Menjelang
siang di depan kampus Dharma bersanding dengan kawannya Wongso teman berbeda
jurusan. Dharma masih menggunakan baju hijau polos bersama tas punggung. Serasa
sembari membawa kumpulan kertas foto kopian sepertinya materi kuliah yang akan dipelajari
“Gimana
kuliah hari ini kapan mulainya?”sapa Dharma sembari duduk ditrotoar depan
kampus.
“Oh…hari
ini dua jam mata kuliah sudah selesai tadi jam sebelas, terus kamu gimana?”
“Aku
hari ini nunggu dosennya mau konsul, tapi jam sekarang masih ngajar, tuh di
ruang kuliah sebelah”.
“Kamu
sedang skripsi kan? “
“Sampai
bab berapa tentang skripsimu?
“Bodo
amat mengenai skripsi yang sedang Aku garap, tetep jalani apa yang
diperintahkan, serasa capek konsal-konsul mulu”, gumam Wongso kepada Dharma.
“Memang,
susah So…ngerjain skripsi?”, tanya Dharma kepada Wongso.
“Dibilang
susah ya susah…dibilang mudah ya mudah, tinggal niatnya ngejalaninnya”
“Terus
niatmu ngerjain skripsi ada masalah?”, lekas Dharma meninggalkan sejenak sambil
memesan batagor disampingnya.
“Bentar
ya So…pesan batagor dulu!” ucap Dharma dan segera menghampir kembali
“Kalo
aku dari awal sih kuliah yang pertama cuma nurutin orang tua biar mereka seneng
aja, kalau anaknya bisa kuliah seperti teman-tamannya di kantor”.
“Terus
km jalaninnya gimana?”
“Ya
kaya gini hanya sebatas jasad dan ilmu masih sebatas angka-angka yang tiap
semester diberikan kepada orang tua”
“Ooohh…
tapi nilaimu cukup membuat orang tuamu senang?”
“Yaa
begitulah, gini-gini gaya slengean aku bisa diandelin, tapi semuanya gak bikin
aku berlebihan”
“Bagus
So…Aku salut liat kamu”
“Salut
napa?”
“Meski
kamu hobi keluar malem, asoy geboy bareng temen-temenmu ternyata otakmu encer
juga ya”
“Encer
gimana?” Tanya Wongso kepada Dharma.
“Yah
bisa diandelin lah kalau menurut akademi nilai menjadi tolok ukur”
“Hahahaa....mereka
itu hanya aku tipu dengan nilai-nilai yang aku peroleh”
“Lha
kok km bilang gitu? Maksudnya nipu, kamu nyontek pas ujian?”
“Boro-boro
nyontek kalo dicontekin ya mungkin iya, Aku juga heran dengan teman didepanku
pas ujian”,
“Jawabanku
sendiri ndak tau benar atau salah, kok masih dicontek”
Pak
Seno datang sembari membawa 2 porsi batagor memecah pembicaraan mereka.
“Ayo
So…sambil dimakan batagornya”
“Oya
kembali ke yang tadi Aku belum maksud tentang jawabanmu tadi kok bisa-bisanya
kamu nipu dosen?”
Sembari
tersenyum kecil Wongso serasa menyimpan makna
“Kuliah
itu hanya sebatas standarisasi penilaian tentang bidang tertentu yang selalu
dibatasi”
"Manusia belajar bisa kepada ayat-ayat alam, hewan, lingkungan dan paradigma belajar jangan dibatasi sekedar pembelajaran formal"
"Manusia belajar bisa kepada ayat-ayat alam, hewan, lingkungan dan paradigma belajar jangan dibatasi sekedar pembelajaran formal"
“Yang pencapaiannya
hanya nilai bahkan attitude itu masih tergantung dari asal dan lingkungan dari
masing-masing mahasiswa”
“Jadi
yang diinginkan kampus ya hanya pencapaian nilai dan pembelajaran perilaku itu mutlak
tergantung mahasiswanya”.
“Kok
tumben kamu So, punya pikiran sampai segitunya, lantas setelah sidang skripsi
nanti rencanamu mau kerja apa?”
“Kalau
kamu bilang kerja berarti secara tidak langsung ijasah menjadi alat dong untuk
bekerja?”
“Ya
iyalah…kita kan cowok paling tidak ya berusaha nyari kerja setelah kuliah”
“Kembali
ke topik awal bahwa sebenarnya Aku kuliah hanya sebatas menuruti orang tua”
“Terutama
kemaren pas ujian tes hanya jurusan sekarang ini yang jarang peminatnya
sehingga Aku bisa masuk”
“Nyawa
selama kuliah pun hampir tak ada, Aku masih tetap semangat kuliah bahkan tidak
ada kamus untuk bolos. Dengan seperti ini Aku sudah bisa membahagiakan orang
tua”
“Ini
lagi....kamu tanya yang aneh-aneh belum wisuda sudah tanya nanti mau kerja apa?”
“Hahahaaa….hahaha…”
Dharma tertawa sembari melepas dahaga es teh di depannya.
“Kamu
tuh memang aneh So pikiranmu beda sama temenl lain”, lanjut Dharma.
“Lhoo..lha
iyaa bener….aku tho ya…kuliahku bukan pendidikan vokasi ya output nya bisa
beraneka macam jadinya”
“Kalau
kamu memang butuh jawaban sekarang agar kamu tidak penasaran ya aku jawab”
“Semisal
nanti Aku lulus kuliah terserah Tuhan akan menempatkan semisal menjadi tukang
sampah pun tetap Aku jalani apa adanya, apa ada hubungan mengenai kuliah
tentang pekerjaan? Nggak juga kan? Yang penting substansi kualitas hasil
pekerjaan serta kehalalannya“
Dharma
semakin menciut mendengar jawabannya Wongso
“
Kamu memang top So, pokoknya nanti kalau kamu lulus dulu terus ada info
pekerjaan Aku dikabari ya”.
“Owalah…tinggal
ngomong dari awal nanti mau ikut kerja bareng gitu saja banyak tanya
muter-muter sampai keblinger”
“Hahahaaa….
Guyon So…jangan ambil hati…”
foto:google
No comments:
Post a Comment