga semuanya itu bisa
memberikan pelajaran bagi masyarakat khususnya orang tua dan guru yang harus
benar-benar memperhatikan pergaulan anak-anaknya.
No comments:
Post a Comment