Monday 11 April 2016

Tanduk


(Pendekatan Lokal) 
Tidak menutup kemungkinan bahwa bahasa dapat mempunyai kesamaan tulisan namun  pengggunaannya berbeda dalam ilmu bahasa disebut sinonim. Ada varibel terikat dalam kaidah sinonim yaitu apabila persamaan kata masih dalam satu Bahasa Indonesia. Apabila persamaan kata mempunyai ruang ranah bahasa berbeda Saya pun belum pernah mengetauhi penyebutan istilah yang tepat. Misalkan kata tanduk dalam Bahasa Indonesia berarti cula dua yg berada dikepala kerbau, lembu dan kambing. 
 
Namun, jika persamaan kata mempunyai ruang ranah bahasa berbeda misalkan Bahasa Indonesia dg Bahasa Daerah Saya pun belum pernah mengetahui istilah yang digunakan. Kata tanduk dalam Bahasa Jawa khususnya Pekalongan kata tanduk berarti tambah, yg digunakan disaat melakukan jamuan makan. Lebih spesifik lagi apabila ketika makan dikira masih kurang, baik nasi maupun lauknya dan keadaan perut masih mampu untuk menambah porsi lagi penambahan itu disebut tanduk. 
 
“Mas monggo...tanduk maleh...niki sekule taksih katah...!”
 (Mas silakan...tambah lagi...ini nasinya masih banyak...!” 
 
Tawaran yang untuk menambah porsi dobel jika Anda singgah di Pekalongan. Jangan pernah bingung dg kata tanduk karena mungkin dihidangan yg berada di hadapan Anda tidak sop tanduk atau tanduk bakar.
Persamaan kata tanduk menurut Saya bukanlah sinonim karena sudah berlainan bahasa yang digunakan. Kata serapan pun juga tidak memenuhi karena kata serapan masih ada hubungan hakikat dari kata tersebut. Sungguh bahasa lokal memberikan aneka ragam kata dan apabila dikorelasikan dg bahasa lain terkadang ada yang nyambung bahkan ada yang tidak kaitannya sedikitpun.

No comments:

Post a Comment