Thursday, 13 October 2016

Menari diatas Meja Perdebatan

Dunia yang hanya sebatas layar terus memenjarakan kehidupan nyata manusia
Seakan terus menyertai langkah bagai derap langkah merayap kaki tentara
Teratur mengukir garis-garis hidup,harus selalu ada dan diadakan
Meneruskan kabar yang disampaikan burung dengan kicauan tidak layak didengar
Tendensi menjadi penikmat berakal sehat semakin memudar
Merajut terhadap kicuan pertama kemudian provokasi dikicauan selanjutnya

Langkah kaki berpijak ibu pertiwi menangis melihat anak-anaknya
“Engkau jangan begitu nak,
Kuasai egomu jangan terlalu hanyut
dalam keadaan yang tak pasti”

Dekapan hangat meredam segala tingkah polah, hujatan ketidak puasan
Melalui telinga kasih sayang berujar panjangkan pandanganmu
Buka lepar lalu kepakkan diseluruh pikiran sempit
Yang menjadi dasar kebenaran yang belum tentu benar

Genderuwo dan cukong dihadapanmu juga masih juga ribut
Memperebutkan tanah syurga yang engkau pijak
Sembari minum kopi mereka tertawa tebahak-bahak
Melihat kekanak-kanakan penghuni syurga

Lalu dalam hatinya berkata
Aku berhasil memperkeruh suasana diatas layar meja
Atas kebenaran mereka masing-masing, lalu bertengkarlah
Selebihnya kuangkat wakilku sebagai dewa kebenaran melalui hembusan kicuan burung
Didepan layar kaca!

                                Foto :google

No comments:

Post a Comment