Desa Padek Kecamatan Ulujami terletak
5 km dari jalur jalan raya pantura ke arah utara. Desa Padek terkenal masih mempunyai
area persawahan yang cukup luas, selain itu perekonomian masyarakat sekitar
ditunjang dengan industri kecil salah satunya industri konveksi. Memang dari
dahulu Kecamatan Ulujami terkenal sebagai gudang jasa konveksi pakaian jadi
yang dipasok ke berbagai kawasan di Indonesia.
Tidak hanya terkenal dengan sentra
industri kecil kuliner di Desa Padek sangat terkenal diantaranya minuman
khasnya yaitu wedhang jahe. Ada
beberapa penjual wedhang jahe di daerah ini yang rata-rata buka pada malam
hari. Selain sangat pas dihidangkan sesuai waktunya ternyata masyarakat sekitar
juga sudah terbiasa dengan kebiasaan bekerja lembur menjalankan mesin-mesin
konveksi. Adanya alasan tersebut warung-warung kuliner malam sangat ramai
dikunjungi oleh pelanggannya.
Minuman berbahan dasar jahe baik yang
masih oriiginal atau berbentuk campuran seperti wedhang rondhe, wedhang
tahu, wedhang jahe susu, wedhang alang-alang maupun
wedhang uwuh sangat menarik bagi Saya khususnya mengenai khasiatnya. Cita
rasa aroma jahe selain bisa melegakan tenggorokan dapat juga berfungsi sebagai
penghangat tubuh atau bisa menghilangkan rasa pegal jika ditambahkan daun serai
sebagai pelengkapnya. Informasi adanya
wedhang jahe khas Desa Padek direkomendasikan oleh teman Saya yang kebetulan
berdomisili disana.
Berjarak kurang lebih 10 Km dari Wiradesa
Saya bersama Om Budi memulai perjalanan gowes ke Desa Padek Kecamatan Ulujami. Selain
lebih aman dari lalu intas kendaraan besar
melalui jalur desa dipilih karena lebih dekat jaraknya. Meskipun ada tantangan
tersendiri disaat melewati jembatan Depok sebagai terusan Sungai Sipait
Kecamatan Siwalan. Keadaan bantaran jembatan sudah kategori aman, namun kondisi
malam yang banyak terpaan angin sangat terasa ditengah jembatan. Saya pun menambah
kecepatan kayuhan agar sampai di desa seberang yaitu Yosorejo.
Jalur pemukiman penduduk dengan banyak
kegiatan konveksi menjadi tanda bahwa kawasan tersebut memasuki Kecamatan
Ulujami. Memang sangat kental tentang
kegiatan konveksi meskipun malam hari mereka masih sibuk memutar mesin-mesin
jahitnya sepertinya sangat giat dalam bekerja. Perjalanan sampai di depan rumah
teman Saya Om Furqon tepatnya di Desa Pamutih dan kebetulan beliau berada
dirumah. Obrolan ringan bersama diteras rumah sembari melepas lelah menurunkan heart rate dari kayuhan sepeda.
Obrolan dilanjutkan sesaat setelah beranjak bersama menuju Desa Padek sebagai destinasi utamanya.
Jalanan desa yang masih minim penerangan sangat membuat tak percaya ada
kehidupan bermasyarakat menuju desa ini. Kanan dan kiri jalan berupa persawahan
orang Jawa sering menyebutnya “mbulak sawah” dan begitu gelapnya jalanan
sekitar. Pertigaan pertama menuju dua jalur persawahan desa, sama-sama
menunjukkan sisi suasana gelap yang tidak dapat dibedakan. Sekitar 500 meter
kemudian terlihat mobil-mobil yang parkir dipinggir sawah. Suasana ini membuat
lega setidaknya sudah ada tanda-tanda kehidupan masyarakat.
Disebutkan oleh Om Budi meski warung jahe
ini sangat sederhana, namun penikmat wedhang jahe ini dari berbagai
kalangan. Selain masyarakat sekitar juga
ternyata masyarakat luar daerah yang sengaja datang kemari merasakan sensasi
hangat wedhang jahe. Suasana warung
di pinggir sawah seakan sangat jauh dari keramaian masyarakat kampung sangat terasa
membutuhkan pengorbanan sekedar menelusuri kawasan persawahan. Strata sosial
membaur dalam suasana kehangatan jahe bersatu dalam obrolan khas masyarakat
kampung seakan mereka ingin terus berlama-lama dalam suguhan gelas besar berisi
ramuan wedhang jahe yang menyegarkan.
Satu persatu keadaan warung Saya
perhatikan khususnya adonan meracik wedhang
jahe. Pada bagian ruang peracikan terlihat ada alat penumbuk jahe terbuat dari
potongan kayu yang cukup besar. Diatas kayu terdapat batu sebesar genggaman
tangan orang dewasa Saya pun menyimpukan alat ini berfungsi sebagai penumbuk jahe.
Kemudian disampingnya ada ikatan daun serai yang telah siap sebagai
pelengkapnya. Serasa keingintahauan Saya ingin segera berakhir, dipesannya 3
porsi wedhang jahe kepada ibu
penjualnya. Kolaborasi yang begitu kompak antara bapak dan ibu penjualnya.
Bapak yang segera menumbuk jahe sedangkan ibu menyiapkan berbagai bahan
tambahannya seperti susu kental manis, daun serai dan gula aren.
Tak terasa pesanan sudah sampai di
hadapan kami, gelas besar bersama potongan jahe disandingkan daun serai sebagai
pengaduk rempah jahe didalamnya. Terasa begitu kental aroma jahe disaat sendok
diangkat terasa berat ternyata didalam gelas hampir penuh tumbukan jahe. Hanya
adukan kecil memutar agar campuran bahan larut agar bisa segera dinikmati.
Warna wedhang telah berurbah agak
berwarna putih terlihat komposisi susu sudah menyatu bersama tubukan jahe dan
gula aren. Rasa mendasar jahe yang
terasa pedas sampai kerongkongan tekstur susu agak hilang sedangkan manisnya
gula aren tidak begitu terasa namun aroma wangi aren semerbak menambah selera.
Perpaduan yang sangat cocok dengan mempertimbangkan rasa jahe yang lebih
dominan. Dalam hati terus bergumam sayang jarak warung ini yang tidak dekat
dengan tempat tinggal Saya yang tidak bisa diulangi dalam tiap kesempatan.
Obrolan terus berlanjut hingga
malam disaat wedhang jahe akan segera habis masih ada tambahan air panas yang
disediakan, masih tidak berkurang rasa pedas jahenya. Semakin ditambah air jahe
didasar akan terus menambah rasa pedasnya. Sangat pantas jika pelanggan membutuhkan
waktu menikmati wedhang jahe sekitar
satu jam untuk menikmatinya.
Ada ketulusan yang dimiliki oleh ibu
dan bapak penjual wedhang jahe ini,
mereka tidak membedakan pelanggan dengan apa dan siapa pembeli itu datang.
Seakan mereka menutup mata arti kasta sosial hanya keuletan dan selalu fokus
dalam meramu segelas wedhang jahe
untuk dipersembahkan kepada pembeli yang budiman. Waktu terasa sudah menuju ke pertengahan malam, saat itu pula Saya segera mempersiapkan diri untuk pulang. Efek badan terasa hangat mulai Saya rasakan disaat perjalan gowes dan semoga suatu saat bisa bersua kembali.
Ijin ambil gambarnya pak, hehe
ReplyDeleteJahene full sereh mantap tenan pastinya
ReplyDelete