Friday 8 April 2016

Tuhan berada di Syurga

Masih teringat dibenak Saya disaat kecil
Bermain bersama teman sebayanya
Sekalipun diantara mereka dan
Saya yg juga berada didalamnya,
terlibat untuk meyakinkan sebuah pendapat.
Salah satu dari teman Saya mengatakan,
"Sampeyan ora ngapusi ngomong ngunu...
nek ngapusi wani mlebu neroko ora?" 

("Kamu berkata jujur akan pendapatmu...
kalau gak jujur km berani masuk neraka tidak?").
Hanya sekedar untuk memaksa bertindak jujur dari perkataan.
Tindakan eksekusi paling efektif yaitu dg mengancam
pendapat temannya yg masih diragukan keberadaanya.
Diotaknya terdapat pemikiran syurga dan neraka.
Pemahaman tersebut  didapatkan dari orang tua dan guru
yg lebih menekankan bahwa syurga tempatnya orang yg baik
dan berbudi pekerti.
Sedangkan neraka tempatnya orang yg tercela
dg segala sifat kebohongannya.
Bertambahnya waktu syurga dan neraka terus bertengger
sebagai alarm koordinasi tindakan manusia.

Disaat ingin melakukan kebaikan maka dg harapan kelak
syurga menjadi tujuan akhir manusia.
Begitupun makna neraka adalah balasan kepasa manusia yg lupa
akan perintah Tuhannya. Bumbu bumbu harapan pahala kelak
yg akan diterimanya di Kampung Akhirat dari hasil kebaikan
sebiji "dzarrah" (biji kol) semasa di dunia turut diperhitungkan.
Tentu tak lain semua dilakukan dg tujuan untuk memudahkan
manusia berbuat kebaikan.

Sungguh hidupku, ibadahku hingga matiku hanya untuk Tuhanku.
Sebuah doa yg selalu diucapkan disetiap waktu saat berdialog vertikal kepada Nya.
Ikrar yg terucap menandakan bahwa ketika manusia hidup melakukan kebaikan,
semuanya dilakukan karena perintah Tuhan. 
Begitulah cara Tuhan mengenalkan Diri-Nya kepada hambanya.
Bagi mereka yg masih anak-anak dikenalkan bahwa Tuhan
melalui tanda Kekuasaan Nya bisa memberikan balasan antara syurga dan neraka.


Namun, seiring perkembangan hidup manusia,
Tuhan menambahkan pemahamannya melalui pemikiran
bahwa semua kebaikan yg ia lakukan hanya untuk beribadah kepada Nya.
Ibadah serta kebaikan manusia merupakan wujud cinta
seorang hamba kepada Tuhan nya.

Hamba yg telah mencintai Tuhan nya akan rela melakukan semua yg diperintahkan Nya.
Bersabar atas segala yg dilarang Nya.
Sungguh Tuhan sangat senang ketika hambanya benar benar patuh atas perintah Nya.

Berlomba lomba untuk menjadi yg terbaik dalam menjalankan perintah Tuhan nya.
Memang benar adanya disaat kebaikan akan mendapatkan kenikmatan syurga.
Tapi bukan semata syurga adalah tujuan utamanya.
Kebahagiaan hakiki ketika manusia bertemu kepada Tuhan nya.
Disaat menikmati keindahan syurga manusia kebingungan seraya berkata,
 
"Tuhanku....mana Tuhanku....
meskipun aku telah di syurga...
aku ingin sekali bertemu Kepada Mu...".
Kemudian Tuhan menjawab,
"Hai manusia...
bukan nya engkau ketika di dunia,
selalu mengharapkan syurga?"
"Ini aku tunaikan permintaanmu...
syurga dan seisinya menjadi kenikmatanmu"
Manusia pun menjawab,
" Terima kasih Tuhan...
saya baru menyadari bahwa
kenikmatan hakiki yaitu bertemu kembali Kepada Mu".
"Orang yg bertemu kembali Kepada Mu
hanya diberikan kepada orang-orang yg Engkau cintai
dan melakukan kebaikan atas perintah Mu"
"Beliau manusia yg tulus ikhlas berbuat kebaikan
atas dasar kecintaan Kepada Mu, tanpa mengharapkan apapun".
"Balasan bagi orang yg beribadah karena kecintaan Kepada Mu,
pasti dan pasti syurga tempat terbaik baginya".
 
"Maaf kan...aku Tuhan...
yg selalu mengharapkan syurga dan
tidak memanfaatkan akal fikiranku bahwa semua ibadah
adalah bentuk kewajiban hamba
untuk membuktikan cintanya kepada Mu..Maaf kan aku".
Judul mengenai Tuhan berada di Surga
Memaknai tentang
kebodohan manusia (termasuk Saya) 
karena terkadang masih salah fokus antara tujuan utama manusia.
Seharusnya lebih fokus memaknai  perintah Tuhan karena wujud kecintaan Nya.

Bukan karena keberadaan saya memaknai ibadah
yg mengharapkan syurga sebagai balasannya.
Mengkosongkan ilmu tiap kali bertemu seseorang
dan menimba ilmu kepadanya adalah wujud
bahwa manusia harus belajar dari orang lain
agar manusia lebih mendekatkan diri Kepada Nya.
Semoga Tuhan Memberikan ampunan bagi kita semua.
Wallahu A'lam
Terima Kasih mbah nun beserta kiai kanjeng atas motivasinya.

No comments:

Post a Comment