Thursday 28 April 2016

Panda di Hutan Belanda


Raja hutan meraung berjalan membawa teman dari hutan kepulauan. Memang benar keberadaannya seekor mamalia Panda dibawanya dari kepulauan seberang. Kehidupan seperti biasanya kicuan burung menyambut kedatangan Raja Hutan. Daun pinus tumbuh lebat dibawahnya kumpulan satwa kecil merayap melakukan kegiatan gotong royong membangun rumahnya. Kancil serta tupai meloncat berirama menari bermain di pinggir sungai dibalik lembah. Monyet terus berpindah dari pohon yg sangat tinggi mengayunkan tanganya atas kegembiraannya dihari itu. Gemercik tetesan mata air mengalir terus mengaliri seirama deringnya tanda kehidupan satwa yg singgah.

Satu rumpun Panda hidup berdampingan dengan Raja Hutan. Aneka tumbuhan lumut menguliti bebatuan melingkupi tempat singgah dua satwa yg begitu akrabnya dan sangat disegani oleh penduduk hutan. Keberadaannya tak mengusik aktifitas ekosistem dari kehidupan hutan. Ada ataupun tidaknya mereka, penghuni hutan tetap solid menjalankam masing -masing perannya.

Mentari mulai menarik diri dari hamparan langit. Burung pun mulai memutar mengerucut ke salah satu pohon sebagai tempat tinggalnya. Kesemuanya itu menunjukan bahwa senja telah datang dan kehidupan malam pun dimulai. Raungan keras di puncak bukit hutan terdengar sebagai tanda ada peringatan bagi penghuni hutan. Raja Hutan mengundang seluruh pengguni hutan untuk mendengarkan sabda Raja. Ketika semuanya telah berkumpul maka sabda Raja Hutan pun terucap.

"Wahai penghuni hutan...Tidak lah kau tahu akan kekuasaan ku di hutan belantara ini?"ucapan tegas yg keluar dari mulut Raja Hutan.
Tupai melompat ke depan dari kerumunan penghuni hutan lalu berkata,
"Tak diragukan lagi Raja..engkau penguasa hutan tempat tinggal kita ini...sepertinya ada sesuatu hingga malam ini kita semua diundang untuk menghadapmu?"ucap tupai menanggapi pertanyaan sang Raja Hutan
Raja Hutanpun menjawab,"Sebentar lg aku mau keluar dari Raja Hutan ini, ada tugas lebih penting dari sekedar Raja Hutan. Aku titipkan kerajaan ini ke Panda agar kalian lebih taat menjalani kehidupan lebih baik".
Suasana pun hening mewarnai pembicaraan tersebut. Sontak kancilpun berkata,
"Raja boleh pergi dan diganti oleh Panda namun, Apakah nasib kenyamanan hidup kita dapat terjamin?", tanya kancil kepada Raja Hutan.
"Selama kepemimpinan Panda...Saya menjamin kenyamanan kalian di sini. Seperti biasanya kalian melakukan aktifitas sehari-hari" jawab Raja Hutan atas pertanyaan si Kancil.

Mereka pun beranjak dari pertemuan itu. Penghuni hutan menerima keputusan Raja Hutan untuk mengakhiri jabatannya. Keesokan hari nya Panda pun mulai menjadi satwa nomor satu di hutan itu. Hari silih berganti Panda mulai menampakkan sifat aslinya, keras kepala, angkuh, serta berkata kasar kepada penghuni hutan lainnya. Keberaadaan kekuasaanya menjadikannya angkuh seakan akan penguasa paling pandai diantara lainnya. Tidak pernah dingin nada bicaranya ketika bicara sesuatu dengan dalih atas nama penghuni hutan.

Keserakahannya Panda berdampak pada kehidupan satwa kecil disekitar hutan. Rumah semut yg telah dibangunnya bertahun-tahun luluh lantak karena kesewenangannya. Panda membuat rencana untuk membuat salah satu satwa lebih berkembang biak lebih pesat, dengan dalih tersebut Panda memusnahkan satwa-satwa kecil yang menurutnya menjadi penghambat bagi kehidupannya. Panda pun tak menyadari bahwa sebuah ekosistem yang baik, dibangun oleh baiknya rantai makanan yang berkaitan. Apabila salah satu satwa dimusnahkan rantai makanan akan terganggu secara otomatis ekosistem di hutan akan menjadi kacau. Begitulah sifat Panda yg arogan kepada kehidupan penghuni hutan.


Panda pendatang yg angkuh berlaku kasar kepada penghuni hutan. Tak pernah menyadari sebelum ia datang ekosistem hutan sudah mulai tumbuh berkembang. Tak pernah menyadari bahwa kedatangannya hanya dibawa oleh Raja hutan. Rumah semut yg telah terbangun pun sudah berdiri kokoh sebelum ia datang. Semoga Tuhan menyadarkanmu, Panda.

No comments:

Post a Comment