Wednesday 18 May 2016

Makhluk yang Dinamis





Disebut manusia didalamnya terbekali rasa. Membedakannya adalah proses yang tak pernah henti sebagai kodratnya. Keputusan memilihnya ujian terbesar untuk berkualitas ataupun tidak.

Semenjak membuka mata hanya bisa membedakan orang-orang terdekat. Kemampuannya pun bertambah disaat mulai berjalan, maka mulai mengenal orang-orang sekitar. Mulai mengenal warna menjadi kegiatan positif di taman kanak-kanak. Interaksi sosial dengan sebayanya berlanjut dari sekolah bahkan disaat bermain dilingkunganya. Pola pikirnya bertambah sesuai jenjang tahunnya. Keterbatasan pemikiran yang telah ada, maka akan berubah sesuai kemampuan yang dimilikinya. Pendidikan bertingkat mengajarkan peningkatan kemampuan dasar pada manusia.

Akhlak serta kepekaan hati diawali dalam kehidupan keluarga.  Peran keluarga berpengaruh besar terhadap pendidikan akhlak seorang anak. Cara mengajarkanya pun dilakukan berjenjang disaat mereka belum bisa membaca dunia sekitar. Salah satu contoh memberikan pendidikan akhlak untuk menerima pemberian menggunakan tangan kanan. Sangat sederhana, tetapi sangat berpengaruh baginya. Belum mengetahui makna yang terkandung dalam interaksi tersebut atau mungkin tidak perlu untuk diberikan penjelasan kepadanya. Mengajari bertingkah laku pada anak kemudian mengingatkannya akan terbentuk sebuah kebiasaan. Pendidikan akhlak rumus utamanya menanamkan unsur cara hidup dengan kebiasaan.

Berinteraksi sosial mampu melihat keadaan diluar yang sangatlah berbeda dari kebiasaanya di rumah. Hubungan yang tercipta dari hal yang menuntut manusia, untuk saling membutuhkan. Menghasilkan hubungan timbal balik yang sangat erat kaitannya. Semenjak Sekolah Menengah Pertama dihadapkan oleh keadaan alami manusia pada masa pubertas dengan interaksi remaja yang ingin menemukan jati dirinya. Pertemanan yang sangat akrab hingga mereka mengklaim sebagai sahabat sering dilakukan pada usia sekarang. Problematika orang tua menghadapi masa purbertas sering bergesekan dengan keinginan seorang anak yang mengakibatkan beda pendapat diantara keduanya. Maka disitulah sering terjadi kegiatan berbagi keadaan kepada sahabatnya. Muncul pelajaran-pelajaran dari luar  sebagai awal mula mengenal kehidupan bermasyarakat.

Belajar bertahan hidup menjadi pola mendasar saat manusia beranjak dewasa. Pada usia diatas mendekati 17 tahun pada umumnya mulai menemukan konsep hidupnya. Meski tidak semua manusia bisa mengenyam pendidikan lanjutan maka secara langsung akan terbesit untuk melakukan hal yang bisa mengisi waktu luangnya. Tidak mempunyai pencapaian target hanya sekedar mencari pengakuan masyarakat karena pada tahap ini manusia baru akan belajar untuk bertahan hidup selayaknya.

Bagi mereka yang kebetulan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah lanjutan, maka tahap ini tantangan pertama bagi kedewasaannya. Terlepas dari masa indah sebagai anak SMA yang beridentitaskan masa bermain bersama, ‘nongkrong bareng’ ataupun kegiatan yang berunsurkan otomotif melekat pada usianya. Maka peran orang tua sebagai penyeimbang dari hobi ataupun kesukaan mereka. Sedikit demi sedikit perannya memberikan wawasan tugas manusia disaat harus menjalankan kewajibannya dimasa mendatang. Masa yang pasti dan datang dan manusia tidak akan pernah menolak dari bertambahnya usia. Maka yang dibutuhkan kemampuan untuk bertahan hidup sebagai manusia. Pencerahan kehidupan akan memberikan wawasan tanggung jawab manusia mendatang. 

Menjadi dewasa adalah rangkuman berbagai pengalaman kehidupan manusia bersifat dinamis. Rangkuman yang dimaksud berupa proses kejadian yang dialami manusia yang disimpan dalam kemampuan daya ingatnya. Akal dan pikiran manusia berperan untuk menghadapi berbagai persoalan kemudian memecahkannya serta mengevaluasi dari pengambilan keputusannya. Dari evauasi tersebut menghasilkan kesimpulan kemampuan pribadinya. Apabila kemampuannya masih jauh yang diharapkan maka cara pengambilan keputusan tersebut hendaknya tidak diulang kembali untuk kehidupan mendatang. Hal tersebut masih dalam 1 masalah yang dihadapi. Maka semakin banyak masalah yang dihadapi manusia kemudian merangkumnya menjadi daftar kemampuan pribadinya, hanya keputusan terbaiklah yang akan digunakan untuk memecahkan masalah selanjutnya.

Pengalaman kehidupan berhubungan dengan interaksi sebagai makhluk Tuhan dan makhluk sosial. Bersifat dinamis dimaksudkan bahwa manusia diberi kemampuan untuk memperbaiki kualitas hidupnya dalam hal bertingkah laku dan ada sisi interaksi manusia sebagai makhluk Tuhan. Interaksi manusia kepada Tuhannya bermuara pada segala tingkah laku manusia. Masyarakat mengharapkan output ibadah berupa sisi baik manusia yang dapat bermanfaat. Dari sekian banyak sistem cara ibadah kepada Tuhan pada akhirnya membentuk pribadi manusia yang berkualitas. Namun manusia terkadang kurang mengetahui esensi dari dari ibadah. Kalaupun manusia mengetahui makna yang terkandung didalam ibadah maka manusia enggan melakukannya. 

Memperbaiki diri kunci dari proses pendewasaan manusia. Bersentuhan langsung kepada hati yang ditautkan dengan kehidupan religi manusia kepada Tuhannya. Merupakan aspek mendasar agar jalan manusia untuk menuju kebaikan selalu dituntun-Nya. Memohon ampun atas semua kesalahan yang diperbuatnya menjadikan hati manusia lembut, menyadari akan hakekat manusia yang lemah dan banyak dosa. Bersifat dinamis lainnya bermaksud bahwa manusia mempunyai kemungkinan yang besar untuk merubah dirinya. Selama manusia masih bernafas maka kesempatan untuk menjadi manusia berkualitas akan semakin besar.

No comments:

Post a Comment