Sunday, 22 July 2018

Tol


Saya pengen ketawa kalau ngucap jalan TOL di hadapan temen yang suka ngebanyol jorok. Yah, emang begitulah hidup Tuhan Maha Asyik, menciptakan sisi humor manusia biar dunia engga sepi. Ternyata teknik melucu secara alami pun tidak semua orang bisa memiliki. Di sekitar temen sampeyan pun mungkin ada yang punya seperti itu, humor ala 17+ tanpa sensor.

Pagi ini, iseng-iseng saya nyisiri TOL Pekalongan - Tegal yang masih belum difungsikan. Kalau menurut saya ini yang akan menjadi jalan selingkuhan dari pantura. "Kok, bisa dibilang jalan selingkuhan?"
"Lha, wong kalau mau menikmati jalan TOL aja harus bayar tarif. Semua ada itungan jarak dan jenis tarif kendaraan "

Kalau yang setia dengan hiruk pikuknya pantura. Polusi udara, di pepet truk FUSO dan tanki LPG 21000 kg berasa ikut ajang Fearfactor. Belum lagi kalau ketemu dengan pengendara yang seenaknya nyalip terus berhenti di depan "Mak jleg...!" pengennya nimpuk duit biar bisa buat ujian SIM lagi. Kalau pas berhenti di lampu bangjo setelah turunan jembatan, bisa ketemu ibu-ibu pedangang sayur yang teriak bilang, "Awas-awas minggir...minggir", yang ternyata sepedanya nggelondor tanpa rem. Bisa merasakan jengkel dan pengen ketawa. Berbagai masalah di atas erat kaitannya sebagaimana hubungan mahligai rumah tangga. Dari masa perkenalan, ijab qobul, persiapan persalinan dan seambrek suka dukanya.

Sedangkan kalau lewat tol, bertujuan agar jalan bebas hambatan. Segala macam kesulitan bisa ditekan termasuk sistem pembayaran. Konon sudah era digitalisasi. E-toll apa E-money sejenisnya. Jadi pengendara sebelumnya harus mengisi saldo agar transaksi agar lebih efisien.

Semakin ringannya nominal uang jaman sekarang yang bertuliskan angka dalam layar monitor. Belanja online sudah memulainya sistem saldo belanja. Mungkin besok ada pedagang sayur depan rumah pun bayarnya lewat saldo e-sayur. Akh, embuhlah jangan terlalu menghayal. Jika dianalogikan dengan modus perselingkuhan rumah tangga, jalan selingkuh erat kaitannya dengan kemudahan, jalan pintas meraih kenikmatan, tanpa komitmen dan penuh resiko.

Apa ada sesuatu hal yang bisa di timbulkan dari jalan TOL? selain mengurai kemacetan ada sisi lain yang tidak semuanya orang bisa memaknai serta menerimanya. Kalau boleh urun rembuk, meski infrasruktur transportasi dibuat sedemikian luas jaringan, efisien dan dimanjakan berbagai kemudahan. Akan lebih bijaknya derasnya arus industri otomotif turut dikendalikan.

Selamat Malam, kalau lewat tol dampingi suami Anda.



No comments:

Post a Comment