Tanah kita akan memang kaya akan berbagai komoditasnya,
tidak hanya alam melainkan tentang praktek pembelian yang menyangkut, katanya
hajat hidup orang banyak. Banyaknya komoditas yang akan dibeli jauh memberikan
nilai anggaran belanja semakin fantastis. Berlaku apapun sebuah omset terkecil
hingga pengadaan yang mencapai pagu berlebih.
Ibarat pengadaan segenggam pupuk
kandang dengan berbagai arah birokrasi yang dibuat serumit mungkin atas dasar
tertib administrasi atau sejenisnya. Seakan tiap bagian harus melalui prosedural
yang harus ditempuh dalam prosesnya. Bukan menyalahkan sistem, namun dari cara
tersebut sudah memberikan kontribusi nilai kejujuran dari asas pembelian atau
malah memberikan celah dari oknum ditiap tahapnya.
Penjual pupuk kandang pun tak kalah
pelik dengan sistem naluri berdagangnya dengan mengetahui pembelinya yang
mempunyai kebiasaan “nyentrik” turut menjual diatas harga biasanya. Maka
disinilah emas dipertaruhkan dengan dasar suka sama suka, mau tidak mau,
ataupun minimal sebatas nota kosong yang nantinya akan ditulis sendiri oleh
pembelinya.
Pengadaan yang berupa lelang
menyulutkan cara atas dasar kekuasaan perseorangan secara prosedur telah
dimenangkan oleh satu pihak. Tidak bisa membenarkan arti kejujuran dari
kemenangan atas dasar spesifikasi pembelian bisa jadi kemenangan tersebut sudah
ada andil dari bagian pihak terkait. Semuanya itu sudah tertata serapi mungkin
bahkan pihak lain sangat sulit mengetahui rekam jejak sebenarnya. Kembali lagi
emas yang dipertaruhkan sebagai pembayaran utama dari sebuah niaga, yang katanya
berhubungan dengan hajat hidup orang banyak.
Senja akan segera sirna atas usia yang
sebentar lagi akan merenggut balok bata dipundaknya. Sinar ufuk timur akan segera menyongsong
atas kehidupan selanjutnya. Harapan-harapan baik terus disenandungkan agar kita
semua bisa berubah menjadi benar-benar manusia yang tersadarkan. Menjadi
manusia subuh terasa pilihan tepat kelak akan bekerja dikala fajar kan datang
maka harapan kekuatan kejujuran menjadi udara segar bagi kita semua.
foto:google
No comments:
Post a Comment