Di hadapan saya ada dua gelas,
satu terisi penuh air mineral dan satunya masih belum terisi apapun. Sedang di
samping kedua gelas itu terdapat satu botol sirup yang siap untuk dihidangkan.
Saya jadi teringat nasihat dari
Mbah, "Kalau ingin pengetahuanmu bertambah maka kosongkanlah kemapuan
otakmu. Ketika bersosialisasi dengan siapapun itu. Sebagaimana gelas yang
kosong niscaya akan mudah menerima input yang besar. Suatu saat akan bermanfaat
di kehidupanmu", ucap Mbah ketika saya diberi kesempatan bertemu beliau.
Gelas kosong mempunyai makna
peniadaan diri. Maksudnya, menghilangkan potensi diri sendiri, merasa lebih
dari keadaan orang lain. Dalam bidang apapun, harta, ilmu, ketrampilan,
kecakapan dan sebagainya. Potensi tersebut bisa mempengarui proses penangkapan
gejala pengetahuan. Sebenarnya ada yang mudah dipelajari, malah bisa
berkebalikan sangat sulit atau malah menjadi hambatan ruang belajar yang lebih
dalam.
Gelas yang sudah terisi air
mempunyai batasan lebih sedikit untuk menerima input dari luar. Begitupun
kemampuan otak kita yang belum dikosongkan akan lebih sulit menerima berbagai
macam pengetahuan dari orang lain.
Gelas yang kosong bagi Mbah
menitipkan pesan bagi manusia. Analogi tersebut lebih mudah dipahami dan saya
lebih percaya proses tersebut memerlukan penalaran kesamaan. Saya mesti banyak
meminta nasihat-nasihat lain sebagaimana gelas yang kosong tersebut.
No comments:
Post a Comment