Thursday 28 April 2016

Ngesrep

Suara adzan magrib mengiringi kaki ini turun dari bus kota di persimpangan patung kuda. Sebutan yang sangat dikenal bagi kaum pencari masa depan di Kota Atlas. Pencari masa depan dengan cara bermukim, bermasyarakat, menjemput rezeki, menambah imu dan hanya cuma sekedar mampir. Ada penyebab yang menjadikannya sangat ramai diantaranya gerbang utama masuknya tiga tempat perguruan tinggi, jalur menuju Bukit Kencana serta arah pusat Pemerintahan Banyumanik. Angkot kuning menjadikan ciri khas alat transportasi paling murah yang paling diminati berbagai kalangan pengguna Jalan Ngesrep. Sekitaran perempatan Ngesrep terbentang pertokoan ke arah Jalan Gombel lama dan baru. Di sebelah barat terdapat pemberhentian bus menuju arah kota. Tepat di pinggirnya ada sebuah masjid dan pondok pesantren menjadikan perempatan lebih religi walaupun tidak semua orang memperhatikan. Masjid ini lebih menjorok ke barat dari tepi jalan utama. Sebelah selatan ngesrep jalan menuju arah Ungaran sekitar 3 km akan di temui pusat perbelanjaan yang tiap awal bulan dibanjiri pembeli karena terkenal dengan harga miringnya.

Pagi hari sepuluh tahun yang lalu Ngesrep masih berkabut. Menambah mesranya dinginnya malam hari dan disambut dengan turunnya kabut dari arah perbukitan. Jalananan mulai ramai sekitar pukul 06.00 berbagai aktifitas anak sekolah serta lalu lalang bus dipenuhi seragam putih biru hingga putih abu. Menginjak pukul 07.00 berganti para pekerja dengan motor hingga mobilnya terus merayap menunggu giliran untuk melintasi lampu traffic light. Teriknya sinar matahari tak menyurutkan para mahasiswa untuk pergi ke kampusnya. Roda dua terus berlalu lalang keluar masuk Jalan Ngesrep. Menginjak pukul 14.00 suasana jalanan ramai kembali seiring dengan jam pulangnya anak sekolah. Ramainya keadaan ini berlanjut hingga adzan magrib berkumandang menandakan para pekerja belum sampai ke rumahnya. Begitu mulianya orang-orang yang melewati Jalan Ngesrep ini. Tuhan akan mengangkat derajat nya bagi orang-orang yang ingin menambah ilmu serta Tuhan akan memberikan jaminan Syahid bagi yang bekerja dengan mengharapkan Ridho Nya. Semoga Tuhan memberikan barokah kepada mereka. Sampai sekarang Saya belum pernah menemukan asal muasal nama Ngesrep. Kepada penduduk sekitar pun sepertinya tidak mengetahui sejarahnya. Mungkin harus bertanya kepada simbah yang ahli mengenai sejarah di sekitaran Banyumanik ini. Namun niatan itu hanya sekedar keinginan yang tertunda karena ada yang lebih penting dari hanya sekedar mencari tahu sejarahnya Ngesrep. 

Keinginan muncul lagi setelah sekitar 3 tahunan Saya tidak lagi melewati atau bahkan berhenti sejenak menikmati wedhang tahu di pinggiran jalan ini. Entah karena rasa kangen atas persimpangan yang menjadi sejarah bagi kehidupan Saya. Sekedar untuk bernostalgia sepertinya Saya ingin mencoba  memberikan arti mengenai Ngesrep menurut versi Saya. Arti ini sangatjauh dari kebenaran menurut sejarah yang ada. Kebetulan tempat kelahiran Saya di Jawa dan kata Ngesrep ini tidak jauh dari bahasa lokal yaitu Bahasa Jawa. Kata Ngesrep berasal dari kata “asrep” yang berarti adem, sejuk bahkan mendekati hawa dingin. Kata imbuhan “nge-“ bermakna membuat atau menjadikan sesuatu. Apabila dua kata ini digabung maka berarti menjadikan sejuk atau bermakna tempat yang membuat penghuninya akan berasa nyaman dengan kondisi alam yang sejuk dan keadaan masyarakanyang mengenakkan atau geguyub, melahirkan “asreping ati” (kesejukan hati). 

Berdasarkan kondisi geografis tanah ngesrep merupakan puncak bukit di sekitar bukit gombel menjadikan hawa udara di pagi hari sangat sejuk karena dulu nya banyak pepohonan yang masih tumbuh belum terjamah oleh perumahan penduduk. Semua nya itu hanya perkiraan dan kesempitan pengetahuan yang Saya miliki. Jangan pernah percaya apapun yang Saya katakana karena data yang Saya miliki belum begitu valid bahkan tidak ada referensi khusus dari sebuah narasumber. Tapi niatan Saya untuk mengenang bahwa Jalan Ngesrep adalah jalan perjuangan bagi kehidupan Saya di Kota Atlas.
Terima Kasih Tirto Agung dengan Kenyamanannya


No comments:

Post a Comment