Thursday 5 May 2016

Jangan meniru Bapakmu, Nak!

Bapakmu yg sekarang menjadi pemimpin masih jauh dari perbuatan baik. Mentalnya masih ingin mengejar hingar bingar kursi kekuasaan serta kemewahan. Bapakmu terlalu lelah mengejar memikirkan peluang-peluang keuntungan dari berbagai proyek yg Bapak kerjakan. Hingga Bapak merasakan usia Bapak habis untuk mengejar kesenangan di balik jabatan serta keuntungan.
Bahkan ada dari teman-teman Bapak merasa nyaman ketika membahas kebijakan hingga tertidur pulas tertangkap CCTV di ruang rapat. Pastinya Bapak menyadari bahwa sifat Bapak masih jauh dari sifat pemimpin sebenarnya. Pemimpin dicontohkan para tokoh peradaban pemimpin sebelumnya.
Keberadaan Bapak bekerja saat ini berawal dari pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Mereka belum mengetahui penuh karakter sifat Bapak. Mereka pun tidak mengetahui kepentingan partai yg mendesak jabatan Bapak, sehingga dg terpaksa terkadang Bapak mengeluarkan kebijakan yg bertentangan dg hati nurani Bapak.
Anakku sayang...
Tidaklah terlambat nak,
Tersenyumlah untuk hari esok yg lebih cerah. Tataplah kehidupanmu dengan penuh semangat dan optimis karena kelak keadaan bangsa akan lebih baik.
Semua harapan Bapak tentang bangsa tergantung dengan usahamu sekarang, nak.
"Janganlah terhanyut keadaan bangsa sekarang, korupsi, penggelembungan dana, penyalahgunaan anggaran, hujatan kelompok, serta usaha untuk memecah belah antar umat beragama namun sudah umat seagama pun turut akan di adu domba, serta kesalahan-kesalahan lain yg Bapak lakukan".
Anakku sayang...
Duniamu sekarang dekat sekali dg media sosial. Bapak berharap km lebih dewasa dlm menyikapi semua pemberitaan yg beredar di dalamnya.
Jadikan media sosial sebagai motivasi hidup lebih baik. Janganlah menggunakan nafsu untuk terlalu percaya mengenai kabar berita. Karena ada sesuatu hal, yg hanya cukup km lihat, cukup km ketahui, dan tanpa perlu km sebarkan.
Jangan menyebarkan sesuatu yg sekiranya km tidak mengetahui peristiwa sebenarnya yg terjadi. Jikalau km mengetahui peristiwa itu terjadi, cobalah renungkan dalam hati nuranimu tentang manfaat untuk kebaikan lebih besar atau bahkan menimbulkan fitnah luar biasa dampaknya.
Tahukah km nak...
Tuhan tidak memberikan pertanyaan tentang kontribusimu untuk negara. Justru pertanyaan paling utama bagimu adalah tanggung jawabmu terhadap keluargamu.
"Bagaimana cara memberikan nafkah untuk istri serta anakmu?
"Bagaimana km mendidik istri serta dalam bertauhid kepada Tuhan Nya?"
Km juga harus lebih pandai menanggapi permasalahan hidupmu. Menyeleksi masalah yg diletakkan di tangan, ada masalah yg harus km serap kedalam dihati, masalah yg harus dipikiran secara matang, masalah yg cukup untuk dilihat lalu direnungkan bahkan ada masalah tidak perlu sama sekali untuk didengarkan bahkan disebarkan.
Yang terjadi kesalahan anak muda zaman sekarang yaitu mereka tidak pandai menyeleksi permasalahan hidupnya. Sehingga ada masalah yg seharusnya cukup untuk dilihat malah malah diletakkan ditangan. Sedangkan masalah yg seharusnya diletakkan di tangan malah diabaikannya. Bapak berharap km agar bisa terus belajar untuk mengatasi kehidupanmu dg bijak.
Teruslah berkarya, nak...
Bapak berharap kelak generasimu akan menjadikan pencerah dari kehidupan sekarang. Biasakan berfikir jernih dalam menghadapi disetiap permasalahan. Tetap fokus di jalanmu yg km anggap itu adalah kebaikan. Lakukanlah kebaikanmu untuk hari ini dan lakukan kebaikan itu dengan sebaik-baiknya.
Nak...carilah kebahagiaan bukan kemewahan...
Carilah kebahagiaan dalam pekerjaanmu walaupun kebahagiaan itu sedikit, lalu bersabarlah. Tuhan memberikan kebahagiaan dari rasa syukur terkecil dr hamba Nya. Semakin hambanya bersyukur maka Tuhan Berhak memberikan tambahan nikmat dr arah yg tidak terduga.
Bapak berharap kelak profesimu menjadi kebaikan bagi dirimu sendiri, keluarga, serta orang lain akan merasa nyaman atas kehadiranmu. Tuhan memberikan sesuatu kepada mu agar km lebih bersyukur atas apa yg km dapat suatu saat Tuhan berhak memberikan kebahagiaan yg sesungguhnya kepada mu.

No comments:

Post a Comment