Dunia yang hanya
sebatas layar terus memenjarakan kehidupan nyata manusia
Seakan terus
menyertai langkah bagai derap langkah merayap kaki tentara
Teratur mengukir
garis-garis hidup,harus selalu ada dan diadakan
Meneruskan kabar yang
disampaikan burung dengan kicauan tidak layak didengar
Tendensi menjadi
penikmat berakal sehat semakin memudar
Merajut terhadap kicuan
pertama kemudian provokasi dikicauan selanjutnya
Langkah kaki berpijak
ibu pertiwi menangis melihat anak-anaknya
“Engkau jangan begitu
nak,
Kuasai egomu jangan
terlalu hanyut
dalam keadaan yang
tak pasti”
Dekapan hangat meredam
segala tingkah polah, hujatan ketidak puasan
Melalui telinga kasih
sayang berujar panjangkan pandanganmu
Buka lepar lalu
kepakkan diseluruh pikiran sempit
Yang menjadi dasar
kebenaran yang belum tentu benar
Genderuwo dan cukong
dihadapanmu juga masih juga ribut
Memperebutkan tanah
syurga yang engkau pijak
Sembari minum kopi
mereka tertawa tebahak-bahak
Melihat
kekanak-kanakan penghuni syurga
Lalu dalam hatinya
berkata
Aku berhasil memperkeruh
suasana diatas layar meja
Atas kebenaran mereka
masing-masing, lalu bertengkarlah
Selebihnya kuangkat
wakilku sebagai dewa kebenaran melalui hembusan kicuan burung
Didepan layar kaca!Foto :google
No comments:
Post a Comment